Orang tua cenderung enggan berbicara dengan anak-anak Gen Z mereka tentang topik-topik sulit, bahkan ketika mereka menganggapnya penting.
Menurut The Wrap, perspektif Gen Z telah banyak berubah seiring waktu dan berkat pengaruh jejaring sosial, khususnya TikTok - Foto: EYC
Percakapan dengan orang tua merupakan bagian penting dalam tumbuh kembang, entah itu tentang persahabatan, nilai, kesehatan mental, atau hubungan.
Namun, survei Gallup terbaru menemukan bahwa meskipun sedikitnya 80% Gen Z mengatakan percakapan ini bermanfaat, orang tua mereka enggan membicarakannya.
Kesenjangan Percakapan Antara Orang Tua dan Generasi Z
Survei di AS ini didasarkan pada tanggapan dari 1.675 pasangan, termasuk anak-anak berusia 10 hingga 18 tahun, dan salah satu orang tua mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua khawatir tentang anak-anak mereka. 80% orang tua mengatakan mereka khawatir tentang setidaknya satu aspek kehidupan anak mereka.
Kekhawatiran utama meliputi masa depan (42% orang tua), kesehatan mental (40%), pengalaman sekolah (40%) dan keselamatan pribadi (40%).
Rata-rata, orang tua tunggal lebih cemas daripada orang tua kandung (44% vs. 32%). Orang tua berkulit hitam atau Hispanik lebih cemas daripada rata-rata (41% dan 40% vs. 32%).
Para orang tua juga menyatakan bahwa mereka merasa nyaman membicarakan nilai anak-anak mereka (78%), keselamatan (76%), penggunaan narkoba (75%), dan persahabatan (73%). Namun, angka tersebut turun sekitar 20% ketika menyangkut media sosial dan emosi.
Terkadang orang tua mungkin enggan membahas topik yang sulit, meskipun mereka merasa topik tersebut penting. Sebanyak 74% orang tua khawatir tentang penggunaan media sosial anak mereka dan merasa mudah untuk membicarakannya, sementara 44% orang tua khawatir tetapi merasa topik tersebut sulit untuk dibicarakan.
Selain itu, 53% orang tua khawatir tentang bagaimana anak-anak mereka mengekspresikan emosi mereka. Namun, mereka merasa sulit untuk berbicara dan seringkali menunggu hingga menit terakhir untuk mengungkapkan pikiran mereka.
Orang tua “tidak percaya diri” saat berbicara dengan anak tentang uang
Pada akhir November 2024, sebuah studi baru juga mengungkapkan bahwa banyak orang tua menghindari membicarakan uang dengan anak-anak mereka karena khawatir mereka akan memberikan nasihat yang buruk. Survei tersebut menemukan bahwa hingga 85% orang tua khawatir mereka mungkin mewariskan pengetahuan keuangan yang buruk kepada anak-anak mereka, sehingga mereka menghindari diskusi tentang uang sama sekali.
Survei yang dilakukan terhadap 2.000 orang tua dengan anak berusia 10-20 tahun menemukan bahwa sejumlah besar orang tua tidak percaya diri dengan keterampilan keuangan mereka.
Kebanyakan orang tua mengatakan mereka tidak yakin tentang cara berinvestasi, menganggarkan, dan mengelola kredit, sehingga mereka merasa tidak mampu menjelaskan konsep-konsep ini kepada anak-anak mereka.
Melihat kembali pengalaman mereka sendiri, 76% orang tua berharap mereka belajar lebih banyak tentang keuangan sejak anak-anak. Akibatnya, lebih dari separuh orang tua ingin memberikan anak-anak mereka awal terbaik dalam hal keuangan.
Namun, 41% orang tua masih menghindari pembicaraan tentang kesalahan keuangan masa lalu, dan 66% berpikir pendidikan keuangan harus diajarkan di sekolah daripada di rumah.
Menurut pakar keuangan Tayo Oguntonade, anak muda seringkali memandang orang tua mereka sebagai figur otoritas. Meskipun orang tua seringkali ingin melindungi anak-anak mereka dari kesalahan keuangan mereka sendiri, menghindari diskusi semacam ini pada akhirnya justru dapat lebih merugikan daripada menguntungkan.
“Membahas keuangan sejak dini akan membekali anak dengan keterampilan praktis dan pemahaman yang baik tentang keuangan, sehingga mempersiapkan mereka untuk masa depan keuangan yang lebih cerah,” sarannya.
[iklan_2]
Sumber: https://tuoitre.vn/tranh-bi-con-xanh-la-phu-huynh-ne-tro-chuyen-can-nao-20241205222132458.htm
Komentar (0)