Asal usul meteor
Meteor terbentuk dari puing-puing meteoroid, yang seringkali tertinggal setelah komet melewati Matahari. Saat komet melintas, es dan debu di permukaannya menguap, menciptakan awan puing yang melayang di angkasa.
Ketika Bumi bergerak ke area yang tepat dari bidang puing-puing ini – biasanya pada waktu yang sama setiap tahun – partikel debu tersedot ke atmosfer Bumi.
Foto ilustrasi.
Fenomena bercahaya spektakuler
Potongan-potongan debu atau batu ini, meskipun sangat kecil, ketika melesat ke atmosfer dengan kecepatan hingga 11–72 km/detik, bertabrakan kuat dengan udara, menghasilkan panas, dan terbakar terang. Itulah seberkas cahaya yang kita sebut meteor.
Kebanyakan meteor terbakar habis sebelum mencapai tanah. Namun, jika bongkahan meteor cukup besar dan tidak terbakar habis, sisa bongkahan meteor yang jatuh ke tanah disebut meteorit.
Kapan Anda dapat melihat bintang jatuh?
Meteor dapat muncul secara sporadis kapan saja, tetapi waktu terbaik untuk melihatnya adalah selama hujan meteor reguler. Beberapa hujan meteor yang terkenal adalah Perseid (Agustus), Geminid (Desember), atau Quadrantid (Januari).
Inilah saat Bumi melintasi awan debu yang ditinggalkan komet, menyebabkan jumlah meteor melonjak tinggi – mungkin hingga ratusan per jam.
Meteor: keajaiban kosmik di langit malam
Meskipun hanya berupa debu angkasa yang sangat kecil, meteor tetap menjadi salah satu pemandangan paling spektakuler di langit. Tak hanya indah, meteor juga menyimpan petunjuk berharga yang membantu para ilmuwan memahami sejarah Tata Surya dan alam semesta.
Pernahkah Anda membuat permohonan ketika melihat bintang jatuh? Mungkin keajaibannya bukan hanya terletak pada cahayanya, tetapi juga pada jutaan tahun perjalanannya untuk mencapai langit malam kita.
Sumber: https://doanhnghiepvn.vn/cong-nghe/sao-bang-hinh-thanh-nhu-the-nao/20250419020114735
Komentar (0)