Ilmuwan China mengembangkan metode efisien untuk menghilangkan garam dalam air melalui penguapan sinar matahari.
Evaporator silinder mengurangi kehilangan energi dan mencegah penyumbatan garam. Foto: Nature
Metode baru ini disebut "ramah lingkungan" dan efektif, mampu menyaring lebih banyak air per hari dibandingkan metode serupa, SCMP melaporkan pada 28 September. Secara spesifik, tim peneliti menyaring sekitar 22 liter air per meter persegi per hari, cukup untuk 10 orang dewasa. Studi baru ini dipublikasikan di jurnal Nature.
Tim peneliti menggunakan bubuk titanium jenis baru dengan daya serap energi matahari yang tinggi dan mencampurnya dengan material lain untuk menciptakan evaporator silinder. Evaporator ini dirancang untuk meminimalkan kehilangan energi dibandingkan evaporator datar. Evaporator ini dapat mencapai laju penguapan 6,09 kg per jam. Associate Professor Yang Bo dari Northeastern University, salah satu anggota tim peneliti, mengatakan bahwa metode mereka telah memecahkan rekor dunia untuk laju penguapan.
Desalinasi tradisional menggunakan osmosis terbalik untuk memisahkan garam dari air laut. Secara spesifik, air dialirkan melalui membran kecil bertekanan, yang menyebabkan air terpisah dari komponen lainnya. Proses ini sangat intensif energi. Menurut Departemen Energi AS, sekitar 25-40% biaya desalinasi air digunakan untuk energi yang dibutuhkan untuk menjalankan pompa yang menciptakan tekanan osmotik.
Dalam metode uap surya, evaporator menyerap panas, mengubah air menjadi uap, dan meninggalkan garam. Uap tersebut mengalir ke kolektor yang lebih dingin, tempat uap tersebut mengembun menjadi air murni.
Yang mengatakan bahwa metode uap tidak menghasilkan emisi karbon karena mengandalkan sinar matahari, alih-alih tekanan, untuk desalinasi. Penelitiannya memberikan arah baru bagi desalinasi air laut yang dapat secara efektif mengatasi kekurangan air sekaligus menghemat energi melalui desain yang cerdas.
Dengan luas permukaannya yang besar, evaporator silinder dapat mencegah penumpukan garam, yang penting untuk meningkatkan efisiensi sistem uap surya. Metode desalinasi air laut ini tidak hanya lebih berkelanjutan, tetapi juga dapat diperluas untuk produksi bahan bakar, disinfeksi uap, dan pembangkit listrik, tambah tim tersebut.
Thu Thao (Menurut SCMP )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)