
Papan indeks pasar saham di Tokyo, Jepang. Foto: Kyodo/VNA
Di Tokyo, Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,3% menjadi 49.512,28 poin. Di Tiongkok, indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,7% menjadi 25.421,78 poin, sementara indeks Shanghai Composite naik 1,2% menjadi 3.870,28 poin. Saham di Seoul, Manila, dan Jakarta juga mengalami kenaikan. Sebaliknya, saham di Sydney, Singapura, Taipei, Mumbai, Wellington, dan Bangkok mengalami penurunan.
Data penggajian non- pertanian yang dirilis oleh AS pada 16 Desember menunjukkan bahwa tingkat pengangguran pada November 2025 naik menjadi 4,6%, level tertinggi dalam empat tahun, memperkuat pandangan bahwa pasar tenaga kerja sedang melambat. Namun, para analis percaya bahwa angka-angka ini tidak cukup untuk mengubah sikap Federal Reserve AS (Fed).
Menurut Bloomberg, pasar saat ini bertaruh pada peluang 20% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada Januari 2026. Para pejabat Fed juga telah memberi sinyal bahwa penurunan biaya pinjaman tidak mungkin terjadi pada pertemuan keempat berturut-turut mereka. Sentimen di bursa saham belakangan ini lesu, ditambah dengan kekhawatiran tentang valuasi saham teknologi dan efektivitas sebenarnya dari pengeluaran besar-besaran untuk kecerdasan buatan (AI).
Taylor Nugent, ekonom senior di National Bank of Australia (NAB), mencatat bahwa sedikit peningkatan angka pengangguran menjawab kekhawatiran The Fed tentang pasar tenaga kerja, tetapi itu tidak cukup untuk mendorong pelonggaran kebijakan dalam jangka pendek. Lonjakan lebih lanjut bulan depan akan diperlukan untuk secara signifikan mengubah kemungkinan penurunan suku bunga pada Januari 2026.
Di pasar mata uang, yen Jepang terus menguat terhadap dolar AS menjelang ekspektasi bahwa Bank Sentral Jepang (BoJ) akan menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 30 tahun pada tanggal 19 Desember.
Yang perlu diperhatikan, rupee India melonjak 1% setelah bank sentral melakukan intervensi di pasar. Mata uang tersebut pulih ke 89,9662 rupee per dolar AS, setelah sebelumnya mencapai titik terendah sepanjang masa di atas 91 rupee/USD karena kekhawatiran tentang defisit neraca transaksi berjalan dan arus keluar modal.
Di Vietnam, VN-Index turun 5,52 poin (0,33%) menjadi 1.673,66 poin, dan HNX-Index turun 1,96 poin (0,77%) menjadi 253,12 poin.
Sumber: https://baotintuc.vn/thi-truong-tien-te/don-doan-ve-lai-suat-cua-fed-chi-phoi-chung-khoan-chau-a-20251217161947862.htm






Komentar (0)