Dalam pernyataan pada 2 September, Google membantah informasi tentang pengiriman "peringatan mendesak" kepada 2,5 miliar pengguna Gmail yang tersebar luas di media sosial. "Raksasa" teknologi ini menegaskan bahwa langkah-langkah perlindungan Gmail sangat kuat dan efektif.
Meskipun Google bersikeras bahwa tidak ada kata sandi atau sistem Gmail yang dibobol secara langsung, serangan tersebut—yang diyakini dilakukan oleh kelompok peretas ternama ShinyHunters—mengungkap alamat email dan informasi kontak bisnis. Bahkan informasi yang tampaknya tidak berbahaya pun dapat digunakan untuk membuat skema phishing yang meyakinkan, menurut Gulf News.
Kantor pusat Google di Mountain View, California - AS Foto: AP
Beberapa laporan menunjukkan tanda-tanda pertama akses tidak sah muncul pada Juni 2025, ketika penyerang menyamar sebagai staf dukungan TI dan menipu seorang karyawan agar memasang malware di sistem Salesforce. Pada Agustus 2025, Google mengonfirmasi beberapa intrusi yang berhasil dan mulai memberi tahu pengguna yang terdampak pada 8 Agustus.
Mengingat ancaman tersebut, Google menyarankan agar pengguna Gmail segera mengubah kata sandi mereka, mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA) atau kunci kata sandi, dan mendaftar untuk fitur keamanan lanjutan. Perusahaan teknologi ini juga mengimbau pengguna untuk menjalankan pemeriksaan keamanan guna meninjau perangkat dan aplikasi mereka yang terhubung.
Insiden ini merupakan salah satu peringatan keamanan terbesar dalam sejarah Google, dan pengingat penting bahwa sistem digital yang saling terhubung dapat secara tidak sengaja meningkatkan risiko bahkan ketika sistem inti tetap aman.
Sumber: https://nld.com.vn/bac-bo-tin-ro-ri-du-lieu-25-ti-nguoi-dung-gmail-196250902205134219.htm
Komentar (0)