Setiap bulan, tepat sekali, Pak Tuan mengayuh sepeda tuanya, menyusuri rute yang sudah dikenalnya menuju Perpustakaan Provinsi. Kakinya memang sudah tak lagi sehat dan utuh, tetapi setiap putaran sepedanya masih penuh tekad seperti ketika ia masih muda dan harus melawan bom dan peluru. Rambutnya sudah memutih, tubuhnya kurus, tetapi matanya selalu berbinar-binar penuh semangat seperti anak muda yang baru pertama kali menemukan harta karun pengetahuan. Setiap kali datang, ia meminjam sekitar 10 buku, kebanyakan buku tentang perang perlawanan, sejarah tanah air dan negaranya.
"Bapak Tuan adalah pembaca kami yang paling istimewa. Selama lebih dari 15 tahun, beliau datang setiap bulan, meminjam sekitar 10 buku, dan selalu mengembalikannya tepat waktu, tidak pernah terlambat," ujar Ibu Hoang Le Nga, petugas Departemen Urusan Pembaca, Perpustakaan Provinsi, dengan nada haru.
![]() |
| Sebulan sekali, Bapak Truong Van Tuan rutin bersepeda ke Perpustakaan Provinsi untuk meminjam buku - Foto: TA |
Bapak Truong Van Tuan (lahir tahun 1942), dari Provinsi Quang Nam Lama, saat ini tinggal di Quarter 3, Distrik Nam Dong Ha. Di usianya yang ke-83, beliau masih lincah, tatapan matanya masih tajam ketika berhenti di depan rak-rak buku tentang perang perlawanan dan sejarah tanah airnya. Mantan prajurit pasukan khusus ini telah membaca ratusan buku dan ingatannya sungguh tajam. "Yang paling mengesankan adalah ingatannya. Kami memberinya buku, ia hanya perlu melihat sampulnya untuk mengingat buku mana yang sudah ia baca dan mana yang belum. Ia membaca buku-buku tentang perang, tentang para martir heroik dengan sangat saksama, seolah-olah ia sedang menemukan kembali hidupnya sendiri, menemukan kembali rekan-rekan lamanya. Semangat dan disiplinnya saat membaca buku membuat kami sangat berterima kasih," ungkap Ibu Nga.
Melihat sosoknya yang bungkuk di samping sepeda tuanya, hanya sedikit orang yang tahu bahwa veteran ini dulunya adalah seorang prajurit pasukan khusus, yang telah berjuang keras selama bertahun-tahun. Dalam pertempuran sengit, ia terluka parah dan kehilangan satu kakinya. Sepeda yang masih ia gunakan untuk pergi ke perpustakaan setiap bulan adalah hadiah istimewa yang diberikan Komando Militer Provinsi Quang Nam kepadanya bertahun-tahun yang lalu.
Sepedanya telah pudar seiring waktu, kakinya pun tak lagi prima, tetapi langkahnya selalu mantap, seolah setiap belokan membawa optimisme abadi. Bagi Ibu Nga dan banyak staf Perpustakaan Provinsi, Tuan Tuan bukan hanya pembaca setia, tetapi juga teladan gemilang. "Setiap kali kami melihat sosoknya yang bungkuk berjalan memasuki perpustakaan, kami sangat tersentuh. Kecintaannya pada membaca menginspirasi anak muda seperti kami," ujar Ibu Nga.
Kisah Tuan Tuan semakin lengkap ketika mengisahkan istrinya yang berbudi luhur, seorang prajurit wanita yang setia, yang dipenjara selama 10 tahun di penjara Con Dao. Dua kehidupan, dua takdir, satu keyakinan pada cita-cita revolusioner. Tahun-tahun perang telah lama berlalu, kakek-nenek telah memasuki usia senja, tetapi kenangan heroik masih membekas di mata mereka. Mereka yang telah melewati api dan peluru, telah melihat rekan-rekan mereka terbaring di medan perang, dan kini, mereka dapat menghidupkan kembali kenangan masa itu melalui setiap halaman buku.
“Saya membaca buku untuk lebih memahami kehidupan, untuk merasa bahwa saya masih berpikiran jernih dan masih mampu belajar. Setiap bulan, pergi ke perpustakaan, memilih setiap buku, membalik setiap halaman, saya merasa sangat bahagia. Buku membantu saya mengingat kenangan masa perang, mengingatkan saya untuk menghargai apa yang saya miliki, dan merasa bahwa usia tua masih bermakna. Bagi saya, membaca buku adalah kebahagiaan sederhana, tetapi yang terpenting adalah menjaga semangat saya tetap menyala dan hati saya tetap berdebar setiap kali membacanya,” ungkap Tuan.
Di ruang tenang Perpustakaan Provinsi, terbayang sosok Tuan Tuan yang duduk membolak-balik halaman buku perlahan, seolah waktu telah berhenti baginya. Selama lebih dari 15 tahun tanpa libur sebulan, Tuan Tuan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perpustakaan. Dalam dirinya, orang-orang melihat tekad generasi yang telah melewati masa perang, kegigihan seorang prajurit tua yang tak pernah berhenti belajar, dan keindahan pengetahuan yang sunyi ketika dihargai dengan cinta yang tulus.
"Melihatnya, saya merasa pekerjaan saya lebih bermakna. Pembaca seperti beliaulah yang menjadikan perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku, tetapi juga tempat menyimpan kisah-kisah indah. Pak Tuan bukan sekadar pembaca, beliau adalah sebuah kisah, sebuah pelajaran, sumber inspirasi yang beruntung dapat dilestarikan oleh Perpustakaan Provinsi dari masa ke masa," tambah Ibu Nga.
Ketenangan Pikiran
Sumber: https://baoquangtri.vn/van-hoa/202511/doc-gia-dac-biet-f5a586c/







Komentar (0)