Membuat kerangka hukum untuk teknologi pencetakan 3D

Peraturan khusus diperlukan untuk memastikan pengembangan pencetakan 3D, dan pada saat yang sama, untuk menangani pelanggaran secara ketat.

Mesin dan material cetak 3D kini diproduksi di Vietnam, yang berkontribusi pada penurunan biaya cetak yang signifikan. Namun, Vietnam membutuhkan solusi efektif untuk memanfaatkan teknologi cetak 3D secara optimal dan menghindari risiko.

Aplikasi multi-bidang

Setahun yang lalu, pengontrol gim Tuan M. pecah berkeping-keping. Untuk membeli yang baru, Tuan M. harus mengeluarkan banyak uang. Namun, berkat layanan desain dan pencetakan 3D daring, ia mendapatkan pengontrol baru dengan harga terjangkau. Selain komunitas gim, orang-orang yang gemar mengoleksi model karakter miniatur juga diuntungkan oleh teknologi pencetakan 3D. Dengan set model yang diimpor dari luar negeri, jika ada komponen yang hilang, hilang, atau rusak, cukup pesan layanan pencetakan 3D untuk "memperbaiki masalahnya".

Dikombinasikan dengan pemindai 3D dan perangkat lunak khusus, terutama dengan kekuatan kecerdasan buatan (AI), manusia dapat mencetak 3D boneka dan patung miniatur yang tampak seperti manusia sungguhan. Di bidang pendidikan, pencetakan 3D digunakan untuk produksi perlengkapan sekolah, mainan anak-anak... Pencetakan 3D juga dapat menciptakan perhiasan unik dan personal sebagai hadiah. Tidak hanya barang pribadi atau rumah tangga, teknologi pencetakan 3D juga telah merambah ke bidang industri, seperti manufaktur mobil, drone, kapal, konstruksi, kedokteran, militer ... Manusia telah mampu menggunakan "bubuk sayuran" untuk mencetak 3D makanan seperti daging, ikan... dengan rasa yang realistis untuk disajikan kepada "para vegetarian".

Pada tahun 2022, sekelompok mahasiswa dari Universitas Pendidikan Teknik Kota Ho Chi Minh membangun sebuah rumah menggunakan printer 3D, setinggi 3 meter dan seluas 27 meter persegi, yang meliputi ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi. Rumah ini dirancang dengan model rumah singgah dan selesai setelah 30 jam pencetakan dengan biaya sekitar 50 juta VND. Di bidang medis, teknologi pencetakan 3D banyak digunakan, memberikan banyak manfaat bagi pasien, terutama dalam perawatan trauma - ortopedi, kedokteran gigi, dan material biomedis. Banyak penelitian telah dilakukan untuk pencetakan 3D jaringan biologis dengan harapan bahwa di masa depan, produksi bagian tubuh manusia akan dimungkinkan.

Beberapa tahun yang lalu, Akademi Teknik Militer Vietnam meneliti, menguasai, dan mengembangkan teknologi pencetakan logam 3D domestik. Akademi menerapkan teknologi WAAM (menggunakan energi las busur untuk melelehkan material logam filamen dan pengendapan material lapis demi lapis dengan gas pelindung) untuk menciptakan produk. Ini merupakan solusi efektif untuk memproduksi komponen berukuran besar dengan biaya investasi peralatan yang relatif rendah, cocok untuk kondisi domestik.

Printer 3D semakin banyak digunakan di banyak rumah.

Pengendalian risiko

Pada lokakarya tentang teknologi pencetakan 3D yang diselenggarakan oleh Pusat Informasi dan Statistik Sains dan Teknologi Kota Ho Chi Minh (CESTI), para peneliti menilai bahwa potensi penerapan teknologi ini di sejumlah bidang manufaktur di Vietnam cukup tinggi dan akan terus berkembang di masa mendatang.

Namun, penerapan dan pengembangan teknologi ini juga memiliki "sisi gelap". Yang paling umum adalah kekhawatiran tentang penyalinan dan hak cipta, terutama di bidang seni pahat. Khususnya, dengan semakin majunya teknologi pencetakan, yang dipadukan dengan kekuatan AI, masalah penyalinan karya seni menjadi semakin menantang. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah penggunaan teknologi ini oleh kelompok kriminal untuk memproduksi senjata yang dapat menyebabkan kerusakan. Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF, di bawah Departemen Kehakiman AS) menyatakan bahwa sekitar 20.000 senjata "hantu" ditemukan oleh lembaga penegak hukum AS dalam investigasi kriminal pada tahun 2022 (10 kali lebih tinggi dibandingkan tahun 2016). Selain itu, teknologi pencetakan 3D, yang sebagian besar bergantung pada bahan plastik, menimbulkan masalah sampah plastik dari bahan yang tidak dapat didaur ulang. Oleh karena itu, penggunaannya perlu dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab demi melindungi lingkungan, dengan beberapa aturan yang harus diikuti. Selain itu, pengembangan dan penggunaan bahan cetak yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang juga perlu digalakkan.

Menurut pendapat para ahli yang dihimpun oleh CESTI, pengembangan teknologi pencetakan 3D di Vietnam membutuhkan dukungan dari Pemerintah, kementerian, dan lembaga terkait. Misalnya, dalam membangun kerangka hukum, standar material, proses konstruksi, penerimaan konstruksi, dan sebagainya perlu ditetapkan secara jelas. Kerangka hukum tersebut harus memastikan pengembangan aplikasi pencetakan 3D dan menangani pelanggaran secara menyeluruh.

Selain itu, perlu dibangun sumber daya manusia yang ahli dalam teknologi cetak 3D, adanya koneksi antara tenaga ahli dalam dan luar negeri.

Sejak tahun 2022, teknologi pencetakan 3D telah diarahkan dan diterapkan oleh Pemerintah dalam kelompok "teknologi material baru" dan "teknologi manufaktur-otomasi" dalam Strategi Pemerintah untuk Pengembangan Sains, Teknologi, dan Inovasi hingga 2030 (Keputusan Perdana Menteri No. 569/QD-TTg tanggal 11 Mei 2022). Sebelumnya, sejak tahun 2020, teknologi pencetakan 3D telah dimasukkan oleh Pemerintah dalam Daftar Teknologi Prioritas untuk Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan guna berpartisipasi secara proaktif dalam Revolusi Industri ke-4.

Sumber: https://nld.com.vn/tao-khung-phap-ly-cho-cong-nghe-in-3d-196250913201952588.htm