![]() |
| Ibu An dan cucunya dengan lencana keanggotaan Partai 60 tahun yang baru diberikan. |
Lahir dan besar di masa sulit bagi negara, Ibu An segera memahami arti solidaritas, tanggung jawab, dan pengorbanan. Di usia 18 tahun, ia dengan antusias berpartisipasi dalam kegiatan serikat pekerja lokal, menyumbangkan masa mudanya untuk membangun kampung halamannya. Ia pernah menjadi pengurus Serikat Pemuda, kemudian menjadi anggota Komite Eksekutif Serikat Perempuan Komune, dan kemudian menjabat sebagai Ketua Tim Produksi Pertanian dusun tersebut.
Di setiap posisi, beliau selalu menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik dan luar biasa, serta telah dianugerahi banyak sertifikat penghargaan. Bukan melalui slogan-slogan, peran teladan beliau berakar dari semangat "berbuat dahulu, bicara kemudian"; dari kedekatan, ketulusan, dan tanggung jawab beliau kepada warga desa. Berkat itu, di usia 25 tahun, beliau merasa terhormat untuk diterima menjadi anggota Partai.
Sejak menjadi anggota partai, Ibu An semakin menyadari perannya sebagai pelopor dan teladan dalam segala kegiatan dan gerakan dusun dan komune. Ketika dusun Tham menerapkan kebijakan pembangunan jalan pedesaan, beliaulah orang pertama yang membujuk keluarganya untuk menyumbangkan lebih dari 300 meter persegi tanah untuk membuka jalan tersebut.
Tak hanya itu, ia juga bekerja sama dengan para pejabat desa dan komune untuk menyosialisasikan dan menjelaskan kepada masyarakat tentang manfaat membangun jalan beton. Ia sering berkata: "Jika anak cucu kita ingin keluar dari kemiskinan, jalan harus dibangun terlebih dahulu. Kita sumbangkan sedikit tanah untuk kepentingan seluruh desa dan generasi mendatang."
Di bidang pertanian, ia juga aktif memobilisasi masyarakat untuk memperkenalkan varietas baru padi, jagung, dan teh ke dalam budidaya guna meningkatkan produktivitas. Ketika desa menerapkan model teh baru, ia menjadi orang pertama yang mendaftar, merawat setiap kebun teh secara langsung, dan kemudian berbagi pengalamannya dengan rumah tangga lain.
Ia bercanda, "Suami saya dan saya adalah petani, tetapi kami bekerja secara terorganisir, mengikuti rencana produksi desa. Berkat itu, kami dapat membesarkan 7 anak untuk belajar, 3 di antaranya menjadi sukarelawan untuk bergabung dengan tentara dan semuanya merasa terhormat menjadi anggota Partai. Sebelumnya, suami saya adalah Wakil Ketua Komite Rakyat, Kepala Polisi Komune, dan sekarang ia berusia 45 tahun dan bergabung dengan Partai."
Setelah berhenti sejenak, ia tersenyum lembut: Keluarga saya memiliki cukup anggota partai untuk membentuk sel partai. Di sel partai mana pun, kita harus memberi contoh dan melaksanakan resolusi sel; begitu pula keluarga, kita harus memiliki prinsip, tanggung jawab, dan solidaritas.
Kini, meskipun usianya sudah lanjut dan kesehatannya menurun, Ibu An masih memikirkan pendidikan anak, cucu, dan cicitnya. Ia memiliki lebih dari 40 cucu dan cicit. Ia sering mengingatkan anak, cucu, dan cicitnya untuk menjadi orang baik, belajar dengan giat, hidup dengan baik, dan membantu sesama. Baginya, seorang anak muda yang ingin sukses dalam jangka panjang harus memiliki cita-cita, keyakinan, dan semangat juang.
Kepada anak cucunya, ia selalu berpesan: Berjuang menjadi kader partai bukan berarti ingin lebih baik dari orang lain, tetapi ingin memperoleh kesempatan lebih banyak untuk berkontribusi bagi masyarakat. Itulah wadah terbaik untuk melatih diri agar bisa hidup berguna bagi keluarga dan masyarakat.
Sumber: https://baothainguyen.vn/xa-hoi/202511/tu-hao-gia-dinh-nhu-mot-chi-bo-nho-8722711/







Komentar (0)