Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan istrinya tiba di Tallinn untuk memulai kunjungan resmi ke Republik Estonia.

Para pejabat dan staf Kedutaan Besar Vietnam di Estonia menyambut Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan istrinya. Foto: VNA

Selama kunjungan ini, Perdana Menteri dan delegasi tingkat tinggi Vietnam akan menghadiri Konferensi Kelautan Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-3 (UNOC 3) di Nice (Prancis), melakukan kegiatan bilateral di Prancis, dan melakukan kunjungan resmi ke Swedia dari tanggal 5 hingga 14 Juni atas undangan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Estonia Kristen Michal dan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson.

Menyambut Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan istrinya bersama delegasi tingkat tinggi Vietnam di bandara, di pihak Estonia adalah Duta Besar Estonia untuk Tiongkok dan Vietnam Hannes Hanso, Wakil Direktur Departemen Protokol Negara Sven Tolp; di pihak Vietnam adalah Duta Besar Vietnam untuk Finlandia dan Estonia Pham Thi Thanh Binh, dan pejabat serta staf Kedutaan Besar Vietnam di Finlandia.

Para pejabat dan staf Kedutaan Besar Vietnam di Estonia menyambut Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan istrinya. Foto: VNA

Menyusul kegiatan-kegiatan hubungan luar negeri tingkat tinggi yang dinamis dari Partai dan Negara sejak awal tahun, perjalanan kerja Perdana Menteri Pham Minh Chinh ini merupakan langkah praktis dalam melaksanakan kebijakan luar negeri yang mandiri, berlandaskan pada keyakinan sendiri, multilateralisasi, diversifikasi, proaktif, aktif, integrasi internasional yang komprehensif, mendalam dan efektif dari Kongres Partai Nasional ke-13 dan merupakan kegiatan hubungan luar negeri yang penting untuk mendorong pelaksanaan Resolusi No. 59-NQ/TW dari Politbiro tentang integrasi internasional dalam situasi baru.

Ini adalah kunjungan pertama pemimpin penting Vietnam ke Estonia sejak kedua negara menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1992. Bagi Estonia, hubungan kedua negara didasarkan pada fondasi persahabatan yang kuat. Estonia telah aktif mendukung Vietnam dalam penandatanganan Perjanjian Perdagangan Bebas Vietnam-Uni Eropa (EVFTA) dan merupakan salah satu negara Uni Eropa pertama yang meratifikasi Perjanjian Perlindungan Investasi Vietnam-Uni Eropa (EVIPA). Meskipun omzet perdagangan kedua negara masih relatif rendah, namun cenderung tumbuh secara stabil dalam beberapa tahun terakhir. Vietnam terutama mengekspor makanan laut, sayuran, kacang mete, kopi, produk plastik, produk kayu, dan tekstil ke Estonia, sementara mengimpor susu dan produk susu, bahan kimia, karet, kayu dan produk kayu, dan sebagainya. Kedua belah pihak memanfaatkan keunggulan EVFTA untuk memperluas akses pasar, terutama di bidang-bidang yang saling membutuhkan.

Dalam konteks perubahan mendalam yang sedang terjadi di dunia dan kawasan, kunjungan kerja Perdana Menteri Pham Minh Chinh ini memiliki makna yang sangat penting, yaitu pesan perdamaian, stabilitas, kerja sama, dan pembangunan. Di tingkat bilateral, ini merupakan kesempatan penting bagi kita untuk semakin mempererat hubungan antara Vietnam dan Prancis, Swedia, dan Estonia, negara-negara dengan peran dan posisi penting di Eropa. Prancis saat ini merupakan mitra strategis komprehensif, sementara Estonia dan Swedia merupakan sahabat tradisional yang memiliki kerja sama multifaset dengan Vietnam. Dalam semangat tersebut, kegiatan bilateral Perdana Menteri Pham Minh Chinh di Prancis akan mengkonkretkan orientasi utama Kemitraan Strategis Komprehensif antara kedua negara, serta Pernyataan Bersama Vietnam-Prancis dalam rangka kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Macron (Mei 2025), yang akan membuka babak baru bagi kerja sama multifaset antara Vietnam dan Prancis.

Dari perspektif multilateral, kehadiran Perdana Menteri Pham Minh Chinh pada Konferensi Kelautan Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-3 (UNOC 3) dengan tema "Mempercepat tindakan dan memobilisasi semua pihak untuk berpartisipasi dalam konservasi dan pemanfaatan laut yang berkelanjutan" menyampaikan pesan yang konsisten bahwa Vietnam adalah mitra yang dapat diandalkan, anggota masyarakat internasional yang aktif dan bertanggung jawab untuk masa depan bersama yang sejahtera dan pembangunan berkelanjutan.

Pada konferensi tersebut, Perdana Menteri Pham Minh Chinh akan mewakili negara-negara ASEAN untuk menyampaikan pidato penting, yang menegaskan kembali sikap konsisten ASEAN dalam menegakkan multilateralisme dalam hukum internasional, termasuk Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS 1982), untuk mengatasi tantangan bersama terkait laut dan samudra. Perdana Menteri juga akan menyampaikan langkah-langkah drastis dan kuat yang sedang diterapkan Vietnam untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terkait konservasi dan pemanfaatan samudra, laut, dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.

Dalam rangka konferensi tersebut, Perdana Menteri Pham Minh Chinh akan memimpin bersama Presiden Kolombia dan Presiden Irak sebuah pertemuan puncak mengenai delta-delta dunia dalam menghadapi perubahan iklim. Pertemuan ini menunjukkan kesediaan Vietnam untuk berkontribusi dan berpartisipasi dalam upaya bersama komunitas internasional guna melindungi dan mengembangkan ruang pembangunan yang penting bagi negara-negara. Selain itu, Perdana Menteri juga akan menghadiri sejumlah kegiatan ekonomi dan kelautan di Monako bersama sejumlah tamu istimewa lainnya atas undangan Pemerintah Kerajaan Monako.

Thanh Giang - Nhandan.vn

Sumber: https://nhandan.vn/thu-tuong-pham-minh-chinh-va-phu-nhan-toi-tallinn-bat-dau-tham-chinh-thuc-cong-hoa-estonia-post884676.html