(Dan Tri) - Menurut staf Stasiun Radio dan Televisi An Giang , selama puluhan tahun bekerja, mereka tidak pernah berada dalam situasi yang begitu sulit dan kekurangan seperti sekarang.
Pada tanggal 26 Maret, sejumlah kantor berita menerima panggilan darurat yang diyakini berasal dari sekelompok reporter, editor, dan teknisi Stasiun Radio dan Televisi An Giang. Petisi tersebut juga dikirimkan kepada Komite Partai Provinsi, Dewan Rakyat, Komite Rakyat, dan Komite Front Tanah Air Vietnam di Provinsi An Giang.
Menurut petisi tersebut, kolektif reporter, editor, dan teknisi Stasiun Radio dan Televisi An Giang telah menghadapi kesulitan berkepanjangan karena stasiun tersebut belum membayar gaji dan royalti sejak Juni 2023 hingga sekarang.
Stasiun Radio dan Televisi Provinsi An Giang (Foto: BD).
Kehidupan keluarga berantakan, tidak ada lagi uang untuk dibelanjakan, khawatir tentang pendidikan anak-anak, orang tua yang sudah lanjut usia tidak mampu lagi membiayai, tidak hanya khawatir tentang makanan dan pakaian, tetapi juga harus meminjam uang untuk membeli bensin untuk perjalanan bisnis, lalu menambah utang macet ke bank... Hingga kini, sudah 22 bulan, kami masih belum menerima remunerasi atau royalti. Kami juga masih menerima gaji. Pada tahun 2024, ada masanya kami menerima gaji selama 6 bulan.
Hingga akhir Maret 2025, kami baru menerima 50% dari gaji Februari 2025. Selama puluhan tahun kami bekerja, belum pernah ada masa seperti sekarang, di mana terkadang agensi membayar setengah bulan gaji, terkadang sepertiga bulan, sambil memegang uang dan menangis," demikian pernyataan petisi tersebut.
Berbicara kepada reporter Dan Tri , seorang pemimpin Stasiun Radio dan Televisi An Giang mengatakan bahwa mereka telah menerima informasi tersebut dan akan menginformasikannya kepada pers nanti.
Sebelumnya, sekelompok reporter, editor, dan teknisi dari Stasiun Radio dan Televisi Kota Can Tho (Can Tho City Radio and Television Station) juga mengajukan petisi bantuan karena mereka masih memiliki tunggakan royalti dan biaya bisnis selama 20 bulan.
Menurut petisi tersebut, staf stasiun tersebut telah menerima royalti dan biaya bisnis sejak Agustus 2023. Hal ini menyulitkan hidup mereka.
Selama hampir 20 bulan, kami telah mengertakkan gigi dan bertahan, menekan rasa sakit kami, dan mencoba memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi lembaga ini. Namun, kesunyian dan ketidakpedulian telah menggerogoti kekuatan kami dan menguras iman kami. Kehidupan keluarga sedang kacau, kami tidak punya cukup uang untuk dibelanjakan, dan kami telah bermalam-malam tanpa tidur karena khawatir akan kebutuhan hidup.
Ada hari-hari di mana kami harus kelaparan demi menabung setiap sen, ada malam-malam panjang yang dipenuhi kekhawatiran akan makanan esok hari. Perjalanan bisnis yang seharusnya menjadi sumber kebanggaan dan tanggung jawab kini menjadi mimpi buruk ketika kami tidak punya cukup uang untuk bensin dan transportasi. Kami harus meminjam uang ke mana-mana, harus berlarian mencari setiap sen hanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan," bunyi petisi tersebut.
Petisi tersebut juga menyatakan: "Gaji yang sedikit tidak cukup untuk menutupi biaya hidup kami, dan royalti serta biaya bisnis yang belum dibayar telah menyebabkan kami jatuh ke dalam kemiskinan dan kesengsaraan."
Terkait petisi ini, seorang pimpinan Stasiun Radio dan Televisi Can Tho mengatakan bahwa stasiun tersebut tetap membayar gaji penuh kepada staf di awal bulan. Mengenai royalti, mereka hanya dibayar terlambat, bukan tidak dibayar.
Berbicara dengan Dan Tri, seorang reporter dari Stasiun Radio dan Televisi Kota Can Tho mengatakan bahwa royalti dan biaya bisnis selama 20 bulan yang belum dibayarkan stasiun kepada orang ini hingga saat ini lebih dari 200 juta VND.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/xa-hoi/can-bo-dai-pt-th-an-giang-keu-cuu-vi-22-thang-bi-no-luong-20250326154740136.htm
Komentar (0)