Tepian Sungai Dak Snghe terus terkikis dalam beberapa hari terakhir , menyapu banyak lahan pertanian seperti kopi, singkong, dan pohon buah-buahan. Khususnya, setelah badai No. 13, kedua tepian terkikis dalam, banyak bagiannya berada dekat dengan permukiman, sehingga menimbulkan potensi risiko bagi keselamatan warga yang tinggal di sepanjang tepian sungai.

Bapak Bui Van Duyen, warga Desa Kon Skôi, Kecamatan Kon Braih, bercerita: “Mendengar kabar badai saja sudah membuat seluruh desa tak bisa tidur. Jalan di sepanjang tepi sungai tidak memiliki tanggul, hujan deras saja bisa menghanyutkan jalan kapan saja. Seperti baru-baru ini, milisi dan polisi harus begadang semalaman untuk memantau ketinggian air, agar jika terjadi situasi buruk, mereka dapat segera memberi peringatan kepada warga.”
Tak hanya Bapak Duyen, Bapak A Nhuong di desa yang sama juga tak kuasa menyembunyikan kekhawatirannya setiap kali banjir melanda. Bapak A Nhuong mengatakan, warga di sini sangat berharap pemerintah segera membangun tanggul. Setiap kali hujan deras, air meluap hingga ke tepi rumah, entah kapan tanah akan runtuh atau rumah akan tersapu banjir.
“ Tanah longsor tidak hanya mengancam rumah-rumah tetapi juga merusak jalan utama Desa 10, satu-satunya jalan yang melayani lebih dari 1.000 hektar lahan produksi di Kon Skôi dan desa-desa sekitarnya. Jika jalan ini terus terputus, transportasi hasil pertanian warga akan sangat sulit dan bahkan mungkin terhenti total ,” ujar Bapak N Nhuong.
Bapak Le Quang Chinh, Ketua Komite Rakyat Komune Kon Braih, mengatakan: Selama badai baru-baru ini, permukaan air Sungai Dak Snghe naik secara tidak normal, menyebabkan tanah longsor parah di daerah menuju Desa Kon Skoi, yang secara langsung mengancam properti dan mata pencaharian lebih dari 120 rumah tangga.
"Komune telah merencanakan relokasi sekitar 35 rumah tangga yang terdampak parah. Namun, dalam jangka panjang, kami berharap Komite Rakyat Provinsi akan memperhatikan pengalokasian dana untuk membangun tanggul anti-erosi demi melindungi keselamatan warga . Investasi dalam sistem tanggul anti-erosi di tepi Sungai Dak Snghe dianggap sebagai solusi mendesak untuk melindungi jiwa dan harta benda warga, sekaligus menstabilkan produksi dan memastikan pembangunan berkelanjutan di seluruh wilayah," ujar Bapak Chinh.
Sumber: https://baophapluat.vn/sat-lo-bo-song-dak-snghe-hang-tram-ho-dan-doi-mat-nguy-hiem.html






Komentar (0)