Memulai usaha merupakan impian dan cita-cita banyak orang, terutama GenZ (mereka yang lahir antara tahun 1997 sampai dengan 2012), mereka bisa saja mahasiswa, lulusan baru, maupun mereka yang baru bekerja beberapa tahun.
Banyak GenZ dengan modal kecil (50 juta VND) berpikir untuk membuka toko minuman karena bidang ini mudah dijalani, mudah mengikuti tren dan cepat menghasilkan keuntungan.
Namun, menurut Bapak Nguyen Thai Binh , pakar industri makanan dan minuman (F&B) sekaligus Direktur Concepts Academy (VCS), "Bagi generasi muda yang belum banyak pengalaman, memulai bisnis minuman dengan modal 50 juta VND boleh saja, tetapi sebaiknya jangan langsung membuka toko."
Karena 50 juta VND cukup untuk memulai bisnis di industri F&B, tetapi tidak cukup sumber daya untuk "membuka toko". Membuka toko berarti menghadapi 5 risiko sekaligus: tempat, peralatan, sumber daya manusia, produk, dan arus kas. Memulai bisnis di F&B berarti memulai dengan model ramping, menguji pasar, belajar dari data nyata, lalu berekspansi.
“50 juta VND tidak cukup untuk membuka toko, tetapi cukup untuk membangun platform pemikiran dan model pengujian,” tegas pakar tersebut.

Para ahli mengatakan bahwa dengan 50 juta VND sulit untuk membuka toko minuman. (Foto ilustrasi)
Selain itu, Bapak Binh juga menyarankan model kuliner yang tepat untuk memulai bisnis minuman adalah gerobak atau kios makanan siap saji di area perkantoran atau sekolah. Model kedua adalah berjualan melalui Aplikasi Makanan (GrabFood, ShopeeFood) untuk menghemat biaya investasi dan biaya sewa restoran.
"Beberapa orang bisa membuka toko langsung di apartemen mereka, lalu menjualnya kepada penghuni, dan kemudian mengembangkannya menjadi toko. Membuka toko dengan model ramping untuk dibawa pulang seluas 20-40 meter persegi akan membutuhkan investasi dan persiapan modal sebesar 200-300 juta VND," ujar pakar tersebut.
Pak Binh juga yakin bahwa jika kita tahu cara memanfaatkan platform media sosial (Facebook, TikTok, Instagram) dengan baik, ini akan menjadi lahan bisnis yang baik. Karena saat ini, anak muda terkadang tidak membeli produk karena murah, tetapi karena perasaan. Sebuah minuman bisa viral jika memiliki cerita, visual (desain), dan getaran (energi, emosi).
"Anak muda selalu ingin kreatif dan inovatif dalam pengalaman minum mereka. Hanya dengan video 15 detik di TikTok, resep khas (yang dipersonalisasi), atau sudut kecil yang penuh kepribadian, Anda dapat menjual puluhan atau ratusan minuman sehari tanpa perlu repot. Selain itu, Aplikasi Makanan juga merupakan saluran akses pelanggan yang baik bagi wirausahawan pemula, mereka dapat dengan mudah mengelola, mengoperasikan, dan mengontrol pesanan," ujar analis tersebut.
Namun di samping peluang, GenZ juga menghadapi beberapa tantangan saat memulai usaha, seperti: Berpikir secara emosional, dalam hal ini membuka usaha karena suka, tanpa melakukan uji pasar terlebih dahulu; Ingin menjadi bos sejak dini, tetapi lupa bahwa menjadi bos F&B adalah pekerjaan pelayanan, bukan menjadi "bos".
Selain itu, kemampuan membuat hidangan merupakan syarat wajib karena pelanggan harus dapat menikmatinya sebelum membayar. Khususnya, setiap orang juga harus tahu cara mengoperasikan restoran, memahami prosesnya, membaca laporan laba rugi (P&L), memahami biaya, inventaris, laba bersih, dan titik impas . "Kurangnya pemahaman tentang biaya dan arus kas akan menyebabkan banyak orang kehilangan modal karena mereka tidak tahu cara mempertahankan margin keuntungan," Bapak Binh memperingatkan.
Tekanan merek dan kebiasaan konsumen juga merupakan tantangan besar. Anak muda suka mencoba, tetapi tidak loyal jika produknya tidak benar-benar berbeda.
Oleh karena itu, pakar menyarankan agar sebelum membuka toko, GenZ sebaiknya menjalani "pemilik toko pura-pura" selama 3 bulan, yang meliputi: Membuat minuman sendiri, menjual minuman sendiri, mencatat umpan balik pelanggan; Menghitung biaya, keuntungan, dan kerugian per gelas; Belajar cara mengiklankan produk di aplikasi, memproses pesanan, dan melayani pelanggan.
"50 juta VND bukanlah jumlah yang kecil. Generasi Z seharusnya menggunakannya untuk membeli pengalaman nyata, alih-alih membeli lokasi yang bagus. Memulai bisnis F&B seharusnya tidak dimulai dengan membuka toko, tetapi harus dimulai dengan pola pikir operasional yang ramping dan pemahaman yang mendalam tentang pelanggan," saran Bapak Binh.
Sumber: https://vtcnews.vn/genz-co-50-trieu-dong-mo-quan-ban-do-uong-duoc-khong-ar984424.html






Komentar (0)