
Rusia meningkatkan serangan bunuh diri UAV di Ukraina (Foto: Reuters).
Dalam beberapa bulan terakhir, militer Ukraina mulai menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang sasaran di Semenanjung Krimea dan bahkan hingga ke wilayah Rusia. Sementara itu, Rusia juga meningkatkan serangannya terhadap Ukraina dengan UAV bunuh diri.
Dan selama serangan frekuensi tinggi ini, Ukraina menemukan fakta yang mengganggu tentang UAV bunuh diri siluman Geran-2 Rusia: pesawat itu dicat hitam dan dilapisi bahan penyerap radar.
Inovasi ini menimbulkan ancaman yang lebih tinggi terhadap infrastruktur energi Ukraina karena UAV ini dapat dengan mudah menghindari deteksi dan intersepsi, terutama selama operasi malam hari.
Dalam informasi menarik, bahan karbon hitam yang digunakan dalam UAV ini diidentifikasi sebagai salah satu kemajuan terbaru yang diterapkan Rusia pada Geran-2, yang dimodelkan berdasarkan UAV Shahed milik Iran.
Desain UAV ini, termasuk struktur sayap-badan mulus yang mengingatkan pada pesawat pengebom siluman B-2 Spirit AS, serta penerapan bahan pemantul radar yang ringan, berkontribusi pada kemampuan silumannya.
Data sumber terbuka menunjukkan bahwa penampang radar Shahed-136, asal Geran-2, sebanding dengan burung kecil, sehingga mempersulit tugas pasukan pertahanan udara Ukraina.
Meskipun efektivitas penuh lapisan karbon dalam membantu UAV ini menghindari radar belum sepenuhnya terbukti, penelitian menunjukkan bahwa partikel karbon dalam lapisan poliuretan dapat mengurangi reflektivitas radar secara signifikan.
Namun, UAV Geran-2 masih memiliki kekurangan, seperti stabilisator vertikal yang memantulkan gelombang radar dengan kuat ketika disinari dari samping, serta cat cerah yang mencolok di langit. Hal ini membuat UAV ini mudah dideteksi dalam perjalanan menuju target.
Dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 25 November, pasukan Ukraina mengklaim telah menembak jatuh sejumlah besar UAV ini, meskipun belum ada verifikasi independen mengenai angka ini.
Para ahli berspekulasi bahwa UAV Rusia terbang rendah, mengikuti sungai untuk menghindari deteksi dan intersepsi, sehingga menyulitkan unit penembakan bergerak Ukraina untuk mendeteksinya di malam hari, yang terutama mengandalkan pengamatan dan lampu sorot.
Kemampuan siluman yang ditingkatkan ini tidak membuat Geran-2 sepenuhnya tidak terlihat oleh radar, tetapi secara signifikan mengurangi jangkauan deteksi target dan membuka banyak lubang dalam jaringan pertahanan udara musuh.
Karena Rusia terus memproduksi UAV dalam jumlah besar, serangan musim dingin menimbulkan serangkaian tantangan baru bagi Ukraina, yang memaksa mereka untuk beradaptasi dan berinovasi dalam strategi pertahanan mereka dalam menghadapi ancaman yang terus meningkat.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)