Pemadaman listrik terus terjadi di pinggiran kota Hanoi . Pukul 20.00 tanggal 2 Juni, ratusan rumah tangga di Ngoc Bai hidup dalam kegelapan dan panas.
Akibat panas terik yang naik dari jalan, Minh dan banyak penduduk desa terpaksa pergi ke tanggul untuk menyejukkan diri. "Beberapa daerah tetangga seperti distrik Quoc Oai dan Thach That terus-menerus mengalami pemadaman listrik. Kalau terus begini, kami tak sanggup lagi. Lansia dan anak-anak adalah yang paling terdampak," kata Minh.
Banyak keluarga membawa tempat tidur, meja, kursi, dan tikar ke jalan untuk berbaring. "Panas sekali, bagaimana mungkin orang tua dan anak-anak tahan?" keluh Bapak Phi Huu Khue (78 tahun).
"Pemadaman listrik dan air adalah sesuatu yang sangat ditakuti oleh orang tua seperti kami. Untungnya, kami masih menggunakan kompor gas di rumah, jadi memasak tidak terlalu terganggu. Tapi saya khawatir penglihatan saya buruk dan rumah gelap, dan jika saya tidak sengaja tersandung dan jatuh, itu akan mengerikan," kata Can Thi Loc (72 tahun).
Ibu Nguyen Thi Thu (Desa Ngoc Bai) terpaksa membuang semua makanan di kulkas karena khawatir akan rusak. "Kalau kita tidak segera mengatasinya di cuaca panas seperti ini, besok kita tidak akan punya apa-apa untuk dimakan. Yogurt, susu, dan es krim yang saya beli untuk anak-anak saya sekarang pasti akan rusak," ujarnya.
Karena khawatir suhu panas akan mengganggu kesehatan anak-anak, banyak keluarga terpaksa membawa tikar dan kelambu ke luar agar anak-anak mereka bisa bermain, dan menunggu hingga listrik kembali menyala sebelum membawa anak-anak mereka tidur di dalam rumah.
"Matinya listrik membuat saya merasa seperti buta, tidak bisa melihat apa pun. Kalau mau ambil sesuatu, saya harus meraba-raba atau pakai cahaya ponsel untuk menyinarinya," kata Duong sambil tertawa.
"Untuk mendinginkan diri dari panasnya pagi sampai sekarang, saya harus mandi 3-4 kali. Duduk sebentar saja sudah membuat saya berkeringat deras," tambahnya.
Pukul 21.00, langit sudah gelap gulita, dan banyak area di Desa Ngoc Bai (Distrik Quoc Oai) tidak memiliki lampu jalan. Duc Anh dan Minh An terpaksa menggunakan senter dan ponsel untuk menerangi jalan pulang.
Selama liburan musim panas, Huy Phuoc (11 tahun) diizinkan oleh orang tuanya untuk mengunjungi kakek-neneknya. Hari ini, ia harus pergi ke rumah kerabatnya tiga kali untuk menghindari panas. Phuoc bercerita bahwa pagi harinya, neneknya mengajaknya bermain di rumah pamannya karena listrik di sana masih menyala. Pukul 10.00 pagi, listrik di daerah itu padam, sehingga neneknya mengajaknya ke rumah bibinya. Sore harinya, listrik di rumah bibinya padam, dan Phuoc beserta neneknya pun pulang ke rumah.
Mengetahui seringnya pemadaman listrik, beberapa keluarga memanfaatkan kesempatan untuk membeli baterai seharga 350.000 VND.
Di gang tempat tinggal keluarga Minh, terdapat lebih dari 30 rumah tangga. Hingga saat ini, 18 rumah tangga telah menutup pintu dan pergi ke rumah tetangga dan kerabat mereka di distrik tetangga untuk menghindari panas. "Susah sekali, sekarang gang itu gelap gulita. Rumah itu memiliki dua baterai, satu terhubung ke kipas angin, satu lagi terhubung ke bola lampu agar tetangga bisa duduk dan menyejukkan diri," kata pemuda itu.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)