
Bursa saham di Tokyo, Jepang, 6 Oktober 2025. Foto: Kyodo/TTXVN
Kemenangan Sanae Takaichi, yang kemungkinan akan menjadi perdana menteri wanita pertama Jepang setelah menjadi presiden Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa, merupakan suatu kejutan tetapi meningkatkan optimisme bahwa ia akan meluncurkan kampanye pelonggaran moneter.
Hal ini menyebabkan indeks Nikkei 225 melonjak hampir 5% pada tanggal 5 Oktober dan mendorong yen turun tajam, karena investor mulai mempertanyakan kemampuan Bank Jepang (BoJ) untuk melanjutkan kenaikan suku bunganya.
Pada tanggal 7 Oktober, indeks Nikkei melanjutkan momentum kenaikannya dengan peningkatan 0,7% menjadi 48.264,98 poin pada sore hari.
Saham Korea Selatan dan Cina ditutup karena liburan, sementara pasar Asia lainnya seperti Singapura, Wellington, Manila, dan Jakarta semuanya ditutup di zona hijau.
Kemenangan Takaichi menghilangkan ketidakpastian tentang arah kebijakan Jepang, ujar Charu Chanana, analis di platform perdagangan Saxo Markets. Ia mengatakan agenda Takaichi diperkirakan akan terus menggabungkan dukungan fiskal dan kebijakan moneter yang sangat longgar.
Bagi investor, itu berarti tidak akan ada pengetatan kebijakan secara tiba-tiba oleh BoJ dan koordinasi berkelanjutan antara pemerintah dan BoJ.
Sentimen juga turut terangkat oleh pengumuman kemitraan antara produsen semikonduktor Advanced Micro Devices (AMD) dan OpenAI untuk mengembangkan pusat data Kecerdasan Buatan (AI). Kesepakatan ini muncul setelah OpenAI dan raksasa chip AS Nvidia menandatangani kesepakatan senilai lebih dari $100 miliar untuk peralatan. OpenAI juga mencapai kesepakatan minggu ini dengan raksasa semikonduktor Korea Selatan, Samsung dan SK Hynix, untuk chip dan peralatan lain yang akan digunakan dalam proyek Stargate-nya.
Berita tersebut semakin memicu minat baru para pedagang terhadap saham teknologi, yang telah memimpin keuntungan global tahun ini.
Sumber: https://vtv.vn/chung-khoan-nhat-ban-lap-ky-luc-moi-100251007144149163.htm
Komentar (0)