Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Arsenal kecewa

Arsenal mempertahankan posisi puncaknya tetapi kehilangan kesempatan emas untuk memperketat persaingan gelar setelah hasil imbang 1-1 dengan Chelsea.

ZNewsZNews01/12/2025

Arsenal kehilangan poin saat melawan Chelsea yang bermain dengan 10 orang.

Bermain dengan satu orang pemain lagi selama hampir satu jam, tim Mikel Arteta tidak mampu memberikan pukulan terakhir, yang seharusnya dilakukan oleh seorang penantang sejati ketika kesempatan terbuka.

Arsenal kehilangan semangat di London

Arsenal meninggalkan Stamford Bridge dengan satu poin dan rasa kecewa yang lebih besar daripada kepuasan. Mereka masih berada di puncak klasemen, masih memegang kendali, tetapi mereka telah melewatkan momen yang bisa membalikkan keadaan musim ini.

Kemenangan atas Chelsea, dengan lawan mereka kehilangan satu pemain di awal babak kedua, akan mengirimkan pesan yang kuat: Arsenal telah matang dan siap untuk mengakhiri paceklik gelar Liga Primer mereka selama 22 tahun. Namun, mereka justru tampil tidak konsisten, terpecah-pecah, dan kurang energi.

Kuncinya adalah pendekatan Arsenal ketika Moises Caicedo diganjar kartu merah karena tekel kasar terhadap Mikel Merino. Mereka unggul hampir 52 menit dengan keunggulan yang jelas.

Namun, alih-alih meningkatkan tempo, menghancurkan struktur pertahanan Chelsea, dan mencekik lawan, Arsenal justru tampil lamban dan tidak bersemangat. Chelsea, yang bermain dengan 10 orang, masih memiliki lebih banyak tembakan dan terus-menerus menciptakan situasi yang membuat pertahanan tim tamu berkeringat.

Arsenal anh 1

Arsenal menyebabkan kekecewaan besar.

Reece James adalah lambang tekad tersebut. Dirotasi jauh sebelum pertandingan, ia menjadi pemain terbaik di lapangan. James terkadang mendominasi Declan Rice dan menjaga Chelsea tetap terkendali meskipun timnya tertinggal.

Di sisi lain, Bukayo Saka, yang seharusnya bisa membalikkan keadaan, tidak cukup tajam untuk memanfaatkan kartu kuning awal Marc Cucurella. Saka yang lebih bugar dan percaya diri akan membuat bek Chelsea tersebut tertekan dan memaksa sang manajer untuk mengambil keputusan yang berisiko.

Arsenal tidak hanya kesulitan dengan ritme, mereka juga menghadapi konsekuensi dari pekan pertandingan yang padat. Eberechi Eze bermain selama 171 menit di pertandingan Tottenham dan Bayern, yang keduanya bisa saja berakhir lebih cepat dengan pergantian pemain yang cepat. Lalu, melawan Chelsea, ia tampak terlalu lemah untuk menembus pertahanan lawan.

Absennya William Saliba karena sakit saat latihan semakin mengungkap masalah rotasi Arteta. Tanpa Saliba dan Gabriel Magalhães, struktur pertahanan Arsenal langsung kehilangan kehalusannya yang biasa.

Pelajaran untuk Arsenal

Arteta jarang salah dalam menangani tim musim ini, tetapi pertandingan di Stamford Bridge menjadi pelajaran tentang kerasnya persaingan jarak jauh. Detail kecil seperti kebugaran, kewaspadaan, atau ritme terkadang dapat menentukan hasil 90 menit. Ia mengakuinya setelah pertandingan, dengan sedikit penyesalan: Arsenal cukup bagus, tetapi kurang tajam.

Arsenal anh 2

Arsenal kehilangan kesempatan untuk menjauh dari klasemen Liga Primer setelah bermain imbang dengan Chelsea.

Meski skuadnya menipis, Arsenal tetap menjadi tim yang lebih kuat dan berpeluang untuk membendung persaingan gelar juara. Chelsea bermain tanpa Cole Palmer, sementara pemain muda berbakat Estevão Willian tampil kurang mengesankan di babak pertama dan harus ditarik keluar tak lama kemudian. Hal itu membuat ketidakmampuan Arsenal untuk menunjukkan kekuatan mereka semakin membingungkan. Gol dari situasi bola mati membuat mereka berada dalam posisi mengejar dan kehilangan ketenangan yang dibutuhkan tim kuat.

Manchester City, yang selalu diuntungkan saat lawan mereka tersandung, langsung memanfaatkannya. Gol Phil Foden di menit-menit akhir membantu mereka memperkecil ketertinggalan dan menghidupkan kembali harapan. Arteta tahu bahwa memberi Pep Guardiola kesempatan sekecil apa pun itu berbahaya. Chelsea juga akan merasa lebih percaya diri. Karena ketika mereka mampu menahan imbang sang pemuncak klasemen meskipun bermain dengan satu pemain lebih sedikit, mereka tahu mereka mampu bersaing untuk jangka panjang.

Arsenal masih menjadi favorit. Mereka masih bermain meyakinkan dan memiliki inti yang kuat. Namun, untuk mengangkat trofi di bulan Mei, mereka harus menjadi tim yang memanfaatkan momen-momen emas. Stamford Bridge memberi mereka kesempatan itu, dan mereka tidak memanfaatkannya.

Itulah mengapa hasil imbang ini lebih dari sekadar poin yang hilang. Ini menjadi pengingat bahwa gelar juara tidak jatuh ke tangan tim terbaik, melainkan ke tim yang paling kejam. Dan Arsenal belum menunjukkan bahwa mereka telah mencapai ambang batas itu.

Dua gol dalam pertandingan Chelsea - Arsenal. Dini hari tanggal 1 Desember, Chelsea dan Arsenal bermain imbang 1-1 dalam pertandingan dramatis di pekan ke-13 Liga Primer 2025/26.

Sumber: https://znews.vn/arsenal-gay-hut-hang-post1607358.html


Komentar (0)

No data
No data

Warisan

Angka

Bisnis

Matahari terbit yang indah di atas lautan Vietnam

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk