
Beruang hitam Asia, hewan yang terdaftar dalam Buku Merah Dunia, difoto di Taman Nasional Chu Mom Ray - Foto: XUAN THUY
Pada tanggal 17 September, Bapak Dao Xuan Thuy - Direktur Taman Nasional Chu Mom Ray - mengatakan bahwa unit tersebut mengoperasikan sistem sekitar 300 kamera jebak dan telah menemukan banyak hewan langka, termasuk banyak spesies yang menghadapi kepunahan.
Menurut Bapak Thuy, jika dulu penentuan keberadaan satwa liar hanya berdasarkan survei langsung, menemukan jejak kaki atau jejak yang tertinggal, kini berkat teknologi kamera jebak, citra spesifik tiap individu sudah terawetkan.
Spesies yang sangat langka di alam liar seperti gaur, beruang hitam, lutung keperakan, macan tutul merah, lutung douc berkaki hitam, lutung douc berkaki coklat, lutung douc berkaki abu-abu, burung pegar zebra, burung pegar ungu, burung pegar mahkota merah... semuanya telah muncul dalam bingkai yang berharga.
Bapak Dao Xuan Thuy menegaskan bahwa sistem kamera jebak tidak hanya membantu para ilmuwan dan pasukan konservasi memantau distribusi dan status kesehatan spesies, tetapi juga merupakan alat penting untuk memantau dan mencegah perburuan liar serta perambahan hutan dan hewan.
"Dulu, membuktikan keberadaan beberapa spesies hampir mustahil, karena mereka seringkali bersembunyi dengan sangat baik. Kini, berkat kamera, kita tidak hanya dapat memastikan keberadaan mereka, tetapi juga memiliki data yang jelas untuk penelitian, sehingga meningkatkan efisiensi konservasi," ujar Bapak Thuy.
Taman Nasional Chu Mom Ray memiliki luas lebih dari 56.200 hektar, merupakan rumah bagi sekitar 1.000 spesies hewan, 112 di antaranya terdaftar sebagai terancam punah, berharga, dan langka dan membutuhkan perlindungan prioritas; bersama dengan hampir 1.900 spesies tumbuhan, dengan 192 spesies endemik dan langka.
Setiap tahun, staf taman melakukan empat inspeksi, mengumpulkan data dari kamera jebak, dengan demikian menilai status populasi terkini dan menyesuaikan solusi konservasi yang tepat.
Salah satu catatan penting terkini adalah gambar beruang bulan, hewan yang sangat langka, hampir punah di alam liar.
Beruang hitam Asia (juga dikenal sebagai beruang hitam Asia) tercantum dalam Buku Merah Dunia sebagai spesies yang rentan.
Selain itu, kamera jebak juga merekam kawanan empat gaur dalam kondisi sehat, membuktikan keberadaan spesies hewan besar ini di Chu Mom Ray.
Tidak hanya memiliki signifikansi ilmiah, gambar yang diambil juga berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.
Secara khusus, sejak tahun 2004, Chu Mom Ray telah diakui oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sebagai Taman Warisan ASEAN, sebuah "harta karun" alam yang bernilai global.
Menurut Badan Pengelola Taman Nasional, informasi dari kamera jebak tidak hanya mencerminkan dunia liar, tetapi juga merekam gambar orang-orang yang masuk dan keluar hutan. Data ini penting bagi unit untuk mengidentifikasi risiko dampak negatif terhadap ekosistem sejak dini, sehingga dapat menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat waktu.
"Kami berharap dengan dukungan teknologi dan kerja sama masyarakat, Taman Nasional Chu Mom Ray akan terus menjadi tempat perlindungan yang aman bagi satwa langka, dan berkontribusi dalam melestarikan keanekaragaman hayati untuk generasi mendatang," ujar Bapak Thuy.
Sumber: https://tuoitre.vn/bay-anh-chup-duoc-gau-ngua-quy-hiem-bo-tot-o-vuon-quoc-gia-chu-mom-ray-20250917164857799.htm






Komentar (0)