(Dan Tri) – Para ahli baru saja menemukan area pembuatan garam di atas bebatuan di Quang Ngai yang berusia sekitar 2.000 tahun. Area seluas 10 hektar ini mencakup waduk air laut alami dan ladang garam di permukaan bebatuan.
Dr. Doan Ngoc Khoi, Wakil Direktur Museum Provinsi Quang Ngai, mengatakan bahwa ia baru saja menemukan area yang digunakan oleh masyarakat Sa Huynh kuno untuk membuat garam. Area ini terletak di dalam Monumen Nasional Khusus Budaya Sa Huynh.
Daerah ini disebut dataran garam, yang telah ada sejak sekitar 2.000 tahun yang lalu. Dataran garam ini memiliki luas sekitar 10 hektar di Desa Long Thanh 2, Kecamatan Pho Thanh, Kota Duc Pho, Provinsi Quang Ngai.

Para peneliti mempelajari metode pembuatan garam di atas bebatuan masyarakat Sa Huynh kuno (Foto: Quoc Trieu).
Masyarakat Sa Huynh kuno memanfaatkan fondasi batu dan air laut yang tersedia untuk membuat garam untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Saat air pasang, air laut mengalir ke waduk alami di sepanjang pantai. Sinar matahari menyebabkan air di waduk menguap, sehingga meningkatkan salinitas air yang tersisa.
Masyarakat Sa Huynh kuno kemudian mengambil air dari waduk dan menuangkannya ke ladang garam. Ladang garam tersebut berupa sel-sel kecil di permukaan batu, yang merupakan cekungan alami atau dibuat oleh manusia dengan menggunakan tanah liat untuk membangun tanggul.
Sekitar 3 hari kemudian, air laut di dalam sel batu menguap dan mengkristal membentuk garam putih. Rata-rata, satu sel batu menghasilkan 2-3 kg garam.
Menurut Dr. Doan Ngoc Khoi, dalam proses penelitian budaya Sa Huynh, para peneliti sangat tertarik pada teknik tembikar dan pembuatan garam masyarakat Sa Huynh.
Sebelumnya, para arkeolog hanya menggali makam guci dan peninggalan Long Thanh tetapi belum menemukan jejak pembuatan garam.

Garam yang dibuat di atas batu sangat putih dan bersih (Foto: Quoc Trieu).
Oleh karena itu, penemuan situs pembuatan garam batu milik masyarakat Sa Huynh kuno ini memiliki makna yang sangat penting, dan menjadi dasar penting untuk membandingkan wilayah pembuatan garam milik penduduk Sa Huynh prasejarah dengan wilayah pembuatan garam di Asia Tenggara dan Asia.
Para peneliti terus mengumpulkan artefak untuk dianalisis guna menentukan usia standar pembuatan garam. Analisis dapat dimulai dari sampel kerang yang dikumpulkan di dataran garam, atau analisis petrografi untuk mengetahui struktur permukaan dataran garam dan abrasi batuan.
Sumber: https://dantri.com.vn/xa-hoi/phat-hien-trang-muoi-da-2000-nam-tuoi-cua-nguoi-sa-huynh-co-20240712115154508.htm






Komentar (0)