Bapak Yoon mengatakan pakta tersebut bertujuan untuk melindungi rahasia militer dan membantu "mengoperasikan rantai pasokan industri pertahanan dengan lancar". Kanselir Scholz mendesak Korea Selatan untuk berinvestasi di industri cip Jerman setelah bertemu dengan Presiden Yoon di Seoul. Bapak Scholz juga mengunjungi Zona Demiliterisasi di Semenanjung Korea.
Kanselir Jerman Olaf Scholz melakukan kunjungan resmi ke Korea Selatan. Foto: DPA
Bapak Scholz mengatakan uji coba rudal dan balistik Korea Utara merupakan tanda bahwa "situasi masih berbahaya" di Semenanjung Korea. Ia mendesak Pyongyang untuk menghentikan uji coba tersebut.
Bapak Scholz tiba di Korea Selatan pada hari Minggu, setelah menghadiri KTT G7 di Hiroshima, Jepang. Beliau juga merupakan Kanselir Jerman pertama yang mengunjungi ibu kota Korea Selatan untuk pertemuan bilateral dalam 30 tahun.
Tantangan keamanan di Indo- Pasifik , perubahan iklim, dan konflik Rusia-Ukraina ada dalam agenda kedua pemimpin.
Hubungan ekonomi juga dikatakan menjadi fokus utama kunjungan tersebut, karena Jerman berupaya mengurangi ketergantungan ekonominya pada China dan memperluas hubungan dengan negara-negara Asia lainnya.
Bapak Scholz mengatakan ia berharap Korea Selatan akan berinvestasi di negaranya untuk memproduksi cip. Ia menambahkan bahwa kedua negara akan berupaya meningkatkan hubungan perdagangan, terutama di bidang teknologi tinggi dan energi bersih.
Korea Selatan adalah ekonomi terbesar keempat di Asia setelah Tiongkok, Jepang, dan India. Bapak Yoon juga bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di acara G7 di Hiroshima minggu lalu.
"Saya berharap Korea Selatan dan Jerman akan semakin memperluas kerja sama bilateral dan menatap masa depan, serta memperkuat solidaritas untuk perdamaian dan kesejahteraan Eropa dan Asia," ujar Bapak Yoon dalam pidato sambutannya kepada Bapak Scholz.
Kanselir Jerman juga mengunjungi zona demiliterisasi (DMZ) yang membelah Semenanjung Korea. Ia mengatakan kunjungan ke perbatasan tersebut sangat penting dan emosional, karena Jerman juga pernah terbagi dari tahun 1949 hingga 1990.
Hoang Nam (menurut DW)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)