Pada tahun 2010, seorang bocah lelaki berusia 5 tahun bernama He Yide menggemparkan Tiongkok ketika ia menjadi pilot termuda di dunia . Ia menerbangkan pesawat ultralight selama 47 menit, mencetak Rekor Dunia Guinness.
Bocah itu terus memukau ketika ia diterima di universitas bergengsi di usia 8 tahun. Ha Nghi Duc menjadi anak ajaib dan panutan bagi "anak-anak orang lain" di mata banyak orang. Perjalanan pendidikan dan kehidupannya saat ini terus menarik perhatian komunitas daring nasional, menurut Sohu.
Kontroversi seputar pendidikan
Lahir pada tahun 2005, Ha Nghi Duc dilatih oleh ayahnya, pengusaha Ha Liet Thang, menggunakan metode pendidikan yang sangat keras, yang disebut "pendidikan elang". Ia percaya bahwa anak-anak harus dilatih dalam gaya bertahan hidup yang brutal, membantu mereka mengembangkan naluri kemandirian dan ketahanan.

Ha Nghi Duc dan ayahnya di kokpit, momen saat bocah 5 tahun itu memecahkan rekor pilot termuda di dunia. (Foto: Baidu)
Sejak kecil, Ha Nghi Duc tidak bersekolah formal, tetapi ayahnya secara pribadi merancang program homeschooling untuknya. Ia dibimbing untuk memecahkan rekor sejak usia taman kanak-kanak. Ia bangun pukul 06.45 dan tidur pukul 20.30. Selain dididik dalam ilmu pengetahuan, Nghi Duc juga belajar taekwondo dan catur.
Pada usia 4 tahun, ia harus berlari di salju hanya dengan celana pendek. Pada usia 5 tahun, ia dilatih terbang dengan tujuan memecahkan rekor. Pada Agustus 2010, Ha Nghi Duc menerbangkan pesawat ultralight di atas taman margasatwa, mencetak rekor sebagai pilot termuda di dunia.
Pada usia 7 tahun, He Yide dibawa oleh ayahnya ke Biro Industri dan Perdagangan Nanjing untuk mendirikan perusahaan atas namanya sendiri, dan menjadi pemegang saham terbesar dengan 40% saham. Perusahaan ini menarik banyak pemodal ventura dari seluruh negeri. He Yide menyelesaikan sekolah menengah atas hanya dalam 2 tahun. Pada tahun 2013, di usia 8 tahun, ia lulus ujian masuk Universitas Nanjing yang bergengsi, menjadikannya mahasiswa termuda di Tiongkok.
Namun, setelah menyaksikan cara suaminya mendidik putranya, ibu Ha Nghi Duc dengan tegas menentangnya. Ia yakin metode ini telah merampas masa kecil bahagia putranya.
Setelah beberapa kali bolos sekolah, Ha Nghi Duc tidak punya teman seusianya untuk diajak bicara. Ibunya menyatakan bahwa ia tidak akan membiarkan putrinya menjadi "Ha Nghi Duc kedua", hanya berharap anaknya akan tumbuh bahagia.
Meskipun ada kontroversi, sang ayah, Ha Liet Thang, tetap teguh pada pendiriannya. Ia berkata: "Sebagai seorang ayah, saya harus bertanggung jawab atas anak saya. Awalnya, saya hanya ingin Nghi Duc menjadi anak normal, tetapi selama proses pelatihan, saya menyadari potensinya. Hanya 'pendidikan elang' yang dapat mendidik anak yang cerdas, sehat, dan berkarakter."

Anak laki-laki itu mengakui bahwa meskipun masa kecilnya tidak sebahagia adiknya, ia tetap merasa masa kecilnya bermakna. (Foto: Baidu)
Ketika Ha Nghi Duc mencapai hasil yang luar biasa, opini publik Tiongkok saat itu beragam. Beberapa orang memujinya sebagai seorang jenius, membuktikan keefektifan metode "pendidikan elang". Namun, banyak orang khawatir bahwa melatih anak-anak dengan cara yang terlalu keras dapat berdampak negatif pada perkembangan psikologis dan sosial mereka di kemudian hari.
Bagaimana kabar Ha Nghi Duc sekarang?
He Yide tidak berpuas diri setelah masuk Universitas Nanjing, tetapi terus mempertahankan disiplin yang ketat dalam studinya. Pada tahun 2019, ia lulus dengan gelar sarjana dan kemudian berpartisipasi dalam berbagai program intelektual Tiongkok. Kesuksesan He Yide terus dikagumi banyak orang, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang kebahagiaan sejati seorang anak ajaib.
Dalam sebuah wawancara, Ha Nghi Duc bercerita: "Sebenarnya, saya tidak pernah menyukai cara ayah saya mendidik. Beliau terlalu ketat dan saya ingin menjalani kehidupan normal."
Namun, dalam percakapan selanjutnya, pemuda itu mengakui bahwa meskipun masa kecilnya tidak sebahagia adiknya, ia tetap merasa masa kecilnya bermakna. Setiap kali ia bercerita tentang ayahnya, ia tetap memandangnya dengan hormat, tetapi juga dengan hati-hati.
Saat ini, Ha Nghi Duc terus belajar di rumah, menjaga jadwal yang ketat dan bersiap untuk menempuh gelar master dan doktor pada saat yang sama.
Sumber: https://vtcnews.vn/than-dong-tung-vao-dai-hoc-danh-tieng-tu-8-tuoi-hien-ra-sao-ar937702.html
Komentar (0)