
Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo (Foto: Belga).
Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Alexander De Croo menekankan bahwa Belgia menandatangani perjanjian keamanan bilateral dengan Ukraina minggu lalu, termasuk penyediaan 30 jet tempur F-16 pada tahun 2028, angka bantuan terbesar di antara sekutu Kiev.
"Perjanjian ini sangat jelas. Kita berbicara tentang jet tempur yang dapat digunakan Ukraina di wilayahnya. Ini adalah kesepakatan yang telah kita capai dan saya ingin dihormati," tegas Perdana Menteri Belgia.
Prioritas utama, menurut Tn. De Croo, adalah memastikan bahwa AS dan negara NATO lainnya dapat terus memberikan dukungan militer kepada Ukraina.
"Kebutuhan akan pertahanan udara sangat besar. Pesawat tempur dapat mendukungnya, tetapi akan membutuhkan sumber daya tambahan. Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan bagaimana menyediakan peralatan ke Ukraina dengan lebih cepat dan lebih efektif," ujar pemimpin tersebut.
Pernyataan Perdana Menteri Belgia De Croo Belga muncul setelah Menteri Pertahanan negara itu, Ludivine Dedonder, mengatakan bahwa senjata militer Belgia hanya dapat dikerahkan di wilayah Ukraina.
Pernyataan Tn. Dedonder muncul setelah keputusan sejumlah negara sekutu, terutama Amerika Serikat dan Jerman, untuk mengizinkan Ukraina menggunakan senjata yang dipasok Barat untuk menyerang fasilitas militer Rusia, tetapi dengan syarat tertentu.
Menurut Komisi Eropa (EC), Ukraina memiliki hak untuk membela diri, termasuk menyerang target militer di wilayah Rusia. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga menegaskan bahwa Ukraina memiliki hak untuk menyerang wilayah Rusia dan menekankan bahwa semakin banyak sekutu yang setuju dengan hal ini.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/the-gioi/bi-khong-cho-phep-su-dung-f-16-ben-ngoai-lanh-tho-ukraine-20240601161725218.htm






Komentar (0)