Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Độc lập - Tự do - Hạnh phúc

Vietnam masuk dalam daftar 20 destinasi paling banyak dicari di dunia di Google

Báo Quốc TếBáo Quốc Tế14/08/2023

[iklan_1]
Pada tanggal 14 Agustus, surat kabar daring ThmeyThmey Kamboja menerbitkan sebuah artikel yang menyatakan bahwa Vietnam menjadi tujuan wisata favorit di kawasan tersebut dengan pembangunan yang pesat, menarik partisipasi dari banyak bidang.
Việt Nam vào danh sách Top 20 điểm đến được tìm kiếm nhiều nhất thế giới trên Google. Ảnh minh họa. Vịnh Hạ Long.
Vietnam termasuk dalam 20 destinasi paling banyak dicari di dunia di Google. Foto ilustrasi Teluk Ha Long. (Sumber: Khmer Times)

Dengan judul "Vietnam adalah tujuan wisata baru di Asia Tenggara", surat kabar daring terkemuka di Kamboja hari ini mengutip data analisis Google Destination Insights yang menyatakan bahwa Vietnam adalah tujuan wisata ke-7 yang paling banyak dicari pada periode Maret hingga Juni tahun ini dan merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk dalam 20 besar tujuan wisata paling banyak dicari di dunia.

Thun Senghong, penulis artikel tersebut, menegaskan bahwa kekuatan pariwisata Vietnam terletak pada bentang alamnya yang beragam, mulai dari pesisir, dataran rendah, pegunungan, hingga kota-kota yang ramai dengan berbagai layanan. Daya tarik pariwisata Vietnam belakangan ini tercermin dari jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke negara Asia Tenggara ini.

Menurut Administrasi Pariwisata Nasional Vietnam, dalam 6 bulan pertama tahun ini, Vietnam menyambut lebih dari 5,5 juta pengunjung internasional, lebih banyak dari jumlah total pengunjung internasional sepanjang tahun 2022. Industri pariwisata Vietnam menargetkan untuk menyambut 8 juta pengunjung pada tahun 2023, tetapi jumlahnya diperkirakan akan mencapai 10 juta.

Artikel tersebut mengutip Direktur Rustic Hospitality Group Bobby Nguyen yang mengatakan bahwa sebagian besar wisatawan asing ke Vietnam berasal dari Korea Selatan, Cina, dan India.

Pariwisata Vietnam dikenal terutama melalui informasi yang dibagikan di media sosial dan pengaruh perusahaan-perusahaan pariwisata besar, yang turut meningkatkan reputasi Vietnam di kancah internasional. Menurut Bapak Bobby Nguyen, pemanfaatan media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, fitur periklanan di Google, dan saluran media lainnya merupakan cara untuk memperkenalkan citra Vietnam kepada dunia dengan cepat.

Surat kabar ThmeyThmey mengutip kantor berita Jerman DW News yang menyatakan bahwa kekuatan industri pariwisata Vietnam juga berasal dari kebijakan pelonggaran perpanjangan visa. Mulai 15 Agustus 2023, kebijakan visa baru ini memungkinkan warga negara dari beberapa negara untuk memasuki Vietnam dengan pembebasan visa dari 15 hari menjadi 45 hari dan memperpanjang visa elektronik (e-visa) dari 30 hari menjadi 90 hari, yang berlaku untuk beberapa kali kunjungan. Wisatawan dari beberapa negara antusias dengan perpanjangan visa ini.

Gary Bowerman, pakar di perusahaan analisis perjalanan yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia, mengatakan bahwa perubahan kebijakan visa Vietnam akan mendorong industri pariwisata. Jumlah wisatawan internasional ke Vietnam telah meningkat sejak Juni tahun ini. Menurutnya, wisatawan yang datang ke Vietnam bukan hanya untuk berlibur. Bagi wisatawan muda, ini merupakan perjalanan liburan yang membuka peluang pengembangan bisnis.

Max Lambert, pemilik Fuse Hostels & Travel, sebuah perusahaan perjalanan yang berbasis di Hoi An ( Quang Nam ), mengungkapkan harapannya akan adanya dorongan baru dari perubahan kebijakan visa Vietnam. Selama tiga bulan terakhir, perusahaan telah mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah tamu internasional yang menginap di hotel-hotelnya. Jumlah pemesanan telah kembali ke tingkat yang sama seperti pada tahun 2019.

Artikel tersebut mengomentari bahwa, meskipun terdapat sinyal positif yang jelas, jumlah pengunjung internasional ke Vietnam belum mencapai tingkat sebelum pandemi COVID-19. Pada tahun 2019, Vietnam menyambut hampir 19 juta pengunjung internasional.

Menurut Bapak Lambert, Vietnam masih memiliki jalan panjang jika ingin bersaing dengan Thailand dalam hal wisatawan. Faktanya, Thailand masih menjadi destinasi wisata terbesar di kawasan ini dengan peningkatan jumlah wisatawan internasional yang stabil. Beliau menekankan bahwa sebelum wabah COVID-19,

Vietnam memang tidak dianggap sebagai pesaing Thailand. Namun, dengan perkembangan saat ini, Vietnam dipastikan akan menjadi destinasi wisata baru di Asia Tenggara.

Sementara itu, Bapak Bobby Nguyen mengatakan bahwa Vietnam perlu meningkatkan beberapa aspek untuk mengembangkan potensinya. Pariwisata merupakan sektor ekonomi yang saling terhubung, sehingga koordinasi antar kementerian dan sektor harus erat. Infrastruktur seperti jalan raya, rel kereta api, dan jalan raya masih belum memenuhi persyaratan pengembangan pariwisata.

Selain itu, pakar pariwisata ini berpendapat bahwa Vietnam perlu melakukan pelatihan ulang dan pembinaan ulang terhadap staf yang bekerja di bidang ini agar dapat memenuhi mutu layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan wisatawan.


[iklan_2]
Sumber

Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Jet tempur Su-30-MK2 jatuhkan peluru pengacau, helikopter mengibarkan bendera di langit ibu kota
Puaskan mata Anda dengan jet tempur Su-30MK2 yang menjatuhkan perangkap panas yang bersinar di langit ibu kota
(Langsung) Gladi bersih perayaan, pawai, dan pawai Hari Nasional 2 September
Duong Hoang Yen menyanyikan "Tanah Air di Bawah Sinar Matahari" secara a cappella yang menimbulkan emosi yang kuat

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Berita

Sistem Politik

Lokal

Produk