Dalam rangka kunjungan Menteri Luar Negeri India ke tiga negara Asia Tenggara, Profesor Madya Rahul Mishra dari Pusat Studi Indo- Pasifik , Universitas Jawaharlal Nehru, New Delhi, menulis sebuah komentar di Hindustan Times yang menegaskan signifikansi dan pentingnya kebijakan dari kunjungan ini. TG&VN telah menerjemahkan dan merangkum analisis tersebut.
| Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar mengunjungi Asia Tenggara dari tanggal 23-27 Maret. (Sumber: PTI) |
Bawa hubungan Anda ke level selanjutnya.
Dari tanggal 23-27 Maret, Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar memulai tur Asia Tenggara dengan tiga pemberhentian di Singapura, Filipina, dan Malaysia, bertepatan dengan persiapan India untuk merayakan ulang tahun ke-10 kebijakan Act East-nya.
Selama kunjungan lima harinya, Menteri Luar Negeri Jaishankar akan berupaya memaksimalkan upaya diplomatik untuk meningkatkan hubungan India dengan mitra-mitranya di Asia Tenggara ke tingkat yang baru.
Singapura adalah mitra lama India. Sejak kunjungan Perdana Menteri Goh Chok Tong ke India pada tahun 1994, hubungan bilateral telah berkembang pesat. Singapura memainkan peran penting dalam membina hubungan ASEAN-India dan meningkatkan kerja sama India dalam mekanisme yang dipimpin ASEAN.
Selain itu, Singapura adalah salah satu mitra India yang paling dapat diandalkan di kawasan ini dalam hal perdagangan, investasi, pertahanan dan keamanan, serta banyak bidang kerja sama strategis lainnya. Singapura dapat dilihat sebagai pintu gerbang India ke ASEAN.
Berbeda dengan Singapura, hubungan India dengan Filipina belum mencapai potensi penuhnya. Namun, perkembangan terkini dalam perdagangan India-Filipina serta di sektor keamanan dan pertahanan sangatlah menggembirakan.
India dan Filipina menandatangani perjanjian pertahanan pada Januari 2022, di mana India akan memasok Filipina dengan varian rudal jelajah supersonik BrahMos. India juga menawarkan untuk memasok Filipina dengan Tejas Mk1. India dan Filipina menantikan perayaan 75 tahun kemitraan, dan ini akan menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan hubungan bilateral mereka menjadi kemitraan strategis.
Malaysia adalah salah satu dari empat negara anggota ASEAN yang telah menandatangani perjanjian kemitraan strategis dengan India. Tiga negara lainnya adalah Indonesia, Singapura, dan Vietnam. Transisi dari kemitraan strategis menjadi kemitraan strategis komprehensif pada tahun 2015 selama kunjungan Perdana Menteri Narendra Modi ke Malaysia menunjukkan pentingnya India bagi Malaysia dalam kebijakan Act East-nya.
Terlepas dari pasang surut hubungan bilateral dalam beberapa tahun terakhir, perlu dicatat bahwa para pejabat kebijakan luar negeri di New Delhi dan Kuala Lumpur telah secara efektif mengatasi tantangan tak terduga dengan serius dan tulus untuk menjaga hubungan tetap hangat dan bermakna.
Malaysia juga memiliki salah satu komunitas keturunan India terbesar di dunia, yang memainkan peran penting dalam membina hubungan ekonomi dan interaksi budaya antara kedua negara.
Malaysia memiliki 2,77 juta penduduk keturunan India, yang mewakili sekitar 8,5% dari populasi. Malaysia juga merupakan rumah bagi sekitar 140.000 imigran India, termasuk para profesional dan pekerja di berbagai sektor. Arus wisatawan telah secara signifikan memperkuat hubungan antar masyarakat di kedua negara.
Hubungan perdagangan dan investasi bilateral semakin berkembang, sementara kerja sama pertahanan juga mencapai tingkat yang baru. India dan Malaysia sedang membahas gagasan untuk mengimpor peralatan pertahanan dari India, sekaligus menjajaki potensi bidang kerja sama pertahanan yang baru.
Dengan perdagangan bilateral mencapai hampir 20 miliar dolar AS pada tahun 2022-2023, kedua negara berupaya untuk melampaui angka 25 miliar dolar AS pada tahun 2026.
| Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar bertemu dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn pada 12 Juli 2023 di Jakarta, Indonesia. (Sumber: X) |
Demi kebaikan bersama, minimalkan risiko dari persaingan kekuatan besar.
Dengan Malaysia bersiap untuk memegang jabatan ketua ASEAN pada tahun 2025, sangat penting bagi kedua belah pihak untuk memahami kebijakan masing-masing terhadap kawasan Indo-Pasifik, karena India memainkan peran yang semakin besar dalam membentuk tatanan regional Indo-Pasifik.
Komitmen India untuk menjaga kawasan Indo-Pasifik yang inklusif, damai, berbasis aturan, dan terbuka sejalan dengan Visi ASEAN untuk Indo-Pasifik (AOIP).
Inisiatif Indo-Pasifik (IPOI) India dan inisiatif Keamanan dan Pertumbuhan untuk Semua di Kawasan (SAGAR) memperkuat citra India sebagai pemangku kepentingan yang bertanggung jawab dan mitra dalam memastikan keamanan keseluruhan kawasan.
Komitmen teguh India terhadap norma dan prinsip ASEAN juga sejalan dengan visi dan prioritas bersama ASEAN di kawasan ini.
Negara-negara ASEAN menyadari sepenuhnya bahwa banyak tantangan yang dihadapi kawasan ini juga merupakan tantangan yang harus dihadapi India dan mitra dialognya. Baik India maupun ASEAN akan memperoleh manfaat dari pengambilan langkah-langkah yang bermakna dan efektif untuk memastikan bahwa ASEAN tetap menjadi kekuatan sentral dalam mediasi sengketa di Laut Cina Selatan.
Hal ini penting untuk menjaga kawasan Indo-Pasifik sebagai model pembangunan berbasis aturan, damai, inklusif, terbuka, dan makmur, bebas dari dampak negatif persaingan kekuatan besar, seperti persaingan AS-Tiongkok.
Sumber






Komentar (0)