TPO - Selama perjalanan setelah Red Sunday di Lynn Times Thanh Thuy, para ratu kecantikan dan wanita cantik mendapatkan pengalaman yang sangat mengesankan saat mempelajari pola tradisional Jepang, kemudian menciptakan karya unik dan satu-satunya dengan tangan mereka sendiri.
Bagi orang Jepang, apa pun dapat meningkatkan nilai seni, dan seni dapat dilihat di mana saja. Misalnya, di Lynn Times Thanh Thuy, program "Giọt hồng đất Việt" yang diselenggarakan untuk menanggapi Minggu Merah pada tanggal 3 Maret terinspirasi oleh Jepang, mulai dari kostum kimono atau yukata, syal, hingga lukisan dinding atau dekorasi, semuanya dicetak dengan pola tradisional. Tentu saja, dalam budaya Jepang, segala sesuatu mengandung pesan.
Dalam perjalanan setelah Red Sunday, Juara Kedua Miss Vietnam 2022 Ngoc Hang, Juara Pertama Miss World Vietnam 2023 Dao Hien, Miss Vietnam with a Purpose 2022 Nguyen Ngoc Mai, Juara Pertama Miss Elegance 2023 Kim Tra My, Miss Ethnic Vietnam 2022 Nong Thuy Hang, dan 10 besar Miss Universe Vietnam 2017 Nguyen Ngoc Nu mendapatkan pengalaman yang sangat berkesan di taman Jepang Lynn Times Thanh Thuy. Mereka diperkenalkan oleh para perajin tentang motif tradisional Jepang, maknanya, dan kisah-kisah di baliknya.
Seperti yang terlihat pada Yukata yang dikenakan untuk berendam di pemandian air panas di Lynn Times Thanh Thuy, yukata ini dihiasi dengan Seigaiha, pola bergelombang menyerupai kipas, yang berasal dari tarian istana kuno. Yukata juga terkadang dihiasi dengan Shippou, lingkaran yang saling tumpang tindih yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran, atau Kikkou, bentuk heksagonal berbentuk tempurung kura-kura yang melambangkan umur panjang.
Miss Vietnam 2022 Nguyen Ngoc Mai dan Top 10 Miss Universe Vietnam 2017 Nguyen Ngoc Nu memamerkan kecantikannya dalam balutan yukata. |
Kimono seringkali lebih berwarna dan semarak. Sakura adalah salah satu motif favorit, karena bunga sakura merupakan simbol Jepang sekaligus kemakmuran dan kekayaan. Kimono anak-anak dihiasi dengan pola Asanoha, daun rami bergaya dengan vitalitas yang kuat, melambangkan harapan untuk pertumbuhan dan kesehatan yang cepat. Untuk lansia, kostumnya akan bermotif Koujitsunagi, yang berarti umur panjang.
Dalam beberapa kasus, pola-pola tersebut juga mencerminkan status sosial atau pangkat pemakainya, atau mewakili agama atau arsitektur. Kelas atas menggunakan yagasuri bulu elang, kumotatewaki berbentuk awan untuk raja, hiun dan seigaiha, awan dan gelombang untuk kuil, dan kagome terlihat di pintu masuk.
Tak hanya mempelajari makna dan kekayaan motif tradisional Jepang, para ratu kecantikan dan wanita cantik juga menghias capung bambu sendiri. Berbicara tentang capung bambu, capung bambu juga mengandung makna khusus, yaitu tentang keberuntungan, cinta, persahabatan, dan filosofi keseimbangan hidup serta harmoni dengan alam.
Dengan pena, warna, kegembiraan, dan ketelitian, Dao Hien, Nguyen Ngoc Mai, Kim Tra My, Nong Thuy Hang, dan Nguyen Ngoc Nu telah menciptakan karya-karya unik mereka sendiri. Tentu saja, mereka juga mengirimkan pesan melalui capung bambu. Dan itu bisa dianggap sebagai rahasia menarik dalam perjalanan setelah Minggu Merah ke-16 - 2024.
Seniman memberi instruksi kepada Miss Etnis Vietnam 2022 Nong Thuy Hang dan Top 10 Miss Universe Vietnam 2017 Nguyen Ngoc Nu untuk menghias capung bambu. |
Capung bambu, simbol keberuntungan, cinta, dan persahabatan dalam budaya Jepang, dilukis dengan pola-pola indah oleh ratu kecantikan dan wanita cantik. |
Miss Vietnam 2022 Nguyen Ngoc Mai, Miss Elegance 2023 Juara Kedua Kim Tra My dengan antusias membawakan karyanya. |
Nona Charity Nguyen Ngoc Mai dengan bangga memamerkan capung bambu dengan pola yang ia buat sendiri. |
Kim Tra My memilih pola Same Komon, yang dibuat dari banyak titik kecil. |
Runner-up ke-2 Miss Vietnam 2022 Ngoc Hang |
| runner-up pertama Miss World Vietnam 2023 Dao Hien. |
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)