![]() |
Simeone dikalahkan di Inggris. |
Arsenal mengalahkan Atletico Madrid 4-0 di kandang sendiri di Liga Champions pada dini hari tanggal 22 Oktober. Ini adalah kekalahan kedua mereka di Liga Champions musim ini, setelah kekalahan 2-3 dari Liverpool di Anfield. Atletico hanya memenangkan satu pertandingan di babak kualifikasi dan harus bekerja keras jika ingin lolos.
Di La Liga, hasil tandang yang buruk juga membuat mereka tertinggal dalam perebutan gelar juara. Dalam empat pertandingan tandang di La Liga musim ini, mereka imbang tiga kali dan kalah satu kali, hanya mencetak lima gol dan kebobolan enam gol. Hasil imbang 1-1 melawan Alavés, Mallorca, dan Celta Vigo, serta kekalahan 2-1 dari Espanyol, menunjukkan kurangnya efektivitas serangan, dengan hanya 1,7 tembakan tepat sasaran per pertandingan. Penguasaan bola mereka cukup baik, tetapi Atlético gagal memanfaatkan peluang mereka.
Bencana berlanjut di Liga Champions, ketika mereka kalah 0-4 dari Arsenal di Emirates. Rekor tandang yang buruk sejak awal musim ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah Diego Simeone, yang pernah membawa Atlético ke puncak dengan pertahanan solid dan mentalitas bajanya, telah melewati masa jayanya? Selama lebih dari satu dekade bertugas, Simeone telah mengubah Atlético menjadi kekuatan dengan dua gelar La Liga dan pencapaian gemilang di Liga Champions.
Namun, musim ini menunjukkan tanda-tanda kejenuhan. Gaya bermainnya yang pragmatis tampaknya tidak lagi cocok dengan skuad saat ini. Atletico juga kekurangan kreativitas dan energi yang dibutuhkan untuk menghadapi lawan yang menyerang. Minimnya kemenangan tandang menunjukkan kurangnya fleksibilitas taktis, terutama ketika Atlético menghadapi tim-tim yang sedang dalam performa terbaik seperti Arsenal. Para penggemar mulai kehilangan kesabaran, dan tekanan semakin meningkat pada Simeone.
Sumber: https://znews.vn/tham-hoa-san-khach-cua-atletico-post1595877.html
Komentar (0)