Membaca buku di era digital

Di era teknologi 4.0, membaca tak lagi dibatasi ruang dan waktu. Dengan pesatnya perkembangan perangkat digital serta aplikasi membaca dan mendengarkan, perjalanan setiap orang untuk memperoleh pengetahuan menjadi lebih fleksibel, praktis, dan personal dari sebelumnya.

Di tengah gelombang teknologi, buku menjadi solusi efektif untuk membantu lansia mengakses pengetahuan tanpa harus membaca setiap baris di halaman. Tak lagi terbatas oleh penglihatan, banyak lansia kini menggunakan buku audio, yang praktis dan familiar, membantu mereka mempertahankan kebiasaan membaca dengan cara mereka sendiri.

Ibu Nguyen Thi Tien, 69 tahun, yang tinggal di distrik Lao Cai adalah salah satunya. Ia sudah lama gemar membaca, tetapi seiring bertambahnya usia, penglihatannya semakin memburuk, sehingga sulit membalik halaman. Alih-alih menghentikan kebiasaan membaca, ia menemukan solusi untuk mendengarkan buku audio melalui aplikasi ponsel.

"Saya rutin menggunakan buku audio setiap hari. Saat bersiap tidur, mengerjakan pekerjaan rumah, atau bahkan berjalan-jalan, saya tetap bisa mendengarkan buku dan menyerap ilmu. Berkat itu, saya tidak perlu berhenti membaca," ujar Ibu Tien.

Dulu, mencari buku atau dokumen penelitian khusus mengharuskan pembaca pergi ke perpustakaan dan membolak-balik setiap rak. Namun, kini, hanya dengan beberapa ketukan di ponsel pintar, koleksi perpustakaan yang melimpah sudah ada di depan mata. Transformasi digital yang pesat di Perpustakaan Provinsi Lao Cai menciptakan langkah maju yang besar, mendekatkan pengetahuan kepada masyarakat, terutama generasi muda.

Le Hoang Mai, seorang siswa di SMA Cam Duong, berbagi pengalamannya: “Membaca buku melalui platform perpustakaan digital membantu saya mengakses koleksi dokumen yang sangat banyak. Saya dapat mencari buku dan materi referensi langsung di ponsel untuk membantu belajar saya, sangat praktis dan efektif.”

Di balik kemudahan itu terdapat usaha keras staf perpustakaan dalam memodernisasi perpustakaan tradisional.

Bapak Lin Thanh Tuan, petugas Perpustakaan Provinsi Lao Cai, mengatakan: “Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah menggalakkan pembangunan basis data perpustakaan digital, dengan lebih dari 35.000 halaman dokumen didigitalkan setiap tahun. Hal ini tidak hanya mendukung penelitian daring, tetapi juga merupakan cara untuk melestarikan dan menjaga dokumen-dokumen lokal yang berharga.”

Inovasi ini menciptakan langkah maju baru dalam cara masyarakat Lao Cai menerima pengetahuan, sekaligus berkontribusi terhadap pengembangan budaya membaca, yang merupakan salah satu fondasi penting masyarakat pembelajar modern.

Faktanya, meskipun pendekatannya telah berubah, semangat dan nilai membaca tetap sama. Baik buku cetak maupun buku digital, membaca tetap menjadi kunci universal yang membuka dunia pengetahuan, membantu orang memperkaya pemikiran, memperluas wawasan, dan memupuk kehidupan spiritual yang kaya.

Membaca di era 4.0 bukan hanya aktivitas pribadi, tetapi juga perwujudan adaptasi yang fleksibel terhadap teknologi. Oleh karena itu, setiap orang dituntut untuk mampu memilih, mengelola informasi, dan membentuk kebiasaan membaca selektif di tengah lautan informasi multidimensi.

Dalam kehidupan modern, mempertahankan kebiasaan membaca dalam bentuk apa pun merupakan cara untuk menciptakan ruang tenang bagi diri sendiri, ruang privat untuk berefleksi dan berkembang. Yang penting adalah setiap orang menemukan cara membaca yang sesuai dengan kondisi dan minatnya, sehingga budaya membaca tidak hanya terpelihara, tetapi juga terus menyebar di masyarakat.

Sumber: https://baolaocai.vn/doc-sach-thoi-dai-so-post648882.html