Jung Geun-sik, Direktur Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul (Korea Selatan), telah mengusulkan peta jalan untuk menghapus ujian masuk universitas (Suneung) pada tahun 2040, bersamaan dengan reformasi komprehensif sistem penerimaan universitas Korea Selatan, untuk mengurangi tekanan ujian dan beradaptasi dengan konteks penurunan populasi.
Ia berpendapat bahwa sistem penerimaan mahasiswa saat ini, yang sangat menekankan pada nilai ujian masuk universitas, sudah tidak lagi sesuai dengan tantangan pendidikan dan sosial yang ada.

Jung Geun-sik, Direktur Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul (Korea Selatan) (Foto: Yonhap).
Ujian masuk universitas di Korea Selatan berlangsung selama delapan jam dan dianggap sangat menegangkan. Pada hari ujian, pasar saham buka lebih lambat dari biasanya. Bus dan kereta bawah tanah tambahan disediakan untuk memastikan peserta ujian tidak terlambat. Bahkan penerbangan pun ditangguhkan sementara untuk menghindari polusi suara.
Menurut Jung, persaingan nilai yang berlebihan, biaya kuliah yang tinggi, dan lingkungan pendidikan yang berorientasi pada peringkat merusak kualitas pembelajaran siswa.
"Model ini tidak lagi menjamin masa depan bagi generasi muda," tegasnya.
Oleh karena itu, proses penerimaan perlu dilaksanakan dalam tiga fase, dimulai dengan periode penerimaan tahun 2028.
Dalam jangka pendek, Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul mengusulkan penghapusan sistem penilaian berbasis peringkat dan beralih ke skala penilaian tetap untuk mata kuliah pilihan berorientasi karir dan interdisipliner. Pendekatan ini bertujuan untuk membantu siswa memilih mata pelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka, bukan sekadar memilih mata pelajaran yang mudah mendapatkan nilai tinggi.
Pada saat yang sama, para pemimpin pendidikan Seoul mengusulkan penghapusan rekomendasi bagi universitas-universitas regional untuk mendasarkan penerimaan mahasiswa pada nilai ujian masuk universitas bagi 30-40% siswa; sebagai gantinya, mereka menyarankan perluasan kebijakan penerimaan yang seimbang secara regional dan pengetatan persyaratan penerimaan dini bagi siswa dari sekolah-sekolah khusus.
Dalam jangka menengah, yang berlaku untuk siswa yang masuk universitas mulai tahun 2033 dan seterusnya, proposal ini menyarankan perluasan sistem penilaian untuk mencakup semua mata pelajaran sekolah menengah dan bagian-bagian ujian masuk universitas, sambil meningkatkan jumlah pertanyaan jawaban singkat dan esai.
Mulai tahun 2033, para pemimpin pendidikan Seoul mengusulkan perluasan sistem penilaian untuk mencakup semua mata pelajaran sekolah menengah atas. Penerimaan universitas akan lebih bergantung pada catatan akademik, mengevaluasi upaya dan kemajuan siswa sepanjang tahun-tahun sekolah menengah atas mereka.
Ujian masuk universitas kini hanya berfungsi sebagai referensi, dengan format penilaian yang lebih sederhana, termasuk pertanyaan esai dan tugas menulis untuk menguji kemampuan berpikir kritis, alih-alih hanya pertanyaan pilihan ganda.
Pada fase terakhir, yaitu pada tahun 2040, sektor pendidikan Seoul mengusulkan penghapusan total ujian masuk universitas, karena jumlah siswa usia sekolah diproyeksikan akan menurun tajam. Penerimaan akan beralih ke penilaian komprehensif terhadap kemampuan siswa, prestasi akademik, dan perkembangan mereka selama masa sekolah menengah atas.
Selain itu, beberapa jenis sekolah khusus akan diorganisasi ulang untuk mengurangi kesenjangan antar sekolah dan agar lebih sesuai dengan realitas penurunan jumlah siswa.
Usulan ini saat ini hanya berupa rekomendasi dan akan diajukan kepada Komisi Pendidikan Nasional Korea Selatan untuk dipertimbangkan. Keputusan akhir mengenai penghapusan ujian masuk universitas diharapkan akan diambil pada tahun 2026, setelah berkonsultasi dengan berbagai kementerian, departemen, dan para ahli.
Sumber: https://dantri.com.vn/giao-duc/de-xuat-bai-bo-ky-thi-dai-hoc-o-han-quoc-de-giam-ap-luc-thi-cu-20251216072755702.htm






Komentar (0)