Pada pagi hari tanggal 25 November, Majelis Nasional membahas secara berkelompok kebijakan investasi untuk dua program sasaran nasional yang terkait dengan pendidikan dan pelatihan serta perawatan kesehatan untuk periode 2026-2035.
Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man berbicara pada diskusi pagi ini, 25 November.
FOTO: GIA HAN
Ketua Majelis Nasional, Tran Thanh Man, mengatakan bahwa pada sidang kali ini Majelis Nasional sangat tertarik dengan pendidikan dan pelatihan, dengan tiga rancangan undang-undang, satu resolusi, dan satu program sasaran nasional yang terkait dengan bidang ini. "Pendidikan dan pelatihan ditetapkan sebagai kebijakan nasional utama, yang sejalan dengan sains dan teknologi," tegas Ketua Majelis Nasional.
Menurut Ketua DPR, pendidikan dan pelatihan di periode mendatang akan dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, kecerdasan buatan (AI), dan kebutuhan akan sumber daya manusia berkualitas tinggi. Bahkan DPR, jika tidak menerapkan AI dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak akan mampu menyelesaikan rancangan undang-undang yang begitu banyak.
Dalam konteks itu, pendidikan dan pelatihan tidak boleh berhenti pada pengajaran yang baik dan pembelajaran yang baik dengan cara tradisional saja, tetapi harus melakukan revolusi dalam cara berpikir.
"Revolusi berpikir" yang diusulkan oleh Ketua Majelis Nasional meliputi: pergeseran dari sekadar mentransfer ilmu pengetahuan ke lulus ujian, ke pengembangan kapasitas dan kemampuan memecahkan masalah; mendorong peran sentral guru, dari penyampai ilmu pengetahuan menjadi pembimbing dan pengarah; dari mengajar di ruang tertutup menjadi mengajar di mana saja dan kapan saja; penilaian tidak hanya berdasarkan nilai ujian, tetapi harus berdasarkan produk dan proses implementasi...
Ketua Majelis Nasional juga menekankan pentingnya pendidikan moral di sekolah. Pandangan sebelumnya sangat tepat, yaitu "sekolah adalah sekolah, kelas adalah kelas, guru adalah guru, murid adalah murid, pelajari etika dulu, baru ilmu". Kita harus menemukan cara untuk memiliki guru yang berhati, berwawasan luas, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab tinggi; murid-muridlah yang menjadikan moralitas sebagai akarnya.
Asuransi kesehatan harus terjangkau dan dapat diakses oleh semua orang.
Terkait kebijakan investasi Program Sasaran Nasional bidang kesehatan, kependudukan, dan pembangunan tahun 2026-2035, Ketua Majelis Nasional mengusulkan perlu digalakkan semangat "mencegah lebih baik daripada mengobati".
Oleh karena itu, perlu digalakkan pengobatan preventif, termasuk pengendalian penyakit, perluasan vaksinasi, edukasi gaya hidup, sanitasi lingkungan, dan sebagainya. Inilah prinsip inti untuk mengurangi beban penyakit pada masyarakat.
Para delegasi berdiskusi dalam kelompok pada pagi hari tanggal 25 November.
FOTO: GIA HAN
Ketua Majelis Nasional juga menyebutkan tujuan yang disebutkan oleh Sekretaris Jenderal To Lam, yaitu pada tahun 2026, setiap warga negara harus berupaya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala setidaknya setahun sekali. Untuk itu, Ketua Majelis Nasional mengatakan bahwa perlu memperkuat dan meningkatkan kapasitas sistem kesehatan akar rumput, agar masyarakat dapat percaya dan melakukan pemeriksaan kesehatan di sini.
Ketua DPR juga mengingatkan kembali rancangan undang-undang tentang jaminan kesehatan (yang telah diamandemen) yang telah disahkan, yang menetapkan jaminan kesehatan tanpa batasan administratif. Masyarakat sangat antusias karena tidak perlu lagi berpindah rumah sakit atau jalur distribusi. Namun, proses implementasinya juga sangat sulit, jika DPR tidak tegas dan kuat, akan sulit.
Secara khusus, Ketua Majelis Nasional menyatakan bahwa kebijakan kesehatan harus dibangun dalam bentuk piramida. Dasar piramida adalah pengobatan preventif; badan piramida adalah pengobatan khusus; dan puncak piramida adalah kebijakan dan keuangan berkelanjutan.
Sektor kesehatan juga harus menerapkan teknologi, transformasi digital, dan memiliki kebijakan yang inovatif terkait sumber daya manusia di sektor tersebut. Di saat yang sama, polis asuransi kesehatan juga harus nyaman dan sesuai agar mudah diakses oleh masyarakat, sehingga mengurangi beban biaya rumah sakit dan biaya terkait lainnya saat sakit.
Terkait program sasaran nasional, Ketua DPR menekankan perlunya tujuan yang disertai solusi yang tepat. Tujuan yang tidak realistis harus dipangkas dalam konteks penerapan pemerintahan daerah dua tingkat.
Ketua Majelis Nasional juga meminta agar isi program memiliki indikator spesifik untuk evaluasi dan pemantauan. Setelah program disetujui, dokumen pedoman pelaksanaannya, terutama alokasi modal, perlu segera diterbitkan.
Sumber: https://thanhnien.vn/chu-tich-quoc-hoi-thong-tuyen-bao-hiem-y-te-nguoi-dan-rat-phan-khoi-185251125131820128.htm






Komentar (0)