Persaingan untuk menerapkan Kecerdasan Buatan (AI) menciptakan tekanan signifikan pada infrastruktur pengolahan data. Hal ini dianggap sebagai pendorong pertumbuhan utama bagi pasar komputasi awan di Vietnam, yang diproyeksikan mencapai $1,5 miliar pada tahun 2030.
Infrastruktur cloud menarik investasi yang signifikan berkat AI.
Laporan terbaru dari Pusat Data dan Komputasi Awan Vietnam menunjukkan bahwa pasar cloud domestik mempertahankan momentum pertumbuhan yang mengesankan dengan rata-rata 16% per tahun. Pendorong utamanya berasal dari proses transformasi digital dan penetrasi AI yang luas ke dalam kehidupan bisnis.
Statistik menunjukkan bahwa hingga 93% bisnis di Vietnam telah menerapkan setidaknya satu alat AI dalam aktivitas operasional mereka, biasanya dalam komunikasi dan keterlibatan pelanggan.
Seiring kebutuhan bergeser dari pengujian ke penerapan massal, bisnis dipaksa untuk mencari platform AI Cloud yang mampu menyediakan sumber daya yang fleksibel, daripada menanggung investasi mahal pada infrastruktur perangkat keras individual.
Menyadari tren ini, perusahaan teknologi domestik secara agresif melakukan restrukturisasi untuk meraih peluang. Contoh utamanya adalah VNG, yang baru-baru ini mengumumkan strategi untuk menggabungkan divisi VNG Cloud dan GreenNode, mengkonsolidasikan semua kemampuan cloud tradisional dan infrastruktur cloud AI-nya ke dalam satu platform untuk mengoptimalkan sumber daya.

Bapak Kelly Wong, CEO VNG (Foto: Tri Tuc).
Terlepas dari potensi pasar yang sangat besar, mengimplementasikan AI ke dalam bisnis jauh dari sederhana. Kelly Wong, CEO VNG, percaya bahwa tantangan saat ini bukan terletak pada teknologi itu sendiri, tetapi pada memastikan operasi yang stabil dan manajemen risiko. Dia menunjukkan tiga "hambatan" utama yang harus diatasi bisnis selama transformasi ini.
Pertama, ada tantangan ketersediaan data, khususnya apakah data tersebut terpusat dan cukup besar untuk melatih AI, dan siapa yang mengendalikannya. Selanjutnya, ada hambatan proses, karena metode operasional yang sudah mengakar perlu direstrukturisasi untuk beradaptasi dengan lanskap teknologi baru. Kesulitan terakhir terletak pada unsur manusia: bagaimana memastikan tenaga kerja tidak hanya tahu cara menggunakan alat-alat tersebut tetapi juga memahami dampak dan sisi negatif AI untuk mengelola risiko secara efektif.
Tren investasi pada infrastruktur digital "hijau".
Di tingkat regional, AI Cloud menjadi tujuan yang menarik bagi investasi asing. Pada paruh pertama tahun 2024 saja, Asia Tenggara menarik investasi infrastruktur AI lebih dari $30 miliar. Menurut perkiraan Boston Consulting Group (BCG), AI dan GenAI (AI yang dihasilkan) dapat memberikan kontribusi sekitar $120 miliar terhadap PDB kelompok ASEAN-6 pada tahun 2027.
Namun, ledakan ini juga memberikan tekanan signifikan pada konsumsi energi. Pelatihan dan pengoperasian model AI mengonsumsi listrik dalam jumlah besar, memaksa penyedia infrastruktur untuk mengatasi tantangan pembangunan berkelanjutan.
Tren saat ini menunjukkan bahwa bisnis memprioritaskan mitra pusat data yang memenuhi kriteria ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola). Hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan ganda: memastikan kinerja pemrosesan dengan biaya yang wajar sekaligus meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Para ahli percaya bahwa pasar AI Cloud di Vietnam masih memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan. Bisnis domestik yang secara proaktif memperluas kemampuan infrastruktur mereka tidak hanya mendiversifikasi pilihan pasar tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan pada platform asing di era digital.
Sumber: https://dantri.com.vn/kinh-doanh/doanh-nghiep-viet-san-sang-ung-dung-ai-thuc-day-nganh-cloud-dat-15-ty-usd-20251217084701004.htm






Komentar (0)