Berdasarkan Pasal 3 Pasal 10 Undang-Undang Lalu Lintas Tahun 2008, lampu lalu lintas mempunyai tiga warna, sebagaimana ditentukan sebagai berikut:
- Sinyal hijau berarti jalan;
- Sinyal merah berarti tidak boleh melaju;
- Sinyal kuning berarti peserta lalu lintas harus menghentikan kendaraannya sebelum garis berhenti, kecuali dalam kasus dimana mereka telah melewati garis berhenti dan diperbolehkan untuk meneruskan perjalanan.
Selain itu, Peraturan Teknis Nasional tentang Rambu Jalan No. QCVN 41:2019/BGTVT (dikeluarkan dengan Surat Edaran 54/2019/TT-BGTVT) juga memberikan penjelasan serupa.
Lampu kuning menandakan perubahan dari hijau menjadi merah. Saat lampu kuning menyala, Anda harus berhenti sebelum garis berhenti. Jika Anda telah melewati garis berhenti atau terlalu dekat dengan garis berhenti, dan jika berhenti berbahaya, Anda dapat melanjutkan perjalanan.
Jika lampu kuning menyala, Anda boleh melaju, tetapi Anda harus mengurangi kecepatan, memperhatikan, dan memberi jalan kepada pejalan kaki atau kendaraan lain sesuai ketentuan Undang-Undang Lalu Lintas. Namun, selama ini, pengguna jalan hanya memperhatikan dua jenis lampu, hijau dan merah, dan lupa bahwa tidak mematuhi sinyal lampu kuning juga dapat dikenakan sanksi.
Oleh karena itu, jika lampu kuning menyala tetapi pengemudi belum melewati garis berhenti tetapi tetap mengemudi, ia akan dianggap melanggar lampu kuning dan akan didenda, kecuali jika kendaraan belum melewati garis berhenti tetapi jika ia berhenti, hal itu akan membahayakan dirinya sendiri atau kendaraan lain. Ini juga berarti bahwa tidak berhenti di lampu kuning jika ia telah melewati garis yang telah ditentukan tidak akan didenda.
Terkait dengan sanksi administratif berupa denda karena menerobos lampu kuning, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 100/2019/ND-CP sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 123/2021/ND-CP tidak mengatur secara spesifik mengenai pelanggaran menerobos lampu kuning dan lampu merah, melainkan hanya mengatur mengenai pelanggaran tidak mematuhi rambu lalu lintas.
Dengan demikian, pengemudi sepeda motor dan skuter (termasuk sepeda motor listrik) yang tidak mematuhi rambu lalu lintas akan dikenakan denda administratif mulai dari VND800.000 hingga VND1.000.000, dengan sanksi tambahan pencabutan SIM selama 1 hingga 3 bulan.
Pengemudi mobil dan kendaraan sejenisnya yang tidak mematuhi rambu lalu lintas akan dikenakan denda sebesar VND 4.000.000 hingga VND 6.000.000, dan SIM-nya akan dicabut selama 1 hingga 3 bulan (2 hingga 4 bulan jika menyebabkan kecelakaan lalu lintas).
Dengan demikian, apabila lampu lalu lintas sudah menyala, tetapi pengemudi belum melewati garis berhenti tetapi masih dengan sengaja meneruskan perjalanannya, maka ia dianggap melanggar rambu lalu lintas dan akan dikenakan sanksi pidana sebagaimana halnya jika ia menerobos lampu merah.
Apabila kendaraan belum melewati garis berhenti tetapi berhentinya kendaraan tersebut membahayakan kendaraan itu sendiri atau pengguna jalan lain di belakangnya, atau kendaraan telah melewati garis berhenti, maka kendaraan tersebut boleh terus melaju, tidak dianggap sebagai pelanggaran lampu lalu lintas dan tidak dikenakan sanksi.
Minh Hoa (t/h)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)