
Markas Parlemen Eropa (EP) di Brussels, Belgia. (Foto: Europa.eu)
Aturan baru tersebut, yang merupakan bagian dari revisi peraturan keselamatan mainan Uni Eropa , akan mengirimkan pesan bahwa keselamatan "tidak bisa dibiarkan begitu saja," menurut rancangan undang-undang yang diajukan oleh anggota parlemen Jerman, Marion Walsmann. Aturan tersebut akan melarang penggunaan PFAS secara sengaja, beserta bentuk bisfenol yang paling berbahaya (zat aditif kimia yang digunakan untuk membuat plastik keras dan plastik antilengket).
Sebelum produk dapat dipasarkan, produsen harus melakukan penilaian keamanan komprehensif terhadap risiko kimia, fisik, mekanis, dan listrik. Masa transisi ini dirancang untuk memberi waktu bagi bisnis menyesuaikan proses produksi mereka. Uni Eropa berharap pengetatan peraturan akan mengurangi jumlah mainan berbahaya melalui penegakan hukum yang ketat dan kontrol bea cukai yang lebih efektif.
Berdasarkan aturan baru, semua mainan harus memiliki "paspor produk digital" yang terlihat jelas dan menyatakan bahwa mainan tersebut memenuhi semua standar keamanan. Ini merupakan salah satu dari beberapa langkah yang dirancang untuk mengakomodasi pertumbuhan e-commerce, termasuk barang-barang dari luar Uni Eropa.
Anggota Parlemen Eropa Marion Walsmann mengatakan aturan baru tersebut, dengan pedoman yang jelas dan ketentuan transisi yang sesuai, akan membantu perusahaan merencanakan produksi yang bertanggung jawab sekaligus memastikan anak-anak bermain dengan aman. Aturan baru ini merupakan hasil kesepakatan yang dicapai pada bulan April antara Parlemen Eropa, Komisi Eropa, dan Negara-negara Anggota, yang memperbarui arahan keselamatan mainan tahun 2009.
PFAS adalah kelompok bahan kimia yang sangat persisten, anti air, dan anti lengket yang telah banyak digunakan dalam industri sejak pertengahan abad ke-20. Namun, menurut Badan Kimia Eropa (ECHA), kelompok zat ini secara rutin mencemari air dan tanah, dan penggunaannya semakin diperketat secara global karena risikonya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
VNA






Komentar (0)