Tema utama seminar ini adalah pertanyaan: "Bagaimana desain interior Vietnam dapat mendefinisikan identitas uniknya sendiri di era integrasi?" Banyak tren utama yang dianalisis, termasuk: personalisasi ruang hidup, arsitektur hijau, produk berkelanjutan, dan penghormatan terhadap warisan dan seni tradisional. Menurut para pembicara, desain interior modern bukan lagi sekadar dekorasi, tetapi ruang yang menghubungkan manusia, lingkungan, dan budaya.

Arsitek Le Truong, Presiden Asosiasi Desain Interior Vietnam, percaya bahwa ini adalah "peluang emas" bagi desain interior Vietnam untuk bertransformasi, berkat dinamisme generasi desainer muda, kebangkitan merek domestik, dan meningkatnya permintaan akan pengalaman yang khas. Namun, ia juga secara jujur menyatakan bahwa industri ini masih kekurangan ekosistem yang terhubung, bahasa desain, dan mekanisme untuk mendukung pengembangan merek internasional.
Dr. Phan Dang Son, Presiden Asosiasi Arsitek Vietnam, menekankan peran teori, analisis kritis, dan pelatihan. Beliau memperingatkan risiko kehilangan identitas jika tren global diadopsi tanpa selektivitas.

Dari perspektif internasional, Gemma Riberti – Direktur Desain Interior di perusahaan peramalan tren yang berbasis di Inggris, WGSN – berpendapat bahwa desain tidak hanya perlu beradaptasi tetapi juga mendengarkan, mencerminkan kemanusiaan dan budaya. Menurutnya, ruang ideal harus memiliki tiga elemen: keindahan, keberlanjutan, dan kedalaman budaya.
Para pembicara juga sepakat bahwa pemahaman tentang identitas budaya dalam desain di Vietnam masih belum konsisten; dan pelatihan serta kerja teoretis di industri desain interior dan arsitektur masih kurang memadai. Dalam konteks ini, peluncuran Trend 26+ – sebuah publikasi khusus tentang tren desain interior dan arsitektur, yang disponsori secara profesional oleh Asosiasi Arsitek Vietnam – diharapkan dapat menandai pergeseran dari penerimaan pasif ke penciptaan proaktif tren desain interior Vietnam.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/dinh-hinh-ban-sac-noi-that-viet-trong-thoi-hoi-nhap-post798458.html






Komentar (0)