Starlink, konstelasi satelit SpaceX, merevolusi akses internet satelit di seluruh dunia , terutama memberi manfaat bagi penduduk pedesaan dan pelancong.
Dengan kecepatan koneksi yang melampaui penyedia lokal, Starlink menjadi pilihan utama bagi mereka yang mencari internet stabil dan cepat.
Layanan ini tidak hanya memecahkan masalah konektivitas di daerah terpencil, tetapi juga memberikan kemudahan maksimal bagi mereka yang selalu bepergian. Alih-alih mengandalkan Wi-Fi publik, pengguna Starlink dapat mengakses internet hampir dari mana saja, menjadikan setiap perjalanan seperti kantor bergerak.
Dalam persaingan internet satelit, Starlink dianggap sebagai pilihan yang lebih baik dalam hal kecepatan dan kenyamanan dibandingkan Viasat. Meskipun Proyek Kuiper milik Amazon menjanjikan akan menjadi pesaing yang tangguh, proyek ini masih dalam tahap pengembangan dan belum siap bersaing.
Kesuksesan Starlink sebagian besar disebabkan oleh banyaknya satelit yang mengorbit. Saat ini terdapat lebih dari 8.400 satelit Starlink yang beroperasi, dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah. Namun, jumlah satelit yang sebenarnya dapat berfluktuasi karena beberapa di antaranya gagal mempertahankan orbit.

Lebih dari 8.400 satelit Starlink saat ini berada di orbit (foto ilustrasi: Getty).
Per 25 September 2025, terdapat 8.475 satelit Starlink yang mengorbit, dan SpaceX menargetkan peningkatan jumlah tersebut menjadi 42.000. Hal ini menjanjikan jangkauan global yang lebih luas, yang sangat bermanfaat bagi pengguna Starlink Mini saat bepergian .
Namun, peningkatan jumlah satelit ini disertai tantangan. Satelit Starlink pertama diluncurkan pada tahun 2019, tetapi tidak semuanya tetap berada di orbit sesuai rencana.
Badai matahari dapat menyebabkan satelit-satelit tersebut jatuh kembali ke Bumi lebih cepat. Pada Februari 2022, misalnya, badai geomagnetik menyebabkan 40 dari 49 satelit Starlink yang baru diluncurkan jatuh dan terbakar. Demikian pula, pada Juli 2024, 20 satelit Starlink lainnya juga jatuh dan terbakar di atmosfer.
Reaksi beragam dari komunitas ilmiah

Komunitas ilmiah prihatin dengan meningkatnya jumlah satelit (Ilustrasi: Getty).
Meskipun banyak yang antusias dengan masa depan Starlink, komunitas ilmiah telah menyatakan kekhawatiran tentang meningkatnya jumlah satelit. Persatuan Astronomi Internasional (IAU) telah menyuarakan keprihatinannya tentang risiko puing-puing antariksa yang memengaruhi pengamatan astronomi dan merusak pemandangan langit malam.
IAU khususnya prihatin dengan permukaan reflektif satelit Starlink, yang dapat mengganggu teleskop berbasis darat yang sensitif, serta sinyal radio dari konstelasi satelit ini yang dapat mengganggu pengamatan astronomi.
Namun, Elon Musk, pemilik Starlink, menegaskan bahwa rencana satelitnya tidak akan memengaruhi astronomi. Ia menegaskan di jejaring sosial X: "Starlink tidak akan terlihat oleh siapa pun kecuali mereka mengamati dengan saksama dan tidak akan memengaruhi kemajuan astronomi."
Sumber: https://dantri.com.vn/khoa-hoc/co-bao-nhieu-ve-tinh-starlink-tren-quy-dao-20251006023443747.htm
Komentar (0)