Puing-puing diduga berasal dari pesawat MH370 yang hilang
TANGKAPAN LAYAR AUSTRALIA
Telegraph melaporkan pada tanggal 18 Juni bahwa ilmuwan Inggris baru saja menemukan sinyal yang dapat membantu memecahkan misteri hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370.
Para peneliti di Universitas Cardiff (Wales) menganalisis data dari mikrofon bawah air, menangkap sinyal berdurasi 6 detik yang direkam sekitar waktu pesawat diyakini jatuh di Samudra Hindia.
Mereka telah mengusulkan pengujian lebih lanjut untuk menentukan apakah suara terakhir dapat membantu menentukan lokasi peristirahatan Boeing 777, yang telah hilang sejak 8 Maret 2014, saat menghilang dengan 239 orang di dalamnya.
Sebuah pesawat seberat 200 ton yang jatuh dengan kecepatan 200 meter per detik akan melepaskan energi kinetik yang sama besarnya dengan gempa bumi kecil. Energi kinetik ini cukup besar untuk ditangkap oleh mikrofon yang berjarak ribuan kilometer.
Ada dua stasiun hidroakustik yang mampu mendeteksi sinyal tersebut, satu di Cape Leeuwin di Australia Barat dan lainnya di wilayah Inggris Diego Garcia di Samudra Hindia.
Stasiun-stasiun tersebut dibangun sebagai bagian dari rezim pemantauan Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif. Kedua stasiun tersebut beroperasi sekitar waktu MH370 diyakini jatuh di Samudra Hindia.
Dalam penelitian mereka, tim Universitas Cardiff mengidentifikasi sinyal yang cocok dengan rentang waktu pesawat mungkin jatuh ke laut, yang direkam di stasiun Cape Leeuwin.
Menurut Dr Usama Kadri di Universitas Cardiff, penelitian lebih lanjut dapat memecahkan misteri MH370, mirip dengan bagaimana kapal selam angkatan laut Argentina ARA San Juan ditemukan di dasar laut setahun setelah ledakan yang menyebabkannya jatuh ke kedalaman Atlantik Selatan pada tanggal 15 November 2017.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/bat-ngo-phat-hien-tin-hieu-co-the-giup-tim-thay-may-bay-mh370-185240618064354471.htm
Komentar (0)