Situasi yang mengkhawatirkan dari insiden baru-baru ini
Baru-baru ini, Jalan Raya Nasional 6 yang melintasi Hoa Binh terus mencatat tanah longsor dengan berbagai tingkat, yang menandakan ketidakstabilan geologi di wilayah tersebut. Pada dini hari tanggal 31 Agustus, di Km121+700 di komune Mai Chau, serangkaian batu besar dari lereng positif tiba-tiba runtuh, menutupi seluruh permukaan jalan. Meskipun insiden tersebut tidak menimbulkan korban jiwa karena terjadi saat lalu lintas masih sepi, namun menyebabkan kemacetan lalu lintas yang serius dan menjadi peringatan yang jelas akan potensi risiko.
Retakan sepanjang 100m di area lereng positif, bagian Km41+200, wilayah komune Pa Co.
Sebelumnya, di Km128+740, dekat SPBU Dong Bang, tanah longsor menimpa sebuah mobil yang sedang melaju dengan 4 orang di dalamnya. Untungnya, semua orang selamat, tetapi mobil tersebut rusak parah dan infrastruktur lalu lintas terdampak.
Yang lebih mengkhawatirkan adalah munculnya retakan besar yang baru-baru ini ditemukan. Pada tanggal 21 September, sebuah kelompok kerja interdisipliner memeriksa dan memastikan keberadaan retakan pada lereng positif di Km41+200, wilayah komune Pa Co. Menurut catatan awal, retakan ini panjangnya sekitar 100 meter, lebar 10-20 cm, dan di beberapa tempat amblas hingga kedalaman 60 cm, membentuk tanah longsor raksasa yang berisiko runtuh ke jalan kapan saja. Bapak Tran Van Truyen, Ketua Komite Rakyat komune Pa Co, menyatakan keprihatinannya: Risiko tanah longsor dan tanah longsor pada rute yang melewati wilayah tersebut sangat tinggi. Komune berharap agar pihak berwenang segera meninjau dan menerapkan solusi untuk memastikan keselamatan orang dan kendaraan. Pemerintah harus segera menyarankan rumah tangga yang tinggal di dekat daerah berbahaya untuk mengungsi ke tempat yang aman.
Penanganan risiko longsor batu di lereng Thung Nhuoi, kecamatan Mai Chau
Selain risiko tanah longsor, Jalan Raya Nasional 6 juga menghadapi banyak masalah lain yang meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. Kebocoran dan tumpahan oli dari kendaraan berat di permukaan jalan sering terjadi. Lapisan oli ini, jika terkena hujan atau kabut, akan menciptakan permukaan licin yang sangat berbahaya, terutama di jalur pegunungan yang berkelok-kelok seperti Cun, Thung Khe, dan Thung Nhuoi. Pengereman mendadak atau penanganan situasi di jalan-jalan ini menjadi lebih sulit dari sebelumnya, yang dengan mudah menyebabkan hilangnya kendali, tergelincir, dan terguling.
Negara berinvestasi dalam banyak rute evakuasi di Jalan Raya Nasional 6.
Medan yang unik dengan banyak tikungan tajam dan jarak pandang yang terbatas juga menjadikan banyak ruas jalan tersebut "titik rawan" kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan yang sangat serius tercatat di area seperti Km145+200 - Km145+500 (Kelurahan Pa Co) atau Km109+800 - Km110+800 (Muong Bi).
Solusi segera dan orientasi jangka panjang
Menghadapi situasi darurat ini, pihak berwenang dan unit manajemen jalan telah menerapkan sejumlah langkah tanggap darurat. Di lokasi-lokasi berisiko tinggi, rambu peringatan longsor telah dipasang, dan petugas telah ditugaskan untuk memandu dan mengatur lalu lintas. Terkait masalah tumpahan minyak, unit-unit patroli rutin dan menggunakan pasir untuk mengatasi dan mengurangi tingkat kelicinan. Kepolisian Lalu Lintas juga telah meningkatkan patroli, penertiban, dan penanganan pelanggaran seperti ngebut, berbelok, dan kelebihan muatan. Namun, ini hanyalah solusi sementara. Dalam jangka panjang, rute ini membutuhkan strategi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Badan pengelola telah meminta instansi terkait untuk melakukan tinjauan komprehensif terhadap titik rawan dan potensi kecelakaan. Survei dan evaluasi ulang seluruh geologi lereng di sepanjang rute sangat diperlukan untuk mengidentifikasi area rentan dan mengusulkan solusi teknis yang tepat seperti membangun dinding penahan, tanggul beton, memasang jaring baja untuk mencegah longsor, atau langkah-langkah stabilisasi lereng. Selain solusi teknis, peningkatan kewaspadaan pengguna jalan merupakan faktor kunci. Pengemudi harus benar-benar mematuhi peraturan keselamatan saat berkendara di jalur pegunungan: berkendara dengan kecepatan tetap, menjaga jarak aman, mematuhi prinsip "naik gigi, turun gigi" untuk memanfaatkan pengereman mesin, dan secara teratur memeriksa kondisi teknis kendaraan sebelum setiap perjalanan.
Jalan Raya Nasional 6 merupakan jalur pembangunan ekonomi dan sosial bagi seluruh wilayah Barat Laut. Memastikan keselamatan Jalan Raya Nasional 6 merupakan tugas mendesak yang tidak dapat ditunda. Agar jalan ini benar-benar aman dan efektif, diperlukan partisipasi yang tegas dan terpadu dari semua tingkat pemerintahan, unit-unit khusus, dan kesadaran setiap warga negara.
Le Chung
Sumber: https://baophutho.vn/an-hoa-sat-lo-tren-quoc-lo-6-va-nhu-cau-giai-phap-dong-bo-240011.htm






Komentar (0)