Harga kakao mencapai rekor tertinggi baru

Menutup sesi perdagangan kemarin, harga kakao meningkat tajam hampir 7%, menetapkan puncak historis baru.

Menurut Bursa Komoditas Vietnam (MXV), pasar bahan baku dunia terbagi dalam sesi perdagangan kemarin (18 Desember). Kelompok bahan baku industri memimpin pertumbuhan pasar secara keseluruhan, terutama kakao dengan harga yang melonjak hampir 7%, mencapai rekor tertinggi baru dalam sejarah. Selain itu, kelompok energi juga menguat dengan harga 4 dari 5 komoditas yang naik secara bersamaan. Pada penutupan perdagangan, daya beli mendominasi, mendorong Indeks MXV naik tipis 0,06% menjadi 2.202 poin.

Thị trường hàng hóa hôm nay 19/12: Giá ca cao lập đỉnh lịch sử mới

Indeks MXV

Tekanan jual mendominasi pasar bahan baku industri

Menutup sesi perdagangan kemarin, warna merah mendominasi daftar harga bahan baku industri. Berlawanan dengan tren umum grup, fokus perhatian tertuju pada kakao ketika harga komoditas ini meningkat tajam hampir 7%, mencapai rekor tertinggi baru. Alasan utama tingginya harga kakao yang berkelanjutan adalah karena wilayah produksinya, yang memasok sekitar 3/4 produksi dunia, yaitu Afrika Barat, menghadapi kondisi cuaca yang tidak menguntungkan dan pasokan menjadi langka. Selain itu, para spekulan meningkatkan pembelian di akhir tahun, yang membuat situasi semakin tegang.

Daftar harga bahan baku industri

Di Pantai Gading, para petani di sebagian besar wilayah penghasil kakao khawatir bahwa kurangnya hujan dan cuaca panas telah menghambat perkembangan tanaman utama (Oktober hingga Maret). Tahun ini, musim kemarau datang lebih awal dari biasanya, dimulai pada bulan November, sehingga kekhawatiran akan kekeringan yang dapat mengurangi produksi semakin meningkat.

Sebelumnya, baik koperasi, pembeli, maupun agen pembelian menyatakan bahwa sebagian besar panen raya telah selesai pada bulan November dan kekurangan tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga Februari atau Maret. Sementara itu, eksportir multinasional mengkhawatirkan risiko gagal bayar kontrak karena mereka memperkirakan pasokan dari petani tidak akan cukup untuk memenuhi permintaan, atau bahkan berkurang dalam beberapa bulan mendatang akibat gagal panen.

Dalam hal volume ekspor, konsultan StoneX memperkirakan bahwa kedatangan kakao pada tahun panen 2024-2025 di Pantai Gading akan meningkat lebih dari 30% dibandingkan periode yang sama musim lalu, tetapi akan menurun 10% hingga 28% dibandingkan periode yang sama pada empat musim sebelumnya. Hal ini, ditambah dengan produksi yang buruk di Ghana, produsen kakao terbesar kedua di dunia dalam beberapa musim terakhir, telah mendorong stok di Bursa ICE-US turun hingga lebih dari 1,4 juta karung, rekor terendah sepanjang masa.

Harga kedua komoditas kopi tersebut mengalami divergensi akibat informasi fundamental yang saling bertentangan. Secara spesifik, harga kopi Arabika naik 2,37% sementara harga kopi Robusta turun 0,56% dibandingkan harga acuan.

Kekhawatiran akan kurangnya hujan di Brasil mendorong kenaikan harga. Badan Meteorologi Somar menyatakan bahwa Minas Gerais, negara bagian penghasil Arabika terbesar di Brasil, hanya menerima 35,2 mm hujan minggu lalu, 65% dari rata-rata historis. Ini berarti wilayah penghasil kopi utama Brasil telah mengalami curah hujan rendah secara konsisten sejak April, yang dapat menghambat perkembangan panen 2025-2026, yang mengakibatkan prospek pasokan yang buruk.

Pasar energi bereaksi beragam terhadap keputusan Fed

Harga minyak mentah berfluktuasi kemarin, karena pasar bereaksi beragam terhadap keputusan penyesuaian suku bunga Federal Reserve AS dan data persediaan minyak mentah AS.

Daftar harga energi

Harga minyak mentah WTI naik 0,71% menjadi 70,58 USD/barel, sementara harga minyak mentah Brent naik 0,27% menjadi 73,39 USD/barel.

Dalam laporan minyak dan gas mingguannya, Badan Informasi Energi AS (EIA) menyatakan bahwa persediaan minyak mentah komersial di negara tersebut turun 934.000 barel dibandingkan minggu sebelumnya menjadi hampir 421 juta barel. Penurunan persediaan yang dilaporkan EIA ini lebih kecil daripada penurunan 4,7 juta barel yang diumumkan oleh American Petroleum Institute sehari sebelumnya, serta penurunan 1,6 juta barel yang diperkirakan oleh para analis. Namun, informasi ini juga berdampak "bullish" terhadap harga minyak kemarin.

Penundaan Kazakhstan dalam meningkatkan produksi juga turut menopang harga minyak. Kazakhstan menyatakan akan mematuhi kuota yang ditetapkan OPEC+ dan menunda rencana peningkatan produksi minyak sebesar 190.000 barel/hari pada tahun 2025.

Pada rapat kebijakan bulan Desember, The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,25% hingga 4,5%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, The Fed juga mengisyaratkan akan memperlambat laju penurunan suku bunga pada tahun 2025, setelah tingkat pengangguran AS relatif stabil dan inflasi belum banyak membaik akhir-akhir ini. Para pembuat kebijakan The Fed memperkirakan hanya akan ada dua kali penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin tahun depan. Keputusan The Fed tersebut membuat dolar AS melonjak ke level tertinggi sejak akhir 2022, membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli internasional dan menghambat kenaikan harga.

Harga beberapa barang lainnya