“Kunci” bagi merek fesyen mewah Vietnam untuk menjangkau “lautan luas”

“Saya yakin bahwa fesyen kelas atas Vietnam benar-benar dapat mencapai standar internasional jika kita berani berpikir besar dan bertindak secara metodis,” ujar Ibu Trang Le, Presiden Pekan Mode Internasional Vietnam.

Dengan tema yang sama: "Perbincangan yang dikurasi dengan cermat tentang seni, strategi, dan kisah di balik kesuksesan merek-merek mewah," tokoh-tokoh berpengaruh di dunia mode mewah membantu para desainer, merek, dan kreator Vietnam memiliki kesempatan untuk memperluas pemikiran mereka tentang personalisasi dalam mode dan kisah tentang bagaimana merek dapat menyentuh emosi konsumen dan menjangkau "lautan luas".

Bagaimana cara diakui sebagai Haute Couture ?

Sebagai dua tokoh berpengaruh di dunia mode kelas atas, desainer veteran industri mode Prancis, penata gaya Julien Fournié, dan CEO merek Julien Fournié Haute Couture, Tn. Jean Paul Cauvin, termasuk di antara sedikit desainer yang menjadi anggota resmi Fédération de la Haute Couture et de la Mode (Asosiasi Haute Couture Prancis).

Hadir pada acara mode baru-baru ini di Vietnam, dua pakar berbagi cerita tentang cara menciptakan kesuksesan bagi merek mode kelas atas: dari desain busana, arsitektur toko hingga penentuan posisi merek dan strategi penceritaan.

Menurut penata gaya Julien Fournié , untuk diakui sebagai Haute Couture sejati, setiap merek fesyen harus mematuhi standar yang ketat, termasuk standar teknis, kecanggihan, personalisasi produk, dan etika profesional. Ia juga menekankan bahwa Haute Couture bukan sekadar gelar, melainkan komitmen terhadap seni, keberlanjutan, dan rasa hormat kepada pelanggan.

Perancang busana kelas atas Julien Fournié (kanan) menerapkan standar ketat untuk diakui sebagai merek Haute Couture sejati. (Foto: Kontributor/Vietnam+)

Dua pakar menegaskan bahwa Haute Couture merupakan penyeimbang budaya konsumen massal. Karena tidak mengikuti tren atau produksi massal, setiap busana Haute Couture bersifat unik, artinya dirancang sesuai bentuk tubuh setiap pelanggan.

Mereka juga sependapat bahwa mengikuti "musim" mode adalah pemborosan dan menciptakan tekanan untuk menstandardisasi bentuk tubuh. Haute Couture seharusnya menjadi pernyataan individualitas, keunikan, dan keramahan lingkungan.

Kedua desainer tersebut juga mengatakan bahwa dalam karya mereka, mereka hanya memesan kain sesuai kebutuhan, bukan kelebihannya. Karena mereka memilih mode berkelanjutan, sumber kain yang digunakan murni, dapat didaur ulang, atau dapat terurai secara hayati.

Bagaimana setiap desain toko fesyen mewah dapat mengoptimalkan pengalaman berbelanja? Pendiri dan kepala arsitek Vudafieri Saverino Partners (Italia), Bapak Tiziano Vudafieri (tokoh di balik banyak ruang ritel impresif dari merek-merek mewah seperti Dior, Tod's, Golden Goose, dan sebagainya), menekankan bahwa toko yang dirancang dengan baik tidak hanya menarik pelanggan tetapi juga membantu merek tersebut menegaskan identitasnya, terhubung secara emosional, dan menciptakan pengalaman yang berkesan, sehingga meningkatkan keterlibatan dan loyalitas konsumen.

Desain oleh Julien Fournié. (Foto: CTV/Vietnam+)

“ Kunci ” bagi merek Vietnam untuk menaklukkan pasar internasional

Banyak pertanyaan praktis yang diajukan seperti: Bagaimana merek fesyen Vietnam dapat menjangkau dunia; bagaimana menentukan harga produk fesyen kelas atas; bagaimana membangun merek fesyen kelas atas untuk Vietnam...

Berbagi pengalamannya seputar kisah ini, pakar senior di bidang mode, kemewahan, dan pemosisian merek, Catherine Vautrin, mengatakan bahwa nilai sebuah produk Haute Couture tidak hanya berasal dari material atau pengerjaannya, tetapi juga dari layanan konsultasi, proses mendesain secara individual, menjahit sesuai ukuran masing-masing individu. Bahkan harus membuat manekin khusus sesuai bentuk tubuh pelanggan setiap saat, atau mendukung konsultasi dan pemasangan bagi pelanggan meskipun mereka berada di berbagai kota dengan penerbangan pribadi untuk memenuhi kebutuhan personal ini...

Menurut para ahli, setelah pandemi COVID-19, merek-merek mewah juga beralih ke layanan konsultasi dan pengukuran daring untuk membantu menghemat biaya, mengurangi emisi, dan memperluas akses ke mode kelas atas bagi lebih banyak orang.

Desain karya desainer Singapura Frederick Lee. (Foto: CTV/Vietnam+)

Oleh karena itu, Ibu Catherine Vautrin percaya bahwa merek-merek Vietnam harus membangun identitas mereka sendiri, berinvestasi dalam kreativitas yang mendalam, alih-alih hanya mengikuti tren. Memposisikan merek dalam arah yang berkelanjutan dan unik akan menjadi kunci bagi merek-merek Vietnam untuk menaklukkan pasar dunia.

"Saya yakin fesyen Vietnam benar-benar dapat mencapai tingkat internasional jika kita berani berpikir besar dan bertindak secara metodis. Para desainer dalam negeri membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk mengakses kalangan elit dunia, dan sekaligus memposisikan ulang nilai dan identitas fesyen Vietnam," ujar Ibu Trang Le, Presiden Pekan Mode Internasional Vietnam.

(Vietnam+)

Sumber: https://www.vietnamplus.vn/chia-khoa-de-thuong-hieu-thoi-trang-cao-cap-viet-nam-vuon-ra-bien-lon-post1043871.vnp