Para ilmuwan dari Tiongkok dan Singapura telah berkolaborasi dalam sebuah model bahasa besar (LLM) multimodal yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu dokter dalam perawatan primer pasien diabetes, terutama dalam diagnosis, sehingga menghasilkan luaran pengobatan yang lebih baik. Ini adalah model pertama di dunia dan penelitiannya baru saja dipublikasikan di jurnal Nature Medicine.
Tim peneliti menerapkan AI untuk mendiagnosis dan mengobati diabetes. (Sumber: Universitas Carnegie Mellon) |
Diperkirakan lebih dari 500 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes pada tahun 2021, sebagian besar di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Negara-negara ini sering kali menghadapi kekurangan tenaga kesehatan primer terlatih dan terbatasnya skrining yang tepat untuk retinopati diabetik, salah satu komplikasi diabetes yang memengaruhi mata.
Menghadapi kenyataan ini, para peneliti dari Universitas Tsinghua, Universitas Shanghai Jiao Tong, dan Universitas Nasional Singapura telah mengembangkan model yang mirip dengan model bahasa GPT-4 OpenAI yang dapat memberikan panduan kepada dokter perawatan primer dalam mengelola rekam medis selama perawatan dan pengobatan pasien diabetes.
Dinamakan DeepDR-LLM, model ini mengintegrasikan bahasa dan gambar, yang dirancang untuk memanfaatkan fitur-fitur luar biasa dari model bahasa besar dan pembelajaran mendalam terkini, untuk memberikan solusi komprehensif dalam diagnosis gambar dan membuat rekomendasi perawatan yang tepat.
Tim menggunakan LLM sumber terbuka dengan 371.763 rekomendasi manajemen aktual dari 267.730 partisipan. Selain itu, para ilmuwan juga menggunakan 21 set data citra retina dari tujuh negara: Tiongkok, Singapura, India, Thailand, Inggris, Aljazair, dan Uzbekistan.
Dalam studi retrospektif berikutnya, DeepDR-LLM menunjukkan kinerja yang sebanding dengan staf perawatan primer dalam bahasa Inggris, sembari mengungguli bahasa Mandarin.
Selain itu, mengevaluasi tugas mengidentifikasi retinopati diabetik, akurasi rata-rata dokter perawatan primer ketika dibantu oleh model meningkat menjadi lebih dari 92%, lebih tinggi dari 81% tanpa menggunakan model tim peneliti.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/benh-nhan-tieu-duong-sap-duoc-nhan-vien-y-te-ai-cham-soc-280474.html
Komentar (0)