Kejuaraan Dunia Vovinam 2025 mempertemukan lebih dari 600 seniman bela diri dari 26 negara dan wilayah di 4 benua, yang memperebutkan 45 medali termasuk 26 acara seni bela diri dan 19 kelas berat tempur.
Dengan 39 peserta, tim Vietnam menunjukkan performa impresif, meraih 24 medali emas dan 1 medali perak dalam 6 hari kompetisi (2-7 November), mengungguli lawan-lawan tangguh seperti Aljazair dan Kamboja untuk mempertahankan posisi teratas delegasi. Aljazair berada di peringkat kedua (9 medali emas, 10 medali perak, 5 medali perunggu), sementara Kamboja berada di peringkat ketiga (7 medali emas, 11 medali perak, 5 medali perunggu).

Acara ini dianggap sebagai puncak kompetisi, menunjukkan teknik, semangat bela diri, dan aspirasi untuk membawa Vovinam lebih dekat ke impian Olimpiade.
Ini adalah arena terpenting bagi para seniman bela diri papan atas dunia untuk menunjukkan bakat, teknik, dan semangat bela diri mereka. Bagi tim nasional, terutama tim Vovinam Vietnam, turnamen ini merupakan kesempatan untuk mengukuhkan posisi terdepan mereka, setelah kesuksesan di turnamen nasional pada tahun 2025.
Peristiwa ini juga merupakan ukuran paling akurat mengenai tingkat profesional Vovinam di kancah internasional.

Selain itu, Wakil Presiden Tetap Federasi Vovinam Dunia Florin Macovei sangat menghargai kualitas turnamen dan kemajuan negara-negara seperti Jepang, Korea, Iran dan Prancis, seraya menegaskan bahwa Vovinam berkembang pesat dalam skala global.
Sesuai rencana, Kejuaraan Dunia Vovinam ke-9 akan diadakan di Aljazair pada tahun 2027.
Pada kesempatan yang sama, Konferensi Komite Eksekutif Federasi Vovinam Asia Tenggara di Bali memilih Bapak Ou Ratana (Kamboja) sebagai Presiden, dan dengan suara bulat memilih Kamboja untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Vovinam Asia 2026, yang menandai langkah perkembangan baru bagi gerakan Vovinam regional.
Sumber: https://nld.com.vn/vovinam-viet-nam-bao-ve-thanh-cong-ngoi-vo-dich-the-gioi-2025-196251107192731204.htm






Komentar (0)