Setelah pandemi Covid-19, Majalah Dep tiba-tiba kembali dengan peningkatan jumlah pembaca yang mengejutkan. Setelah sekian lama menjalani jaga jarak sosial, menerima informasi melalui layar ponsel, tampaknya banyak pembaca mulai merindukan suara gemerisik kertas saat memegang majalah.

Mereka juga mengingat desain ruang, gambar, dan teks yang rumit dan bermakna. Dan para pengiklan telah memperhatikan tren ini.

7(1).jpg
Tren peralihan dari surat kabar cetak ke surat kabar digital terjadi dengan kuat di seluruh dunia .

Identifikasi tantangannya

Penurunan jumlah pembaca media cetak semakin parah di era digital. Pada tahun 2023, sirkulasi gabungan 25 surat kabar terbesar di Amerika Serikat turun 14% dibandingkan tahun sebelumnya. Surat kabar terkemuka seperti The New York Times dan The Wall Street Journal pun tak terkecuali, karena jumlah pembaca media cetak terus menurun meskipun ada peningkatan signifikan dalam jumlah pembaca daring.

Di Vietnam, surat kabar cetak juga mengalami penurunan pembaca yang signifikan, termasuk surat kabar yang dulunya memiliki sirkulasi sangat besar seperti Tuoi Tre dan Thanh Nien. Pada tahun 1990-an dan 2000-an, surat kabar Tuoi Tre mencapai puncaknya dengan sirkulasi hampir setengah juta eksemplar per hari; pada tahun 2023, sirkulasinya hanya sekitar 150.000 eksemplar per hari. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh peralihan pembaca ke platform digital dan jejaring sosial untuk mendapatkan berita terbaru.

Penurunan drastis jumlah pembaca, ditambah dengan peralihan ke media digital, telah menyebabkan penurunan pendapatan iklan. Menurut data dari Pew Research Center, pendapatan iklan industri surat kabar AS turun dari $46,2 miliar pada tahun 2002 menjadi $9,8 miliar pada tahun 2022, penurunan hampir 80% dalam dua dekade.

Pendapatan iklan majalah turun dari $20,6 miliar pada tahun 2000 menjadi $6,5 miliar pada tahun 2020, penurunan lebih dari 68%. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh peralihan pengiklan ke platform digital, di mana efisiensi dan pengukuran iklan telah meningkat secara signifikan.

Pendapatan iklan surat kabar cetak di Vietnam juga menurun tajam dalam beberapa tahun terakhir. Menurut VTV, total pendapatan iklan surat kabar cetak turun dari VND5.000 miliar pada tahun 2015 menjadi VND3.200 miliar pada tahun 2020 dan terus menurun hingga saat ini.

Sementara itu, biaya produksi surat kabar dan majalah cetak meningkat karena sejumlah faktor. Salah satu penyebab utamanya adalah kenaikan harga bahan baku, terutama kertas cetak. Menurut Asosiasi Produsen Pulp dan Kertas, harga kertas telah meningkat sekitar 20-30% dalam beberapa tahun terakhir akibat berkurangnya pasokan dan tingginya biaya transportasi.

Biaya energi juga berkontribusi terhadap kenaikan tersebut. Perusahaan percetakan harus membayar lebih mahal untuk listrik dan bahan bakar. Biaya tenaga kerja juga meningkat karena perusahaan harus membayar upah yang lebih tinggi untuk menarik dan mempertahankan karyawan di tengah persaingan yang ketat di pasar tenaga kerja.

Faktor-faktor ini membuat pemeliharaan dan pengembangan surat kabar dan majalah cetak menjadi lebih sulit, sehingga memaksa penerbit untuk mencari cara mengoptimalkan proses produksi dan mencari aliran pendapatan tambahan guna mengimbangi kenaikan biaya.

Mencari peluang

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, media cetak tetap mempertahankan prestise dan posisinya yang penting di hati banyak pembaca setia. Banyak orang masih menyukai sensasi memegang koran cetak, dan menganggap membaca koran cetak sebagai kebiasaan sehari-hari yang tak terpisahkan. Mereka memercayai merek dan reputasi surat kabar dan majalah yang telah lama dikenal.

Surat kabar terkemuka seperti The New York Times, The Wall Street Journal, atau The Economist menyediakan informasi yang akurat, berkualitas editorial, dan objektif. Menurut penelitian dari Pew Research Center, sebagian besar pembaca percaya bahwa surat kabar cetak menyediakan informasi yang lebih andal daripada sumber daring.

Surat kabar seperti Nhan Dan, Tuoi Tre, Thanh Nien, dan Ha Noi Moi juga telah mempertahankan kepercayaan dan kecintaan para pembaca setianya. Banyak orang masih memilih membaca surat kabar cetak untuk mendapatkan informasi terbaru, karena mereka percaya bahwa informasi di surat kabar cetak telah diverifikasi secara menyeluruh dan disunting dengan cermat, sehingga membantu mereka terhindar dari berita palsu dan informasi tidak akurat yang merajalela di internet. Prestise surat kabar cetak tidak hanya terletak pada kualitas kontennya, tetapi juga pada kemampuannya mempertahankan nilai-nilai budaya dan tradisional.

Menurut penelitian dari Two Sides Amerika Utara, sikap pembaca terhadap surat kabar cetak tetap sangat positif. Sebuah survei pada tahun 2023 menemukan bahwa 34% orang Amerika masih lebih suka membaca surat kabar cetak, dan 58% konsumen mengatakan mereka akan khawatir jika surat kabar cetak menghilang. Studi lain dari Pew Research Center menemukan bahwa sekitar 32% orang Amerika masih membaca surat kabar cetak, meskipun mayoritas telah beralih ke perangkat digital untuk mendapatkan berita.

Strategi adaptif

Tren peralihan dari surat kabar cetak ke digital sedang marak di seluruh dunia. Surat kabar cetak terpaksa beradaptasi dan memanfaatkan tren ini sebagai strategi bertahan hidup mereka.

Persyaratan terpenting adalah menemukan cara untuk meningkatkan keterlibatan dan pengalaman pembaca dalam jurnalisme cetak, dengan membangun ekosistem konten multi-platform yang menciptakan permintaan untuk setiap kelompok pembaca. Pertama-tama, jurnalisme cetak harus berfokus pada artikel analitis yang detail dan mendalam. Artikel-artikel ini tidak hanya memberikan informasi berkualitas tetapi juga menciptakan nilai yang berbeda dibandingkan berita daring yang seringkali singkat dan cepat.

Solusi cerdas seperti kode QR dan realitas tertambah (AR) dapat membantu surat kabar cetak menciptakan pengalaman interaktif baru bagi pembaca. Solusi ini membantu pembaca mengakses konten tambahan, seperti video , data, atau konten multimedia lainnya di platform digital. Hal ini tidak hanya memperkaya konten tetapi juga mengarahkan pembaca dari platform cetak ke platform digital secara alami dan lancar.

Selanjutnya, untuk menarik perhatian setiap kelompok pembaca tertentu, surat kabar cetak perlu mengategorikan dan mempersonalisasi konten. Menyediakan suplemen berdasarkan topik seperti kesehatan, bisnis, hiburan, dll. akan membantu pembaca dengan mudah menemukan konten yang mereka minati. Selain itu, mendorong partisipasi pembaca melalui kontes menulis, berkomentar, dan berbagi di platform digital surat kabar juga merupakan cara yang efektif untuk menciptakan keterlibatan dan loyalitas.

Membuat forum dan grup media sosial tempat pembaca dapat berdiskusi dan bertukar artikel serta topik menarik juga merupakan strategi yang bermanfaat. Selain itu, menyelenggarakan seminar, konferensi, dan acara membantu menciptakan pengalaman yang lebih autentik dan menarik bagi pembaca. Acara-acara ini tidak hanya menarik pembaca tetapi juga meningkatkan nilai merek surat kabar cetak.

Konten tetap menjadi kunci untuk membangun jurnalisme cetak, terutama dalam menghadapi persaingan dari media digital. Produksi yang mendalam, eksklusif, dan berkualitas tinggi membantu jurnalisme cetak mempertahankan kredibilitas dan kepercayaan pembaca. Misalnya, analisis terperinci, pelaporan investigasi eksklusif, dan artikel yang sangat terspesialisasi tidak hanya memberikan informasi berharga tetapi juga menciptakan perbedaan yang jelas dari berita daring, yang seringkali singkat dan kurang mendalam.

Pada akhirnya, pengalaman memegang dan menyentuh koran kertas menciptakan ikatan fisik dan emosional dengan konten yang sulit digantikan oleh media digital. Perasaan ini tidak hanya nyaman, tetapi juga membantu pembaca lebih fokus membaca, tanpa terganggu oleh hal-hal seperti iklan dan notifikasi daring.

Surat kabar cetak dapat memanfaatkan format berbasis kertas ini dengan berinvestasi pada pelaporan berkualitas, serta menjaga ketelitian dalam editorial dan produksi konten. Hal ini tidak hanya akan membantu mereka mempertahankan posisi di hati pembaca, tetapi juga menciptakan diferensiasi dan nilai yang berkelanjutan di era digital.

Menurut Le Quoc Vinh (Surat Kabar Hanoi Moi)