Di penghujung Januari 2025, para penggemar MMA (seni bela diri campuran) berduka ketika petinju legendaris Tony Ferguson resmi meninggalkan arena UFC yang bergengsi. Tidak diperpanjangnya kontraknya dan "ditendang" dari arena pertarungan paling bergengsi di dunia tersebut merupakan tonggak sejarah yang menandai berakhirnya karier puncak pria berusia 40 tahun tersebut.
Tony Ferguson dikenal sebagai salah satu petinju kelas atas yang langka, yang latihan dan gaya bertarungnya sangat dipengaruhi oleh Wing Chun—seni bela diri asal Tiongkok yang seringkali dianggap kurang efektif dalam pertarungan sungguhan. Dengan menggabungkan Wing Chun dengan gulat gaya bebas, tinju, jiu-jitsu, dan Muay Thai, petinju Amerika ini mencapai puncak kariernya dalam 10 tahun (2008 hingga 2019).
Namun, akhir karier petinju kelahiran 1984 ini membuat para penggemarnya bersedih. Tony Ferguson jelas mengalami penurunan performa dalam 5 tahun terakhir dengan 8 kekalahan beruntun. Dari posisi petinju papan atas, petinju ini justru menjadi bahan ejekan dan ejekan di media sosial.
Pukulan KO itu membuat Tony Ferguson pingsan dan amnesia sementara.
Salah satu kekalahan ikonik dalam kemerosotan Tony Ferguson adalah pertarungannya melawan Michael Chandler di tahun 2022. Pertarungan ini seharusnya menjadi kesempatannya untuk kembali ke jalur kemenangan setelah tiga kekalahan beruntun. Tony Ferguson bertarung dengan baik di ronde pertama, tetapi tersingkir di ronde kedua oleh sebuah tendangan keras.
Tendangan ini kemudian terpilih sebagai KO terbaik tahun ini. Tendangan Michael Chandler mengenai dagu Tony Ferguson tepat di dada, membuat wajah petarung Amerika itu rusak. Penonton di arena terkejut melihat Ferguson—yang dianggap lebih kuat sebelum pertarungan—jatuh tertelungkup di lantai, tak sadarkan diri, dan sempat kehilangan ingatan.
"Saya mendapat tendangan keras di dagu. Saya pingsan cukup lama. Saya tidak ingat apa-apa sampai saya masuk ke ambulans. Rasanya menakutkan," kata Tony Ferguson setelah sadar kembali di rumah sakit.
Pemenangnya, Michael Chandler, mengatakan pukulan itu sebenarnya... tendangan yang ceroboh. Ia juga tidak bermaksud mengincar dagu Tony Ferguson karena penglihatannya terganggu setelah terkena pukulan sebelumnya di mata.
Tendangan liar Michael Chandler menjadi momen yang menentukan dalam karier petinju tersebut.
"Itu benar-benar bertolak belakang dengan apa yang saya harapkan. Jaraknya tidak ideal. Saya hanya melayangkan pukulan acak ke tengah dan mengenainya. Saya tidak pernah menyangka bisa melayangkan tendangan langsung dan menjatuhkannya," aku petinju kelahiran 1986 itu.
Tony Ferguson segera dibawa ke rumah sakit. Pemindaian CT menunjukkan tidak ada kerusakan otak. Namun, sang legenda tetap dilarang berlatih dan bertarung selama 60 hari sebelum diizinkan kembali oleh dokter.
Dampak terbesar dari KO ini bukan fisik, melainkan psikologis. "Mobilitas saya baik-baik saja. Sendi-sendi saya masih kuat, kecuali sedikit sakit kepala setiap pagi," ungkap Tony Ferguson sebelum kembali ke ring UFC pada September 2022.
Sang master Wing Chun kembali bertanding, tetapi ia tidak dapat menemukan kembali rasa kemenangan di UFC. Rentetan kekalahan beruntun sang legenda bertambah menjadi 8. Dalam 4 kekalahan terakhir Tony Ferguson di arena UFC, ia harus mengakui kekalahan 3 kali.
Michael Chandler juga tidak lebih baik. Dalam 5 pertarungan terakhir kariernya, ia hanya meraih 1 kemenangan. Kemenangan itu merupakan KO terbaiknya melawan Tony Ferguson.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/cao-thu-vinh-xuan-mat-tri-nho-su-nghiep-lao-doc-sau-cu-da-bua-cua-doi-thu-ar924078.html
Komentar (0)