Tiga ilmuwan yang menerima Beasiswa tersebut meliputi: Associate Professor, Dr. To Thi Mai Huong, Universitas Sains dan Teknologi (USTH), Associate Professor, Dr. Pham Kim Ngoc, Universitas Sains, Universitas Nasional Vietnam, Kota Ho Chi Minh (VNU-HCM) dan Dr. Le Linh, saat ini seorang peneliti pascadoktoral di Universitas Stanford (AS).

Gambaran Umum Upacara.
L'Oréal - UNESCO: Bekerja sama untuk membantu perempuan memimpin masa depan sains
Berbicara pada upacara tersebut, Bapak Wagih Ahmed, Direktur Umum L'Oréal Vietnam, menekankan bahwa dunia membutuhkan sains dan sains membutuhkan perempuan.
Sejak 2009, L'Oreal Vietnam terus menjalankan misinya untuk menghormati dan mendukung ilmuwan wanita berbakat di seluruh Vietnam yang bekerja siang dan malam untuk memecahkan tantangan terbesar umat manusia melalui program beasiswa nasional dan berhasil menominasikan tiga ilmuwan wanita untuk penghargaan internasional bergengsi.
Program ini telah menjadi bukti nyata bahwa ketika perempuan diberi kesempatan dan dukungan, mereka dapat mencapai prestasi luar biasa dan menciptakan perubahan positif bagi masyarakat. Mereka adalah sumber inspirasi yang tak ada habisnya bagi generasi ilmuwan muda untuk terus menapaki jalan sains yang menantang sekaligus luar biasa gemilang.

Bapak Wagih Ahmed, Direktur Umum L'Oréal Vietnam, memberikan pidato pada Upacara tersebut.
Bapak Jonathan Baker, Perwakilan UNESCO di Vietnam, menegaskan: "Selama lebih dari satu dekade di Vietnam, UNESCO dan L'Oréal selalu mendampingi satu sama lain, berdasarkan keyakinan bersama: Sains adalah bahasa kemanusiaan, penggerak penting bagi kemajuan, dan sains hanya dapat mencapai potensi penuhnya ketika perempuan terwakili secara setara dan diberdayakan untuk memimpin. Mendukung perempuan di bidang sains bukanlah tindakan simbolis, melainkan investasi untuk masa depan kita bersama."

Bapak Jonathan Wallace Baker, Perwakilan UNESCO di Vietnam, menyampaikan pidato pada Upacara tersebut.
Dalam perannya sebagai Ketua Juri, Profesor Chau Van Minh, Presiden Akademi Sains dan Teknologi Vietnam, mengatakan bahwa proses seleksi selalu membutuhkan perhatian khusus. Setiap topik memiliki kebaruan, penerapan, dan potensi dampak sosial yang besar.
Dewan, yang terdiri dari para ilmuwan terkemuka di berbagai bidang, telah bekerja secara serius dan objektif, mengevaluasi secara komprehensif mulai dari nilai ilmiah hingga kemampuan menginspirasi setiap kandidat. Ketelitian inilah yang membantu program ini terus menemukan dan mendukung bakat-bakat sejati, serta membina generasi ilmuwan perempuan berikutnya.
Menurut Profesor Chau Van Minh, setiap beasiswa yang diberikan bukan hanya sekedar pengakuan atau dukungan finansial, tetapi juga amanah yang diberikan, sehingga semakin memotivasi para ilmuwan wanita untuk terus gigih menekuni jalur penelitian, jalur yang membutuhkan ketekunan, pengorbanan, dan semangat yang besar.

Prof. Dr. Chau Van Minh, Presiden Akademi Sains dan Teknologi Vietnam dan Ketua Dewan Juri memberikan pidato pada Upacara tersebut.
Tiga karya ilmiah - Tiga solusi untuk masa depan yang berkelanjutan
Associate Professor, Dr. To Thi Mai Huong: Solusi untuk pertanian rendah emisi
Perubahan iklim menuntut perubahan di bidang pertanian. Lektor Kepala To Thi Mai Huong menerapkan pendekatan inovatif: Menggunakan teknologi penyuntingan gen presisi (prime editing) untuk meningkatkan ekspresi gen tertentu dengan memasukkan penambah transkripsi pendek (STE). Tujuannya adalah mengoptimalkan alokasi karbon pada tanaman padi dan mengurangi eksudat akar. Hal ini akan berdampak positif pada mikrobioma akar, membantu mengurangi emisi metana, gas rumah kaca kuat yang terbentuk dalam kondisi anaerobik di sawah. Ini merupakan langkah penting menuju terciptanya varietas padi unggul: Berproduksi tinggi namun tetap "ringan" dalam menghasilkan gas rumah kaca.

Bapak Wagih Ahmed, Direktur Umum L'Oréal VietNam dan Bapak Jonathan Wallace Baker, Kepala Perwakilan UNESCO di Vietnam, menyerahkan sertifikat beasiswa kepada Associate Professor, Dr. To Thi Mai Huong.
Prof. Dr. Pham Kim Ngoc: Solusi untuk AI hemat energi
Ledakan AI yang dibarengi dengan kebutuhan listriknya yang besar telah memotivasi Associate Professor Dr. Pham Kim Ngoc untuk berfokus pada penelitian arsitektur Komputasi Dalam Memori (In-Memory Computing) guna mengatasi hambatan von Neumann. Dengan mengembangkan memristor, perangkat yang mampu menyimpan status analog yang mensimulasikan sinapsis, khususnya memristor penyearah mandiri (SRM), penelitiannya mencakup segala hal mulai dari material hingga komponen dan sirkuit mikro. Tujuannya adalah sistem perangkat keras AI yang sangat terintegrasi, pemrosesan paralel yang efisien, dan penghematan energi, yang semakin mendekati mekanisme pembelajaran otak manusia.

Bapak Wagih Ahmed, Direktur Umum L'Oréal VietNam dan Bapak Jonathan Wallace Baker, Kepala Perwakilan UNESCO di Vietnam, menyerahkan sertifikat beasiswa kepada Associate Professor, Dr. Pham Kim Ngoc.
Dr. Le Linh: Solusi untuk masalah penyimpanan energi
Dr. Le Linh sedang meneliti baterai Litium-sulfur (Li-S) yang menjanjikan dengan target kepadatan energi sekitar 350 Wh/kg dan siklus hidup yang panjang. Proyek ini merancang elektrolit cair multifungsi, ko-pelarut, dan aditif untuk membatasi migrasi polisulfida, menstabilkan litium logam, sehingga meningkatkan kapasitas dan daya tahan siklus. Penelitian eksperimental dan simulasi gabungan ini membantu memperjelas mekanisme peningkatan kinerja, sekaligus mengoptimalkan elektroda dan struktur sel, sehingga teknologi Li-S dapat diaplikasikan secara massal.

Bapak Wagih Ahmed, Direktur Umum L'Oréal Vietnam dan Bapak Jonathan Wallace Baker, Perwakilan UNESCO di Vietnam menyerahkan sertifikat beasiswa kepada Dr. Le Linh.
Upacara Pemberian Beasiswa 2025 bukan hanya sebuah pengakuan, tetapi juga membuka babak baru dalam perjalanan penelitian para ilmuwan yang terhormat. Dari sawah yang penuh tantangan emisi gas rumah kaca, hingga laboratorium tempat chip AI super hemat energi sedang dieksplorasi, atau sel baterai Li-S sedang disempurnakan secara bertahap, kecerdasan dan semangat para ilmuwan perempuan berkontribusi dalam membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Vietnam dan dunia.

Para delegasi mengambil foto kenang-kenangan.
Upacara Pemberian Beasiswa Nasional merupakan bagian dari penghargaan sains global bergengsi L'Oréal - UNESCO For Women in Science, yang didirikan oleh L'Oréal dan UNESCO pada tahun 1989.
Hingga saat ini, penghargaan tersebut telah menghormati lebih dari 4.700 ilmuwan di seluruh dunia, termasuk tujuh ilmuwan wanita yang telah menerima Hadiah Nobel dalam sains.
Di Vietnam, 41 ilmuwan wanita telah diberi penghargaan dengan serangkaian proyek penelitian yang diakui secara internasional.
Sumber: https://mst.gov.vn/ba-nha-khoa-hoc-nu-viet-nam-nhan-hoc-bong-loreal-unesco-197251201210449023.htm






Komentar (0)