AI Sora meningkatkan kemampuan pembuatan video mutakhir, meluncurkan jejaring sosial video

Sudah lebih dari setahun sejak OpenAI mengumumkan Sora, model pembuatan video dan audionya. Kini aplikasi tersebut telah mendapatkan pembaruan yang luar biasa, beserta jejaring sosial berbagi video pendek dengan nama yang sama.

Langkah ambisius ini bertujuan untuk mengubah cara pengguna mendekati AI, dan menandai masuknya perusahaan ke dalam industri konten bernilai miliaran dolar.

Pembaruan dengan kemampuan "surealis"

OpenAI kini memperkenalkan pembaruan besar pertamanya dengan Sora 2, yang menghadirkan pembuatan video yang lebih realistis dan akurat secara fisik, bersama dengan peningkatan kontrol pengguna dan kemampuan pengeditan.

Sora 2 meningkatkan kemampuan untuk menciptakan video berkualitas tinggi yang lebih realistis dari sebelumnya. Foto: OpenAI

Majalah Wired menilai ini sebagai langkah strategis OpenAI untuk sekali lagi mengubah cara pengguna mendekati teknologi AI, seperti yang dilakukan ChatGPT.

Langkah ini diambil seiring dengan langkah serupa yang dilakukan raksasa seperti Google dan Meta, yang menandakan gelombang baru integrasi AI ke dalam jejaring sosial. Khususnya, OpenAI memanfaatkan gejolak yang melanda TikTok di AS untuk memasuki pasar video pendek.

Disebut sebagai "momen GPT 3.5", Sora 2 juga menawarkan kualitas audio yang ditingkatkan dengan dialog dan efek suara yang tersinkronisasi. Sora 2 dapat menghindari masalah umum pada model pembuatan video sebelumnya, seperti deformasi objek dan distorsi realitas fisik untuk menyelesaikan perintah.

Gambar realistis dikatakan mengancam seluruh industri film Hollywood.

Video yang dihasilkan juga akan mengikuti panduan multi-shot dan menjaga konsistensi antar adegan. Sora 2 mendukung berbagai gaya pembuatan video, termasuk sinematik, realistis, dan anime.

OpenAI juga meluncurkan aplikasi Sora iOS mandiri dengan sistem khusus undangan. Sora 2 memiliki sejumlah langkah pengamanan, termasuk membatasi penggunaan selebritas dalam pembuatan video.

Jaringan sosial yang ambisius

Puncak acara peluncuran produk pada tanggal 30 September adalah jejaring sosial Sora - merek "debut" perusahaan AI yang memelopori industri konten bernilai miliaran dolar.

Sekilas, Sora terasa familier dengan antarmuka gulir vertikal dan algoritmanya untuk merekomendasikan konten berdasarkan preferensi pengguna - fitur yang sudah "familiar" bagi pengguna muda melalui TikTok, YouTube Shorts, atau Facebook Reels.

Terobosan yang menarik adalah semua video yang dibagikan di sini dihasilkan oleh AI. Sora memiliki fitur "Cameo" yang memungkinkan pengguna membuat citra digital diri mereka sendiri (disebut likeness oleh OpenAI) melalui rekaman video dan suara saat membuat akun.

Jejaring sosial Sora mengubah video game AI untuk bersaing langsung dengan Tiktok

Yang baru pada Sora 2 adalah fitur pengunggahan mandiri yang disebut Cameos, yang memungkinkan pengguna "memasukkan" diri mereka ke dalam adegan yang dihasilkan AI dengan mengunggah gambar diri mereka sendiri.

Namun, sebelum itu, pengguna harus mengunggah rekaman audio dan video untuk memverifikasi identitas dan merekam penampilan mereka, untuk menghindari penggunaan deepfake untuk menyamar sebagai orang lain.

OpenAI juga mengonfirmasi bahwa pengguna dapat memberikan izin kepada orang lain untuk membuat "cameo" dengan gambar mereka, tetapi pengguna dapat mencabut izin ini kapan saja di masa mendatang.

Sora 2 akan memulai peluncuran perdananya hari ini dan akan terbatas di AS dan Kanada. Soal harga, OpenAI mengonfirmasi bahwa Sora 2 awalnya akan gratis dengan "batasan yang cukup besar" agar pengguna dapat menjelajahi fitur-fiturnya.

Pelanggan ChatGPT Pro akan mendapatkan akses ke model Sora 2 Pro berkualitas lebih tinggi. OpenAI juga mengonfirmasi rencana untuk segera merilis API Sora 2.

Peluncuran Sora 2 mencerminkan tren integrasi AI ke dalam jejaring sosial video yang sedang melanda industri teknologi. Pada September 2025, Google mengintegrasikan Veo 3, alat pembuat video AI canggihnya, langsung ke YouTube Shorts. Minggu lalu, Meta juga meluncurkan fitur "Vibes" di aplikasi Meta AI.

TikTok, yang patut dicatat, telah mengambil pendekatan yang hati-hati. Meskipun memiliki fitur AI Alive yang mengubah foto menjadi video, TikTok baru-baru ini memperketat aturannya, secara eksplisit melarang konten AI yang "menyesatkan tentang isu-isu publik yang penting atau menyebabkan kerugian pribadi."