Etnis dan agama harus berkontribusi pada pembangunan dan pertumbuhan negara.

Pada tanggal 1 Maret, Kementerian Etnis Minoritas dan Agama mengadakan upacara pengumuman Resolusi Majelis Nasional tentang pembentukan Kementerian Etnis Minoritas dan Agama serta keputusan tentang pekerjaan kepegawaian. Sekretaris Jenderal To Lam; Presiden Luong Cuong; dan Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man mengirimkan karangan bunga ucapan selamat.

Perdana Menteri Pham Minh Chinh hadir dan menyampaikan pidato pada upacara pengumuman.

Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan Ketua Komite Sentral Front Tanah Air Vietnam, Do Van Chien, menghadiri upacara peresmian pembentukan Kementerian Etnis Minoritas dan Agama. Foto: Doan Bac.

Yang juga hadir dalam upacara pengumuman tersebut: Anggota Politbiro, Sekretaris Komite Sentral Partai, Ketua Komite Sentral Front Tanah Air Vietnam Do Van Chien.

Berbicara pada upacara pengumuman, Perdana Menteri Pham Minh Chinh mengucapkan selamat kepada Kementerian Etnis Minoritas dan Agama dan mengatakan bahwa pembentukan Kementerian ini menunjukkan perhatian para pemimpin Partai dan Negara terhadap masalah etnis dan agama, melayani tujuan revolusioner untuk melindungi dan mengembangkan negara.

Menurut Perdana Menteri, negara kita memiliki 54 kelompok etnis dengan identitas budaya yang berbeda-beda, tetapi intinya tetaplah persaudaraan, kompatriotisme, semangat solidaritas nasional yang besar di semua periode dan tahap revolusi, dan telah meraih banyak kemenangan dari semangat solidaritas nasional yang besar yang dirangkum oleh Paman Ho: "Solidaritas, solidaritas, solidaritas yang besar. Sukses, sukses, sukses besar".

Perdana Menteri Pham Minh Chinh berpidato pada upacara peresmian. Foto: Doan Bac.

Terkait dengan agama, Perdana Menteri menegaskan, kita telah menggerakkan jiwa agama dan jiwa kebangsaan agar terjalin erat, agama dengan kehidupan, kehidupan dengan agama, untuk melaksanakan tugas-tugas politik yang dibebankan oleh Partai dan Negara, mengabdi kepada perjuangan revolusioner Partai, melindungi dan memajukan negara.

Perdana Menteri juga menekankan bahwa dalam situasi baru ini, fondasi negara adalah persatuan nasional yang kokoh, persaudaraan, dan patriotisme yang perlu digalakkan setinggi-tingginya untuk membangun dan mengembangkan negara di era baru. Persatuan nasional yang kokoh, termasuk persatuan agama dan persatuan suku, dibutuhkan agar kita dapat melaksanakan tugas-tugas politik yang mulia dan berat yang diberikan oleh Partai, Negara, dan rakyat.

"Baru-baru ini, Politbiro memutuskan untuk membebaskan biaya sekolah bagi anak-anak di sekolah negeri, mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas. Namun, ada satu hal yang menjadi perhatian saya sejak saya menjabat sebagai Sekretaris Partai Provinsi (Sekretaris Partai Provinsi Quang Ninh - PV), yaitu sekolah untuk anak-anak dan perawatan medis bagi masyarakat di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan, serta daerah etnis minoritas," ujar Perdana Menteri, seraya menyarankan perlunya pengembangan proyek sekolah berasrama di seluruh negeri agar anak-anak di daerah etnis minoritas, perbatasan dan kepulauan memiliki sekolah berasrama, tidak perlu pergi jauh, tergantung usia. Jika ada siswa, pasti ada sekolah.

Jagalah makanan dan akomodasi anak-anak, hemat biaya untuk pengadaan peralatan, tingkatkan pendapatan dan kurangi pengeluaran rutin yang tidak perlu, serta gunakan penghematan ini untuk membangun sekolah asrama bagi anak-anak. "Usahakan proyek ini dilaksanakan tahun ini," Perdana Menteri menugaskan Menteri Pendidikan dan Pelatihan Nguyen Kim Son untuk meneliti dan mengembangkan proyek tersebut.

Selain itu, menurut Perdana Menteri, peningkatan fasilitas pemeriksaan dan perawatan medis di tingkat akar rumput juga diperlukan. Dari sana, Perdana Menteri menugaskan Menteri Kesehatan Dao Hong Lan untuk meneliti dan mengembangkan proyek penyempurnaan seluruh sistem pemeriksaan dan perawatan medis, dengan semangat menjaga kesehatan masyarakat dan melindungi nyawa mereka di atas segalanya.

Perdana Menteri juga meminta agar identitas budaya kelompok etnis menjadi sumber daya bagi pembangunan negara. Kebebasan beragama harus secara erat memadukan agama dan kehidupan, kehidupan dan agama, serta hukum agama bangsa. Agama harus menyatu dengan bangsa, agama harus melekat dan berkembang bersama bangsa, serta aspirasi rakyat dan negara.

Untuk mencapai hal tersebut, menurut Perdana Menteri, penting untuk menjaga kehidupan spiritual dan material umat beragama sesuai dengan proses pembangunan negara. Agama-agama nasional menyatu dalam pembangunan negara. Perdana Menteri juga menyarankan perlunya membangun sebuah proyek untuk diajukan kepada otoritas yang berwenang mengenai pembangunan agama yang sehat, setara, dan beradab.

Terkait dengan perangkat baru Kementerian Etnis Minoritas dan Agama, Perdana Menteri meminta Menteri Dao Ngoc Dung dan para pemimpin Kementerian untuk fokus meninjau tugas dan segera mulai bekerja pada kementerian baru tersebut mulai 1 Maret, tanpa gangguan dan berkontribusi pada pertumbuhan negara lebih dari 8%.

"Ini merupakan isu yang sulit ketika konteks dunia hanya menentukan rata-rata lebih dari 3%, kawasan dinamis seperti Asia Tenggara menentukan lebih dari 4%, sementara kita menentukan lebih dari 8%, sehingga upaya yang dilakukan harus lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan negara dan kelompok etnis lain. Etnis dan agama harus berkontribusi pada stabilitas politik, ketertiban dan keamanan sosial, serta berkontribusi pada pembangunan dan pertumbuhan negara," tegas Perdana Menteri.

Pada upacara peresmian, Perdana Menteri Pham Minh Chinh menyampaikan Resolusi Majelis Nasional tentang pembentukan Kementerian Etnis Minoritas dan Agama kepada pimpinan Kementerian. Pada saat yang sama, Perdana Menteri Pham Minh Chinh menyampaikan keputusan Presiden yang mengangkat Bapak Dao Ngoc Dung sebagai Menteri Etnis Minoritas dan Agama.

Wakil Perdana Menteri Nguyen Chi Dung menyampaikan keputusan Perdana Menteri untuk mengangkat posisi Wakil Menteri Etnis Minoritas dan Agama kepada empat pria dan wanita: Y Vinh Tor, Y Thong, Nong Thi Ha, dan Letnan Jenderal Nguyen Hai Trung.

Komentar (0)