Kim Yo-jong juga mengkritik militer Korea Selatan atas tanggapannya terhadap klaim Korea Utara bahwa pesawat tak berawak Korea Selatan telah melanggar langit Pyongyang setidaknya tiga kali baru-baru ini, menurut Reuters.
Nona Kim Yo-jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un
Sebelumnya, pada 11 Oktober, Kementerian Luar Negeri Korea Utara menuduh Korea Selatan menerbangkan UAV ke Pyongyang pada malam hari minggu ini dan minggu lalu, dan memperingatkan bahwa tindakan tersebut akan ditanggapi.
"Kami tidak tertarik mengidentifikasi pelaku provokasi pesawat nirawak ini. Namun, kami akan menegaskan bahwa jika sebuah pesawat nirawak yang membawa propaganda politik anti-Korea Utara dari Korea Selatan melintasi batas wilayah udara kami lagi, kami akan membalas dengan kekerasan, apa pun alasannya," tegas Kim Yo-jong.
Menanggapi hal itu, Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun mengatakan ia tidak dapat mengonfirmasi tuduhan Korea Utara.
Kim Yo-jong mengatakan respons militer Korea Selatan terhadap insiden pesawat nirawak tersebut membuktikan bahwa mereka adalah pelaku atau kaki tangan operasi tersebut. Ia memperingatkan bahwa Korea Selatan harus siap membayar harga atas provokasi yang terus dilakukannya, dengan mengatakan bahwa bencana mengerikan akan terjadi jika pesawat nirawak Korea Selatan terdeteksi lagi.
Dalam perkembangan lain, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) menuduh Korea Utara meluncurkan sekitar 20 balon udara dari malam 11 Oktober hingga pagi 12 Oktober menuju Seoul. Dari jumlah tersebut, sekitar 10 balon jatuh di distrik perbatasan antar-Korea, Cheorwon, Provinsi Gangwon (Korea Selatan).
Balon-balon tersebut berisi sampah rumah tangga seperti kertas bekas dan plastik, dan tidak terdeteksi adanya zat beracun, kata JCS. Ini adalah kali ke-28 Korea Utara mengirim balon berisi sampah ke Korea Selatan sejak Mei, menurut Yonhap.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/trieu-tien-canh-bao-tham-hoa-khung-khiep-neu-phat-hien-them-uav-han-quoc-185241013065328509.htm
Komentar (0)