Tahun lalu, setelah menjuarai Kejuaraan Asia Tenggara U-23 di Kamboja, tim U-23 Vietnam kembali menjuarai SEA Games di kandang sendiri. Namun tahun ini, kita kalah dari U-23 Indonesia di SEA Games. Baru pada Kejuaraan Asia Tenggara yang baru-baru ini digelar di Thailand, tim asuhan pelatih Hoang Anh Tuan berhasil merebut kembali gelar juara sepak bola remaja regional, dari tangan tim dari negara kepulauan tersebut.
Tim U.23 Vietnam kalahkan Indonesia
PHUC THANG
Penjaga gawang Quan Van Chuan adalah penjaga gawang terbaik turnamen Asia Tenggara U.23 2023.
PHUC THANG
Thailand (baju biru) tidak lagi menjadi kekuatan terdepan dalam sepak bola muda Asia Tenggara.
Hal ini menunjukkan bahwa prestasi di turnamen yunior, khususnya untuk tim yunior, belum stabil. Pelatih Hoang Anh Tuan sendiri mengatakan: "Vietnam U-23 punya potensi, tetapi belum sampai melampaui level sepak bola yunior di Asia Tenggara pada kelompok usia yang sama."
Sebagian besar tim yang berpartisipasi dalam turnamen U-23 Asia Tenggara 2023 kehilangan banyak pemain kunci dari generasi U-23. Oleh karena itu, turnamen ini tidak sepenuhnya akurat untuk mengukur kualitas sepak bola muda di kawasan ini.
Namun jika dilihat dari sudut pandang yang berlawanan, kendati banyak pemain kuncinya absen, Timnas U-23 Vietnam tetap bermain apik dan mampu menjuarai ajang tersebut. Hal ini menjadi sinyalemen yang menunjukkan besarnya potensi sepak bola muda Vietnam, menunjukkan bahwa generasi penerus sepak bola Vietnam tidak kekurangan bakat.
Banyak pemain yang berpartisipasi dalam turnamen U-23 Asia Tenggara tahun ini baru berusia 17-19 tahun, dan telah bermain secara konsisten di turnamen internasional. Hal ini juga mencerminkan bahwa para pemain muda Vietnam akan lebih cepat matang jika mereka ditempatkan di lingkungan pengembangan yang tepat dan diberikan pelatih yang tepat untuk melatih dan membimbing mereka.
Sinyal serupa juga muncul pada pemain muda Indonesia. Dua kali berturut-turut dalam beberapa bulan, mereka mengalahkan lawan mereka dari Thailand. Dua kali berturut-turut dalam beberapa bulan, mereka mencapai final turnamen di usia 23 tahun, menunjukkan bahwa para pemain muda sepak bola nusantara telah membuat kemajuan yang signifikan.
Meski tidak membawa tim terbaik juara SEA Games ke-32 di bulan Mei lalu ke turnamen Asia Tenggara U-23, Indonesia U-23 tetap memiliki penyerang Ramadhan Sananta, gelandang Beckham Putra, atau pemain sayap Bagas Kaffa, Frengky Missa... yang menunjukkan bahwa potensi sepak bola muda Indonesia sangat besar.
Kelemahan sepak bola Indonesia selama bertahun-tahun adalah kurangnya rencana yang terpadu, dan mereka yang telah mengelola sepak bola negeri ini selama bertahun-tahun terlalu terburu-buru dan selalu menuntut hasil yang instan. Kini, jika sepak bola Indonesia dapat mengubah hal itu, mereka akan menjadi kekuatan yang tangguh di masa depan.
Indonesia (baju merah) saat ini menjadi pesaing paling tangguh bagi sepak bola muda Vietnam.
Situasi sebaliknya terjadi pada sepak bola Thailand. 3 kali gagal berturut-turut di turnamen Asia Tenggara U-23 (2019, 2022, dan 2023), ditambah 3 kali gagal berturut-turut di SEA Games (2019, 2022, dan 2023), sepak bola muda Thailand tidak bisa dikatakan tidak memiliki masalah kualitas.
Patut dicatat bahwa periode tanpa kehadiran pemain muda Thailand tersebut di atas bertepatan dengan periode ketika pelatih-pelatih dalam negeri terus-menerus memboikot kerja sama dengan Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT), sejak Presiden FAT Somyot Poompunmuang menekan pelatih Kiatisak agar mengundurkan diri dari tim nasional.
Hal ini membuat para pemain profesional di Thailand tidak lagi merasa dihormati, sebelum akhirnya mereka perlahan-lahan meninggalkan timnas. Mungkin tim nasional Thailand masih kuat, karena generasi tua seperti Chanathip Songkrasin, Teerasil Dangda, Sarach Yooyen, Thitiphan Puangchan... masih mengenakan seragam timnas. Namun, di generasi-generasi berikutnya, timnas muda Thailand telah mengalami penurunan yang signifikan.
Itu juga menjadi pelajaran bagi sepak bola Vietnam di tahun-tahun mendatang. Jika kita ingin berkembang secara mendalam dan profesional, kita tentu harus menghormati para profesional, menghormati orang-orang seperti pelatih Hoang Anh Tuan!
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)