Badan kepolisian utama Haiti telah meminta bantuan untuk menghentikan tahanan yang melarikan diri, termasuk beberapa penjahat berbahaya yang mencoba melarikan diri dari Penjara Nasional di Port-Au-Prince.
Tidak jelas berapa banyak tahanan yang melarikan diri dari penjara, tetapi Haitian Gazette melaporkannya sebagai "jumlah yang signifikan." Sumber mengatakan beberapa tahanan tidak ingin meninggalkan penjara karena takut terbunuh dalam hujan tembakan. Menurut AyiboPost, polisi penjara meninggalkan fasilitas tersebut pada hari Sabtu.
Kerusuhan terjadi di ibu kota Port-au-Prince, Haiti. Foto: Reuters
Baku tembak telah terjadi dalam beberapa hari terakhir setelah pemimpin geng Jimmy Cherizier, seorang mantan polisi, menyerukan kelompok-kelompok kriminal untuk melawan pemerintah. Cherizier memimpin aliansi geng dan menghadapi sanksi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Amerika Serikat.
Penjara Nasional Haiti, yang dibangun untuk menampung 700 narapidana, menampung 3.687 narapidana hingga Februari tahun lalu. Sebuah laporan tahun 2017 memperingatkan adanya kelebihan kapasitas yang parah di penjara tersebut.
Serangan penjara itu terjadi setelah laporan pada hari Jumat bahwa orang-orang bersenjata telah mencoba menguasai pelabuhan peti kemas utama Port-Au-Prince, mengganggu lalu lintas dan geng-geng mengancam akan menyerang lebih banyak kantor polisi kota.
Cherizier minggu ini memperingatkan penduduk setempat agar tidak menyekolahkan anak-anak mereka untuk "menghindari kerusakan" seiring meningkatnya kekerasan.
Perdana Menteri Ariel Henry, yang mengambil alih kekuasaan di Haiti setelah pembunuhan mantan Presiden Jovenel Moise pada tahun 2021, telah berjanji untuk mundur pada awal Februari. Ia kemudian mengatakan keamanan Haiti harus dipulihkan untuk memastikan pemilu yang bebas dan adil.
Mai Van (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)