(TN&MT) - Kantor Presiden mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan Perintah Presiden terkait tiga undang-undang yang baru-baru ini disahkan oleh Majelis Nasional ke-15 pada sidang luar biasa ke-9. Ketiga dokumen hukum ini memiliki arti penting dalam penyempurnaan sistem politik dan aparatur administrasi negara, serta berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pembangunan negara saat ini.
Pagi ini (28 Februari), di Kantor Presiden, konferensi pers digelar untuk mengumumkan Keputusan Presiden terkait tiga undang-undang yang baru saja disahkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ke-15 pada sidang luar biasa ke-9. Ketiga undang-undang tersebut meliputi: Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan, Undang-Undang tentang Perubahan dan Penambahan Sejumlah Pasal dalam Undang-Undang tentang Organisasi MPR, dan Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan Daerah. Ketiganya merupakan dokumen hukum penting dalam penyempurnaan sistem politik dan aparatur administrasi negara, yang berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pembangunan negara saat ini.

UU Organisasi Pemerintahan: Reformasi Kuat dalam Organisasi Aparatur Negara
Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan No. 63/2025/QHXV disahkan oleh Majelis Nasional pada 18 Februari 2025 dan akan berlaku mulai 1 Maret 2025. Undang-undang ini disusun dalam konteks khusus negara ini, dengan tujuan mereformasi aparatur negara secara efisien dan efektif, sekaligus memastikan stabilitas jangka panjang sistem hukum Vietnam. Undang-Undang ini merupakan salah satu dokumen hukum strategis yang menciptakan landasan yang kokoh bagi penyelenggaraan Pemerintah, lembaga administrasi negara tertinggi, yang menjalankan fungsi manajemen eksekutif dan mengorganisir pelaksanaan kebijakan Partai dan Negara.
Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan 2025 dirancang ringkas dan mudah dipahami dengan 5 bab dan 32 pasal, yang mencakup materi pokok seperti pembagian kewenangan, desentralisasi, pendelegasian kewenangan, dan wewenang antarlembaga aparatur negara, khususnya antara Pemerintah, Perdana Menteri, Menteri, Pimpinan Lembaga setingkat menteri, dan pemerintah daerah. Hal ini menjadi poin penting dalam Undang-Undang ini, karena untuk pertama kalinya ketentuan tentang pembagian kewenangan, desentralisasi, pendelegasian kewenangan, dan wewenang dirumuskan secara jelas, sehingga menciptakan landasan hukum yang kokoh bagi pelaksanaan tugas Pemerintah dan lembaga administratif, dari pusat hingga daerah.
Salah satu poin penting dalam Undang-Undang ini adalah klarifikasi tugas, wewenang, dan kewenangan Perdana Menteri dalam memimpin dan mengarahkan kegiatan sistem administrasi negara, dari tingkat pusat hingga daerah. Undang-Undang ini juga memperjelas hubungan antara Pemerintah, Perdana Menteri, dan badan legislatif serta yudikatif. Hal ini bertujuan untuk menciptakan mekanisme yang transparan dan jelas dalam pembagian tugas dan wewenang, serta memastikan koordinasi yang erat antar lembaga negara dalam pelaksanaan kewenangan dan kebijakan.
Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan Tahun 2025 juga memberikan perhatian khusus pada desentralisasi dan delegasi dalam pengelolaan negara. Pemerintah bertanggung jawab untuk memimpin dan mengarahkan kementerian, lembaga, dan daerah dalam melaksanakan kebijakan dan peraturan perundang-undangan negara. Hubungan antarlembaga ini ditetapkan berdasarkan prinsip "daerah memutuskan, daerah bertindak, daerah bertanggung jawab", yang menciptakan kondisi bagi daerah untuk mendorong inisiatif dan kreativitas dalam pengelolaannya.
Undang-Undang Perubahan dan Penambahan Sejumlah Pasal dalam Undang-Undang tentang Organisasi Majelis Permusyawaratan Rakyat: Penyederhanaan Perangkat dan Peningkatan Efisiensi Operasional

Pada tanggal 17 Februari 2025, Majelis Nasional mengesahkan Undang-Undang yang mengubah dan melengkapi sejumlah pasal dalam Undang-Undang tentang Organisasi Majelis Nasional, dengan konsensus tinggi, mencapai 96,44% dari total delegasi yang mendukung. Undang-Undang ini disusun untuk melaksanakan kebijakan penyederhanaan dan pembenahan aparatur lembaga dalam sistem politik, serta meningkatkan efisiensi operasional Majelis Nasional dan lembaga-lembaganya.
Secara khusus, perubahan dan penambahan isi Undang-Undang ini berfokus pada penataan dan pemantapan lembaga-lembaga Majelis Nasional dan Kantor Majelis Nasional, sekaligus menyesuaikan sejumlah peraturan terkait kegiatan Majelis Nasional, Komite Tetap Majelis Nasional, lembaga-lembaga Majelis Nasional, dan para deputi Majelis Nasional. Salah satu poin penting adalah penyesuaian struktur organisasi lembaga-lembaga Majelis Nasional, termasuk Dewan Kebangsaan dan Komite-Komite Majelis Nasional, sesuai dengan kebijakan penyederhanaan aparatur, yang menjamin rasionalitas dan efektivitas pelaksanaan fungsi dan tugas lembaga-lembaga tersebut.
Undang-undang yang diamandemen ini juga mengatur ulang sejumlah hal terkait wewenang dan tugas anggota DPR, terutama dalam pemilihan dan pemungutan suara kepercayaan untuk jabatan yang dipilih atau disetujui oleh DPR. Amandemen ketentuan ini tidak hanya meningkatkan efektivitas kerja legislatif, tetapi juga menjamin transparansi dan tanggung jawab badan-badan terpilih dalam menjalankan kekuasaan negara.
Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan Daerah: Memperkuat Desentralisasi dan Delegasi Kekuasaan kepada Daerah
Undang-undang penting lainnya yang disahkan oleh Majelis Nasional pada masa sidang luar biasa ke-9 adalah Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan Daerah. Dengan dukungan 96,03% delegasi, Undang-Undang ini akan berlaku efektif mulai 1 Maret 2025 dan akan menjadi titik balik penting dalam penyempurnaan aparatur pemerintahan daerah.
Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan Daerah 2025 disusun berdasarkan prinsip-prinsip desentralisasi, desentralisasi, delegasi, dan otorisasi antar tingkat pemerintahan daerah. Hal ini bertujuan untuk memastikan konsistensi dalam sistem hukum, sekaligus menciptakan koridor hukum agar daerah dapat secara proaktif memecahkan masalah-masalah praktis, sehingga mengatasi kesulitan dalam pengelolaan administrasi di tingkat akar rumput.
Salah satu poin penting baru dalam Undang-Undang ini adalah pembagian tugas dan wewenang yang jelas antara Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Komite Rakyat (DPR) di semua tingkatan. Undang-Undang ini juga menekankan penguatan wewenang Ketua Komite Rakyat dalam hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan dan anggaran, struktur organisasi, serta pengawasan dan pengawasan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan sistem pemerintahan daerah yang efektif, jelas, dan transparan, sekaligus menghindari tumpang tindih pembagian tugas dan wewenang antartingkat pemerintahan.
Undang-Undang ini juga terus mengusung motto "daerah memutuskan, daerah bertindak, daerah bertanggung jawab", sekaligus memperkuat desentralisasi dan pendelegasian wewenang antar tingkat pemerintahan daerah dengan arahan "tingkat mana pun yang memecahkan masalah dengan lebih efektif, serahkan tugas dan wewenang kepada tingkat tersebut". Ini merupakan reformasi penting yang menciptakan kondisi bagi daerah untuk lebih proaktif dalam menyelesaikan masalah yang muncul di lapangan, sehingga berkontribusi dalam mendorong pembangunan sosial-ekonomi daerah.
B memastikan konsistensi dalam penegakan hukum
Agar undang-undang ini dapat diimplementasikan secara efektif, Kementerian Dalam Negeri sedang menyusun rencana implementasi yang mencakup langkah-langkah untuk mengorganisir sosialisasi dan pemahaman isi Undang-Undang, mengembangkan dokumen hukum yang terperinci, serta mengubah dan melengkapi dokumen hukum yang ada agar sesuai dengan ketentuan Undang-Undang yang baru. Implementasinya akan dilakukan secara sinkron dari tingkat pusat hingga daerah, untuk memastikan konsistensi dalam penegakan hukum.
Bersamaan dengan itu, aparat berwenang menyelenggarakan pemantauan, pemeriksaan, dan pelaporan hasil pelaksanaan peraturan perundang-undangan, untuk memastikan pelaksanaan peraturan perundang-undangan berjalan baik dan efektif.
Disahkannya ketiga undang-undang penting ini merupakan inovasi yang kuat dalam kerja legislasi Majelis Nasional dan Pemerintah. Ini merupakan langkah strategis dalam penyempurnaan aparatur administrasi negara, menciptakan sistem pemerintahan dari pusat hingga daerah yang beroperasi secara efektif, transparan, dan memenuhi kebutuhan pembangunan negara. Ketentuan-ketentuan baru dalam undang-undang ini akan berkontribusi pada peningkatan kualitas pengelolaan negara, mendorong pembangunan sosial-ekonomi, dan menjamin hak serta kepentingan rakyat.
[iklan_2]
Sumber: https://baotainguyenmoitruong.vn/cong-bo-lenh-chu-tich-nuoc-ve-ba-dao-luat-quan-trong-vua-duoc-quoc-hoi-thong-qua-387147.html






Komentar (0)