Kementerian Keuangan telah mengusulkan agar mulai 1 Januari 2025, orang pribadi/pemilik usaha dengan tunggakan pajak sebesar VND10 juta atau lebih selama lebih dari 120 hari akan ditangguhkan kepulangannya dari negara ini. Otoritas pajak akan memberi tahu wajib pajak secara elektronik.
Kementerian Keuangan sedang mencari komentar atas rancangan Peraturan Pemerintah yang merinci Pasal 9, Pasal 6 Undang-Undang yang mengubah dan melengkapi sejumlah pasal dari 7 undang-undang, khususnya tentang ambang batas utang pajak dan jangka waktu utang untuk kasus penangguhan sementara keluar dari negara tersebut; diharapkan berlaku mulai 1 Januari 2025.
Berdasarkan usulan Kementerian Keuangan, pebisnis perorangan dan pemilik bisnis yang memiliki tunggakan pajak sebesar 10 juta VND atau lebih selama lebih dari 120 hari akan ditangguhkan sementara keluarnya dari negara ini.
Bagi badan usaha/koperasi/gabungan koperasi yang terpaksa melaksanakan keputusan tata usaha perpajakan dengan tunggakan pajak sebesar Rp100.000.000.000 atau lebih selama lebih dari 120 hari, kuasa hukumnya akan dikenakan sanksi pemberhentian sementara dari ke luar negeri.
Khusus untuk wajib pajak yang berstatus perorangan/pelaku usaha, badan hukum/persekutuan koperasi/serikat buruh yang tidak lagi beraktivitas di alamat terdaftar, maka akan dilakukan penangguhan sementara.
Otoritas pajak akan memberitahukan wajib pajak tentang penangguhan keluar sementara melalui cara elektronik.
Apabila pemberitahuan tidak dapat dikirimkan secara elektronik atau wajib pajak tidak lagi aktif di alamat terdaftar, maka pemberitahuan akan dicantumkan pada situs web otoritas pajak.
Setelah 30 hari sejak tanggal pemberitahuan kepada wajib pajak tentang penerapan tindakan penangguhan keluar sementara, jika wajib pajak belum memenuhi kewajiban pembayaran pajaknya, otoritas pajak harus mengirimkan dokumen penangguhan keluar sementara kepada otoritas imigrasi untuk dilaksanakan.
Pada awal Oktober 2024, Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan Surat Edaran Nomor 4216 kepada Direktorat Jenderal Pajak tentang Pengelolaan dan Penagihan Utang Pajak, yang mewajibkan penerapan tindakan pemaksaan secara langsung (termasuk penangguhan sementara pembayaran pajak) bagi wajib pajak yang jangka waktunya lebih dari 90 hari.
Dalam rancangan Peraturan Menteri Keuangan ini, Kementerian Keuangan telah menambah jangka waktu pembayaran utang menjadi 120 hari dengan tujuan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan meningkatkan efisiensi penagihan utang pajak.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak, selama 9 bulan pertama tahun 2024, terdapat 21.366 kasus penghentian sementara pengeluaran oleh otoritas pajak; rata-rata setiap bulan terdapat 2.374 kasus penghentian sementara pengeluaran yang disebabkan oleh tunggakan pajak.
Sejak awal tahun 2023 sampai dengan akhir September 2024, Otoritas Pajak telah menerbitkan 23.747 Surat Pemberitahuan Penangguhan Sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak dengan tunggakan pajak sebesar Rp50,665 miliar dan telah melakukan penagihan sebesar Rp1,844 miliar kepada 2.873 Wajib Pajak yang dikenakan penangguhan sementara penerimaan negara bukan pajak.
Pada tahun 2023, otoritas pajak mengumumkan penangguhan sementara keluar untuk 2.411 kasus dengan total utang pajak sebesar VND 6.719 miliar.
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/de-xuat-tam-hoan-xuat-canh-voi-ca-nhan-no-thue-qua-han-tu-10-trieu-dong-2349620.html






Komentar (0)