Bapak Phan Van Son (lahir tahun 1985) di dusun Phu Long, kecamatan Phu Thanh B, kecamatan Tam Nong (provinsi Dong Thap ) merupakan salah satu petani pionir yang menerapkan model pertanian le le, sehingga menghasilkan sumber penghasilan tetap bagi keluarganya.
Bapak Phan Van Son bercerita: “Suatu ketika, sambil nonton TV, saya melihat masyarakat di Provinsi Bac Lieu berhasil menjinakkan bebek teal dan beternak bebek teal serta bebek liar dengan hasil yang menguntungkan... sehingga saya termotivasi untuk belajar beternak bebek agar bisa menambah penghasilan keluarga.
Setelah riset, saya menemukan model pemeliharaan teal sangat menarik, jadi saya memutuskan untuk merenovasi sawah seluas 2.500 m², menggali kolam, menutupinya dengan jaring B40, dan membeli jenis teal untuk dipelihara. Teal adalah hewan liar yang membutuhkan tempat yang tenang, terbatasnya kehadiran manusia, dan kebisingan mesin...
Setelah menguasai ilmu dan tekniknya, pada tahun 2021, Bapak Son merancang sistem kandang dan 2 mesin penetas telur le le. Di saat yang sama, beliau juga menginvestasikan lebih dari 22 juta VND di Provinsi Bac Lieu untuk membeli 20 pasang ayam indukan le le berumur 4 bulan (harga ayam indukan le le 800.000 VND/pasang) dan 60 ekor bebek mallard berumur 2 bulan dengan biaya pemeliharaan sebesar 6 juta VND.
Karena merupakan hewan liar, sebelum memelihara le le, Pak Son mendaftarkannya ke pihak berwajib.
Awalnya, ketika le-le masih kecil, Pak Son memberi mereka pakan industri berprotein tinggi. Ketika kawanan le-le sudah besar, Pak Son menambahkan bayam air, eceng gondok, dan sebagainya.
Menurut Pak Son, meski hewan tersebut liar, namun jika le le dipelihara selama 3 bulan atau lebih, peternak bisa menjualnya.
Bapak Phan Van Son, seorang petani yang sukses beternak bebek liar, salah satu spesies hewan liar, yang tinggal di dusun Phu Long, kecamatan Phu Thanh B, distrik Tam Nong (provinsi Dong Thap), merawat kawanan bebeknya. Bebek kini menjadi hidangan khas di banyak restoran dan hotel.
Rata-rata, setiap ekor ayam le-le komersial yang dijual oleh Bapak Son seharga 230.000-240.000 VND/ekor. Sejak beternak ayam le-le hingga saat ini, Bapak Phan Van Son telah menjual banyak sekali, setiap ekornya berisi 30-50 ekor ayam le-le komersial.
I le komersial merupakan makanan khas yang dijual oleh Bapak Son ke restoran dan rumah makan di daerah tersebut, Kota Ho Chi Minh , dan provinsi-provinsi tetangga.
Selain menjual burung teal komersial, Pak Son juga membiarkan burung teal bertelur dan menetaskannya untuk dijual sebagai indukan. Menurut Pak Son, burung teal bertelur setelah sekitar 8 bulan pemeliharaan. Setiap tahun, burung teal betina bertelur 3-5 butir, dengan 8-10 butir telur setiap kali bertelur.
Peternak memasukkan telur-telur le-le ke dalam inkubator selama kurang lebih 28 hari hingga telur-telur tersebut menetas menjadi anakan le-le. Saat ini, Pak Son sedang memelihara hampir 200 ekor le-le. Dari jumlah tersebut, terdapat 40 ekor induk le-le. Dua inkubator telur le-le beroperasi siang dan malam, dengan masing-masing kapasitas inkubasi 300-400 butir telur.
Tuan Son sedang bersiap untuk mengembangbiakkan induk ikan lele dan memilih ikan lele komersial untuk dijual ke restoran, rumah makan...
Pendapatan Pak Son dari penjualan ayam ras le le dan le le komersil cukup stabil, sehingga turut meningkatkan perekonomian keluarga.
Bapak Le Ba Linh, Ketua Asosiasi Petani Kelurahan Phu Thanh B, Kecamatan Tam Nong (Provinsi Dong Thap), berkomentar: "Model pertanian le le Bapak Son dimulai pada tahun 2021. Beliau adalah pelopor pertanian le le di daerah ini...".
Setelah 2 tahun, model budidaya burung liar milik Pak Son terbukti sangat efektif dan memberikan penghasilan stabil bagi keluarganya.
"Model beternak bebek teal dan bebek liar Bapak Son berkembang secara efektif. Asosiasi Petani Komune juga telah mendorong Bapak Son untuk berekspansi, membangun merek, dan memperkuat profilnya agar dapat berpartisipasi dalam kompetisi startup...", tegas Bapak Le Ba Linh.
Komentar (0)